Dikritik utang semakin membengkak, pemerintah pede masih aman
Indonesia yang masuk menjadi investment grade diklaim pemerintah tanda pengelolaan utang semakin baik.
Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dinilai terlalu bergantung pada pinjaman atau utang untuk pembangunan infrastruktur. Hal tersebut membuat postur anggaran negara selalu mengalami defisit.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengaku utang yang saat ini mencapai Rp 2.023 triliun sudah dikelola dengan baik. Indikatornya ialah perekonomian Indonesia mulai membaik dan masuk ke dalam investment grade atau negara tujuan investasi.
-
Apa itu Hajat Uar? Hajat Uar tak sekedar pelaksanaan upacara adat, melainkan sebuah renungan akan pentingnya harmonisasi manusia dengan alam setelah terjadinya sebuah bencana alam.
-
Kapan patung kepala ular raksasa itu ditemukan? 'Kepala' ular raksasa warna-warni muncul dari bawah gedung fakultas hukum di salah satu universitas di Mexico City, Meksiko, setelah gempa mengguncang wilayah tersebut tahun lalu.
-
Di mana Uut Permatasari tinggal? Uut Permatasari memilih untuk tinggal di sebuah rumah kos. Keputusan ini diambil untuk mendukung tugas suaminya, Tri Goffarudin Pulungan di Bali.
-
Apa itu Umbut Rotan? Salah satu makanan tradisional khas suku Dayak yang unik itu adalah Umbut Rotan atau Juhu Umbut Rotan.
-
Kapan Raja Narasinga II memerintah? Dia memerintah sejak tahun 1473.
-
Kapan HUT Kodam Jaya diperingati? Setiap tanggal 24 Desember diperingati HUT Kodam Jaya.
"Mengukur utang itu sebaiknya terhadap GDP kita. Kalau dilihat dari GDP itu, utang kita dimanage dengan baik. Kalau tidak dimanage dengan baik, enggak mungkin kita masuk ke investment grade," ujar dia yang ditemui di kantornya, Jakarta, Senin (8/7).
Menurut Hatta, saat ini GDP Indonesia sedang mengalami peningkatan. Selain itu, pendapatan negara juga selalu mengalami peningkatan setiap tahun.
"Itu artinya kemampuan kita membayar utang juga jauh lebih baik, sekarang sekitar 23-24 persen dari GDP," tegas dia.
Hatta menambahkan walaupun utang meningkat tetapi rasio terhadap GDP mengalami penurunan. "Kan rasionya mengecil terus utangnya. Jadi peningkatan GDP kita jauh lebih meningkat, sehingga utang menurun terhadap rasio. Begitu mengukur utang," pungkas dia.
Sebelumnya, ketua Koalisi Anti Utang (KAU) Dani Setiawan menyatakan, sejak SBY berkuasa pada 2004, peningkatan utang luar negeri pemerintah mencapai Rp 724,22 triliun. Peningkatan ini signifikan lantaran pada 2004, utang pemerintah baru sebesar Rp 1,299 triliun.
"Rata-rata setiap warga Indonesia menanggung utang sekitar Rp 8,5 juta," kata Dani dalam diskusi kemandirian bangsa di Tebet, Jakarta.
(mdk/bmo)