BPS Minta Data Pangan Diukur Lebih Objektif dan Akurat
Direktur Statistik Tanaman Pangan Hortikultura, dan Perkebunan BPS, Harmanto Bin Ashari Prawito, meminta kepada pemerintah untuk segera menyediakan data pangan atau beras yang lebih akurat. Menurutnya ini penting agar tidak lagi terjadi perbedaan data mengenai produksi beras.
Direktur Statistik Tanaman Pangan Hortikultura, dan Perkebunan BPS, Harmanto Bin Ashari Prawito, meminta kepada pemerintah untuk segera menyediakan data pangan atau beras yang lebih akurat. Menurutnya ini penting agar tidak lagi terjadi perbedaan data mengenai produksi beras.
"Data pangan atau beras di Indonesia itu era baru ini sudah saatnya untuk dilakukan agar lebih objektif. Artinya diukur secara lebih objektif dan untuk menjaga akurasi, untuk memberikan informasi kekinian," kata Harmanto dalam acara diskusi Impor Beras, Mengurai Polemik Data Produksi Beras, di Jakarta, Kamis (22/11).
-
Kapan BPS dibentuk? Sejarah BPS dimulai pada tahun 1960, ketika Biro Pusat Statistik didirikan.
-
Apa yang menjadi catatan BPS tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Apa tugas utama dari BPS? Tugas BPS adalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang statistik sesuai peraturan perundang-undangan.
-
Apa yang dimaksud dengan PBI BPJS? PBI BPJS merupakan bagian dari program pemerintah yang bertujuan untuk menanggung biaya iuran BPJS Kesehatan bagi individu atau kelompok yang memenuhi kriteria sebagai penerima bantuan.
-
Apa yang membaik di Sulawesi Utara berdasarkan rilis BPS? Kepala BPS Sulawesi Utara, Asim Saputra menjelaskan, daya beli petani di Sulawesi Utara membaik di Bulan Oktober 2023.
Harmanto menyatakan data ini menjadi penting, sebab pemerintah belum mampu memberikan data pangan yang jelas. Selama ini, data pangan yang dikeluarkan pemerintah selalu angka ramalan atau prediksi.
"Ketika Pak Presiden (Jokowi) rapat dengan kabinet selalu disediakannya seris data. Seris data yang dibuat dengan angka ramalan padahal dinamika pertanian itu sudah luar biasa," katanya.
"Karena apa dulu di era lalu dilakukannya kita tidak mampu memberikan data kekininan. Karenanya ketika 2018 itu angkanya masih ramalan diperoleh dari angka ramalan gitu ini kan gak banget. Gak kekinian banget," tambahnya.
Oleh karenanya, kata dia, sudah saatnya di era sekarang ini data pangan atau beras harus dikelola secara lebih akurat. Di samping itu, juga memerlukan penggunaan teknologi agar kecepatan akses data dapat diperoleh dengan mudah.
"Jadi tidak ada lagi jamannya berdasarkan (data pangan) diperoleh dari estimasi dari angka lamaran ya," pungkasnya.
Baca juga:
Isu Orde Baru, Prabowo-Sandi dan Kritik Kubu Jokowi
Cegah Penimbunan, Kemendag Siapkan Strategi Pantau Stok Pangan di Gudang
Pemerintah diminta gelontorkan stok beras stabilkan harga
Ewindo target jual 60 ton bibit kacang hijau unggul di 2019
Tekan impor gandum, Kementan kembangkan mie berbahan baku sagu