BUMN: Utang BUMN masih kecil walau ditambah Rp 43 triliun dari China
Utang BUMN sekitar 10,4 persen dari total utang luar negeri Indonesia.
Komisi VI DPR memanggil pejabat kementerian BUMN dan bos 3 bank pelat merah yakni BRI, BNI, dan Bank Mandiri membahas pinjaman dari China Development Bank CDB sebesar USD 3 miliar atau sekitar Rp 43 triliun.
Deputi Bidang Jasa Keuangan Kementerian BUMN Gatot Trihargo menuturkan, meski menarik utang dalam jumlah besar dari China, secara umum per Juli 2015 jumlah utang BUMN masih kecil.
-
Kapan Gedung De Javasche Bank diresmikan? Gedung De Javasche Bank ini diresmikan pada 30 Juli 1907, disusul dua kantor cabang lainnya pada 15 Januari 1908 dan 3 Februari 1908.
-
Kapan Ujung Kulon Janggan buka? Ujung Kulon Janggan dibuka mulai pukul 07.00 hingga 18.00.
-
Kenapa Bank Jatim ikut serta dalam misi dagang di Bengkulu? Sebagai salah satu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Jawa Timur, bankjatim berkomitmen akan selalu hadir dalam mendukung dan memberikan solusi bagi perkembangan UMKM.
-
Kapan BNI meluncurkan hibank? Silvano melanjutkan, perseroan meluncurkan hibank sebagai solusi untuk menggarap sektor UMKM yang lebih dinamis.
-
Bagaimana Gedung De Javasche Bank dibangun? Gedung ini dibangun pada tahun 1908 oleh seorang arsitek Belanda yang cukup tersohor bernama Eduard Cuypers bersama dua orang lainnya, Hulswit dan Fermos Gedung De Javasche Bank atau sekarang yang dikenal sebagai Bank Indonesia adalah bangunan warisan kolonial Belanda yang sampai sekarang masih berdiri kokoh di Kota Medan.
-
Kapan Alfred Budiman berhenti bekerja di bank? Saya kerja di bank itu sejak 2020 dan resign kemarin pada Mei 2023, karena dulu tiap bulan saya ada gaji yang masuk ke rekening. Nah kalau sekarang, saya justru harus nabung di tanggal gajian,” terangnya.
"Utang BUMN sekitar 10,4 persen dari total utang luar negeri Indonesia. Total utang perbankan sebesar 1,4 persen dari total utang luar negeri Indonesia," ujar Gatot di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (29/9).
Selain itu, kata dia, sejauh ini China merupakan pemberi utang yang relatif kecil. China berada di posisi kelima dari seluruh pemberi utang.
Gatot menjelaskan, pinjaman dari China ditujukan untuk memperlancar program infrastruktur dan orientasi pada ekspor. Pinjaman ini direalisasikan setelah kunjungan Presiden Jokowi ke China Maret 2015.
Dari pengakuannya, empat hari setelah kunjungan itu, Jokowi memberikan mandat kepada Menteri PPN/Kepala Bappenas Sofyan Djalil dan Menteri BUMN Rini Soemarno untuk melakukan tindak lanjut pinjaman ini.
"Setelah 3 kali kunjungan tindak lanjut pada Maret, Juni sampai September, akhirnya disepakati pemberian pinjaman kepada masing-masing bank sebesar USD 1 miliar," katanya.
Gatot memaparkan, pinjaman China ini merupakan pinjaman business to business. Komposisinya, 70 persen dalam bentuk dolar dan 30 persen dalam bentuk mata uang China (Reminbi atau Yuan).
(mdk/noe)