Eks Bankir BUMN Resign Demi Hidup Tenang, Pilih Jadi Peternak Domba
Memiliki kenyamanan hidup dengan pendapatan tinggi, tak menjamin seseorang hidup tenang.
Memiliki kenyamanan hidup dengan pendapatan tinggi, tak menjadi alasan bagi seorang bankir untuk resign dari pekerjaannya demi menjadi seorang peternak. Keputusan yang berani ini, diambil setelah merenungkan tujuan hidup dan pentingnya memberi arti lebih dalam pada keseharian.
Kini, ia membuktikan pilihan hidup yang sesuai dengan hati mampu membawa kebahagiaan dan kesuksesan, meski harus dimulai dari nol di dunia yang sama sekali berbeda.
-
Mengapa Pilkada penting? Pilkada memberikan kesempatan kepada warga negara untuk mengekspresikan aspirasi mereka melalui pemilihan langsung, sehingga pemimpin yang terpilih benar-benar mewakili kehendak dan kebutuhan masyarakat setempat.
-
Kapan doa mimpi buruk dibaca? Doa mimpi buruk ini bisa dibaca ketika bangun tidur.
-
Kapan Tangkuban Perahu buka? TWA Gunung Tangkuban Parahu, dibuka setiap hari. TWA Gunung Tangkuban Perahu buka mulai pukul 07.00 pagi hingga 17.00 sore, dengan jam terakhir masuk pukul 16.00.
-
Kenapa Pemilu penting? Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
-
Apa yang dimaksud dengan perdamaian? Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), perdamaian berarti penghentian permusuhan, atau perihal damai.
-
Kapan doa minta hujan dibaca? Doa ini sangat dianjurkan untuk dibaca sebanyak mungkin saat musim kemarau, di mana intensitas hujan semakin berkurang bahkan tidak ada hujan sama sekali.
Melansir dari Youtube Pecah Telur, Surya, merintis sebuah usaha peternakan domba. Garum Farm yang berlokasi di Dusun Combong, Kelurahan Garum, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, Jawa Timur merupakan wujud pencapaian hidupnya.
Awalnya, Surya minat merintis usaha peternakan ini atas dasar keinginan almarhum sang ayah untuk kembali ke daerah dan memelihara hewan ternak. Sang ayah sering bercerita bahwa saat kecil dia pernah menjadi penggembala domba.
Gagasan untuk terjun ke dunia agribisnis, khususnya peternakan, sebenarnya berawal dari obrolan Bersama ayahnya tentang bagaimana mayoritas nabi adalah penggembala kambing atau domba. Pemikiran ini menginspirasinya, karena tidak mungkin para nabi memberikan contoh yang buruk.
Dia berharap selain mendapatkan manfaat bisnis, kami juga bisa memperoleh berkah dengan mengikuti sunnah Rasul. Minat ini semakin klop karena sejak kecil dia sudah senang dengan hewan. Dia bahkan dulu bercita-cita memiliki kebun binatang sendiri. Karena itulah, di tempatnya ini ada banyak hewan peliharaan lain seperti ikan dan iguana.
"Jadi yang kepikiran pertama itu almarhum ayah yang kepikiran untuk masuk ke agribusiness khususnya peternakan. Selain itu saya tanya, kenapa ya kok domba atau kambing? Karena dulu para nabi juga mayoritas itu atau kalau enggak bahkan semuanya itu pengembala kambing, penggembala domba. Masa sih nabi itu nyontoi yang jelek? Kan enggak mungkin," kata Surya dikutip Senin (13/1)
- Resign dari Bank BUMN, Pria Asal Banyuwangi Pilih Jadi Petani Buah Naga, Kini Hasilkan Cuan Rp180 Juta Setiap Panen
- Pemuda di Bogor Ini Pilih Resign dari Karyawan Bank Terkenal, Banting Setir Jualan Tauge, Kini Sukses dan Laku 250 Kg/Hari
- 17 Tahun Jadi Karyawan BUMN dan Pilih Resign, Pria Desa Ini Sukses Bangun Bisnis Kayu dan Ekspor ke 17 Negara
- Ibu Ini Resign dari Bank Pilih Jadi Pengrajin Bordir Lukis, Karya Diborong Ibu Negara hingga Tembus Pasar Internasional
Peternakan ini baru dimulai pada tahun 2020, dia termasuk generasi yang memulai usaha di masa pandemi COVID-19. Sebelumnya, pada 2010 hingga 2019, Surya bekerja sebagai bankir di salah satu bank BUMN.
Selama sepuluh tahun berkarir di bank, akhirnya dia memutuskan untuk mengundurkan diri pada 2019 dan memulai perjalanan baru sebagai peternak pada 2020.
"Jadi selama 10 tahun itu saya berkarirnya di bank terus baru 2019 itu mengajukan resign dan 2020 akhirnya kembali ke Blitar ini untuk merintis. Jadi ya masih relatif baru sih kalau untuk rintisan agribisnis ini dan sebelumnya memang belum ada background sama sekali sebenarnya untuk ini," ceritanya.
Proses Belajar dan Tantangan di Awal Usaha
Di awal perjalanan, Surya mencoba belajar dari berbagai sumber, termasuk mengunjungi peternakan lain dan menonton video YouTube tentang peternakan kambing dan domba. Namun, banyaknya informasi yang tersedia malah membuat dirinya bingung.
Awalnya, hampir setiap hari ada domba yang mati, indukan yang keguguran, atau bahkan lumpuh setelah melahirkan. Ternyata, fokus utama dalam peternakan bukan hanya menambah jumlah ternak, tetapi bagaimana menyediakan pakan yang baik dan cukup.
Dari para senior, dia belajar bahwa kunci keberhasilan peternakan adalah pakan. Ada lima rukun beternak, pakan, pakan, pakan, kandang, dan ternak.
Pakan menjadi elemen terpenting yang harus diperhatikan. Kesalahan awalnya adalah langsung fokus pada ternak dan kandang tanpa memikirkan kebutuhan nutrisi yang cukup. Akibatnya, banyak ternak yang mati karena kurangnya variasi pakan dan nutrisi.
"Jadi yang harus dipikirkan pakannyalah dulu langsung ke kandang dan ternak. Akhirnya terkait pemeliharaan, nutrisi, gizinya kita sama sekali gak tahu yang ada itu akhirnya banyak kematian di awal-awal," ucap dia.
Kisah Perubahan Hidup dan Tantangan Besar
Sebelum terjun ke peternakan, Surya sempat menghadapi masa-masa sulit saat bekerja di bank. Salah satu pengalaman paling berat adalah ketika dirinya terlibat dalam analisis kredit sebesar Rp9 miliar yang akhirnya bermasalah.
Setelah dirinya dipindahkan ke kantor pusat di Jakarta, kredit tersebut mengalami kemacetan, dan Surya beserta tim harus menjalani pemeriksaan internal selama enam bulan. Situasi itu membuat stres, hingga istrnya menyarankan agar Surya mengundurkan diri setelah kasus selesai.
"Saya sampai nggak sadar pulang ke rumah itu istri saya yang ngomong malah istri saya yang ngajuin wes kamu abis ini keluar lho selesai kasus kasus ini diperiksa selesai moga-moga nggak ada apa-apa kamu resign," ungkap dia.
Akhirnya, setelah dinyatakan tidak bersalah, dia memutuskan untuk keluar dari pekerjaan saya. Awalnya, ingin melanjutkan studi S2 ke luar negeri, tetapi setelah dua kali mencoba, dia tidak diterima. Surya pun mencoba berbagai bisnis, mulai dari jualan snack, madu, hingga membuka jasa konsultan laporan keuangan.
Namun, pandemi membuat semua rencana itu sulit dijalankan, hingga akhirnya dia memutuskan untuk kembali ke Blitar dan memulai peternakan.
Belajar dari Kesalahan dan Bangkit
Peternakan ini dimulai dengan hanya 12 ekor domba. Namun, perjalanan tidak mudah. Dia bercerita pernah mengalami kerugian saat mencoba berjualan domba untuk Idul Adha karena kurangnya pengetahuan tentang pakan dan nutrisi. Dia juga sempat tertipu oleh penjual yang awalnya menjanjikan untuk membeli kembali domba yang tidak laku, tetapi kemudian ingkar janji.
"Padahal itu kami cuma minta dibeli harga modal lagi minimal gak usah dikasih untung lah harga modal anggap aja kita rugi pakan tapi ternyata sana gak mau beli lagi beda sama waktu di awal jadi kayaknya cuma mengakali saya ini semacam merasa dieksploitasi kepemulaan saya mau gak mau biar habis dijual lah harga rugi," papar dia.
Karena hal tersebut, usahanya sempat hampir ditutup karena mencoba beralih ke bisnis tanaman hias saat bisnis tersebut sedang booming. Namun, karena kurang pengalaman, banyak tanaman yang mati sehingga mereka mengalami kerugian besar.
Bisnis Tanaman Hias
Dia menjelaskan bisnis tanaman hias tampak menggiurkan karena harga per daunnya bisa mencapai puluhan juta rupiah, bahkan ada yang mencapai Rp150 juta untuk satu pot berisi tiga daun. Dengan harapan mendapatkan penghasilan besar, ia berinvestasi besar-besaran dalam bisnis ini, namun tidak memperhitungkan dampak hukum ekonomi supply dan demand. Ketika tren tanaman hias merosot, harga tanaman yang ia beli mahal turun drastis, dan banyak yang tidak laku dijual.
"Ketika WFH selesai orang sudah mulai beraktivitas lagi mereka udah gak bosan lagi di rumah mereka punya aktivitas permintaan terhadap tanaman hias turun drastis tapi ini kan tetap tumbuh terus jadi yang tadinya Rp150 juta saya beli sekarang itu Rp25 juta ditawarin pot satu pot isinya banyak daun gak ada yang beli," tutur Surya.
Saat itu, ia merasa bingung dan mulai mencari masukan dari teman-temannya. Salah satu temannya menyarankan agar ia mempertimbangkan untuk menutup bisnisnya dan pindah ke Purwokerto untuk menjadi distributor air minum kemasan yang menjanjikan penghasilan stabil.
Namun, teman lainnya menyarankan agar ia tetap di Blitar dan memanfaatkan koneksi di daerah tersebut. Setelah berdiskusi dengan ibunya, ia memutuskan untuk tetap melanjutkan usahanya di Blitar sesuai dengan keinginan sang ibu.
Ia kemudian mulai memohon petunjuk dari sang maha pencipta untuk menemukan jalan keluar dari masalah yang dihadapinya. Tak lama setelah itu, ia bertemu dengan mentor yang membantunya menata kembali manajemen peternakan.
Salah satu perubahan besar yang dilakukan adalah menghapus batasan tugas antara pekerja, sehingga semuanya bisa saling membantu, yang secara signifikan mengurangi biaya operasional. Ia juga mulai belajar dari peternak senior tentang pakan ternak, dan menyadari bahwa sumber pakan di daerahnya melimpah serta dapat dimanfaatkan dengan lebih efektif.
Keputusannya untuk resign dari banker, diambil setelah ayahnya meninggal pada tahun 2021. Menurutnya, peristiwa tersebut memberinya hikmah bahwa sudah saatnya dia berbakti kepada ibunya. Dia merasa bersyukur karena proses resign berjalan lancar dan melihatnya sebagai petunjuk dari Allah.
Dia juga menambahkan bahwa ayahnya meninggal pada hari Jumat, yang dianggap sebagai hari yang baik, dan dalam keadaan yang menurut keyakinannya termasuk salah satu tanda husnul khotimah, yakni meninggal karena wabah. Dia berharap ayahnya meninggal dalam kondisi yang diridhai Allah dan menyampaikan keinginannya untuk meninggal dalam keadaan yang serupa—mudah, tanpa beban, dan segera dimakamkan pada hari yang sama.
"Setelah tahu ayah meninggal 2021 itu, akhirnya oh hikmahnya ini, berarti saya juga harus ikut berbakti, waktunya berbakti ke ibu saya. Jadi akhirnya makin ke sini makin banyak hikmahnya, makin banyak, oh ini berarti memang sudah petunjuk dari Allah memang, alhamdulillah saya dimudahkan untuk proses resign-nya itu," sebutnya.
Setelah menjalani berbagai pengalaman hidup, dia mengatakan prinsip hidupnya kini berfokus pada menjadi "hambanya yang manja" dan "hambanya yang serakah" kepada Allah. Dia menjelaskan bahwa "manja" berarti sepenuhnya bergantung kepada Allah, bahkan dalam hal-hal kecil, seperti menghadapi masalah atau meminta pertolongan.
Dia mengakui sebelumnya dia sering merasa dilema tentang sejauh mana harus berusaha sendiri. Namun, temannya pernah mengingatkannya untuk lebih sering menyerahkan masalah kepada Allah. Dari pengalaman itu, dia menyadari bahwa semakin cepat dia menyerahkan segalanya kepada Allah, semakin cepat pula solusi datang.
Dia juga mengutip kisah Rasulullah dan para sahabat yang selalu bergantung kepada Allah, bahkan dalam hal-hal sederhana seperti mengganti sandal yang putus. Dia mengaku masih kesulitan untuk benar-benar bersikap "manja" kepada Allah, tetapi terus berusaha untuk tidak mengandalkan diri sendiri dan lebih banyak meminta bantuan Allah dalam setiap aspek kehidupannya.
"Setelah masa saya jalani ini, mantra saya itu mungkin cuma dua sekarang ini Mas. Saya ingin jadi hambanya yang manja, sama hambanya yang serakah. Hambanya yang manja itu, dulu kan saya sempat dilema, sejauh mana sih kita harus mengandalkan diri sendiri, sejauh mana kita harus berusaha, terus ternyata waktu saya cepat nyerah, kayak waktu dia jadi teman saya suruh, udah pernah minta sama Allah enggak? Saya nyerah ya Allah, saya enggak tahu lagi mesti ngapain," tutup Surya.