Dilema Industri Tambang: Beri Kontribusi ke Pertumbuhan Ekonomi, tapi Sebabkan Kerusakan Lingkungan
Leonard lantas meminta pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka peka terhadap situasi tersebut.
Leonard mengibaratkan, meskipun industri tambang memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, namun ada ongkos yang harus dibayar akibat kerusakan lingkungan.
Dilema Industri Tambang: Beri Kontribusi ke Pertumbuhan Ekonomi, tapi Sebabkan Kerusakan Lingkungan
Dilema Industri Tambang: Beri Kontribusi ke Pertumbuhan Ekonomi, tapi Sebabkan Kerusakan Lingkungan
- Demi Pertumbuhan Ekonomi Nasional 8 Persen, Kemenperin Bakal Ambil Strategi Begini
- Waspada, Kebijakan Ini Bisa Ganggu Target Pertumbuhan Ekonomi di Era Prabowo-Gibran
- Ternyata Penggunaan Kemasan Rokok Polos Berpotensi Hilangkan Dampak Ekonomi hingga Rp182,2 Triliun
- Industri Tambang Tak Bikin Untung Masyarakat, Ini Buktinya
Country Director Greenpeace Indonesia, Leonard Simanjutak menilai sektor industri tambang menciptakan ilusi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Leonard mengibaratkan, meskipun industri tambang memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, namun ada ongkos yang harus dibayar akibat kerusakan lingkungan.
"Kalau kita bedah sumbangannya terhadap lapangan kerja Indonesia tidak terlalu besar. Tetapi, ada juga cost yang tersembunyi, bahwa ada degradasi lingkungan, konflik sosial, dan juga penurunan kualitas hidup di banyak tempat," ujarnya dalam sesi diskusi Industri Pertambangan vs Nasib Ekonomi Hijau Pemerintahan Prabowo-Gibran di Jakarta, Rabu (26/6).
“Hampir seluruh Daerah Aliran Sungai (DAS) kita sudah rusak, polusi dan sebagainya. Kita juga juara terus pencemaran udara," tegas Leonard.
Imbasnya, kegiatan industri tambang berdampak terhadap kerusakan lingkungan dan cuaca. Akibatnya bisa dilihat dari rangkaian bencana semial banjir, longsor, hujan, hingga kekeringan ekstrem.
merdeka.com
"Itu mendominasi. Rata-rata bencana meteorologis itu 95 persen mendominasi bencana di Indonesia, yang 5 persen geologis," imbuh Leonard.
Leonard lantas meminta pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka peka terhadap situasi tersebut. Sehingga bisa mencari alternatif pendapatan lain di luar sektor pertambangan.
Dia lantas menyarankan, pemerintah kabinet berikutnya memikirkan ulang visi ekonomi Indonesia. Dia tidak ingin negara terlalu mengejar pertumbuhan ekonomi tanpa memikirkan kelanjutan hidup lingkungan dan alam.
"Ekonomi kita menyebabkan emisi karbon, konsentrasi di udara tinggi. Ekonomi kita yang bikin polusi di sungai dan udara. Ekonomi kita juga menimbulkan degradasi lingkungan yang lain," pungkas dia.