Elon Musk Bongkar Nama Pengusaha Jadi Dalang Dibalik Rencana Pembunuhan Donald Trump
Terjadi upaya pembunuhan kedua terhadap Donald Trump pada Minggu di Trump International Golf Club West Palm Beach.
Miliarder AS Elon Musk menyatakan, sejumlah tokoh penting Partai Demokrat secara aktif mendorong masyarakat untuk menghilangkan nyawa calon presiden dari Partai Republik Donald Trump. Musk menuding sosok di Partai Demokrat itu menyebut Trump sebagai 'seorang diktator jahat'.
"Mereka (Demokrat) secara aktif mendorong orang untuk membunuh Trump," tulis Elon Musk dikutip dari Antara, Selasa (17/9).
- Presiden Korsel Latihan Main Golf Sebagai Persiapan Bertemu dengan Trump
- Peran Besar Elon Musk di Balik Kemenangan Donald Trump di Pilpres AS, Ada Dana Rp2 Triliun untuk Kampanye
- X dan Elon Musk Dituding Biang Penyebaran Hoaks Pemilu AS
- Elon Musk Bakal Menang Banyak jika Donald Trump Terpilih Jadi Presiden AS
Dia menambahkan Reid Hoffman yang dikenal sebagai salah satu donor utama Partai Demokrat, mengatakan kepada penonton di festival film Sundance bahwa dia berharap Trump menjadi 'martir sejati'. Tentu saja bagi Musk, pernyataan salah satu pendiri LinkedIn itu tidak baik dan bermakna 'kematian'.
Sebagaimana diketahui, terjadi upaya pembunuhan kedua terhadap Donald Trump pada Minggu di Trump International Golf Club West Palm Beach ketika mantan presiden AS tersebut sedang bermain golf.
Pihak kepolisian mengatakan agen Dinas Rahasia melepaskan tembakan ke arah tersangka pembunuh yang bersembunyi di semak-semak. Pria itu melarikan diri dari tempat kejadian tetapi kemudian berhasil ditangkap.
Senapan jenis AK-47 ditemukan di lokasi kejadian, bersama dengan dua tas ransel dan kamera GoPro. Sementara itu, FBI telah bergabung dalam penyelidikan ini, dan pihak berwenang AS menganggapnya sebagai upaya pembunuhan Donald Trump.
Ini Dia Pelaku Pembunuhan Donald Trump di Florida
Sebelumnya, Mantan Presiden Amerika Serikat Donald Trump selamat dari dugaan percobaan pembunuhan pada Minggu (15/9) di Florida.
Biro Investigasi Federal (FBI) menyatakan suara tembakan dilepaskan di luar lapangan golfnya di Florida pada Minggu sore, dua bulan setelah percobaan pembunuhan di Boulder, Pennsylvania.
Tersangka berusia 58 tahun, Ryan Wesley Routh, ditangkap setelah agen Dinas Rahasia melepaskan tembakan di dekat batas lapangan golf Trump, dikutip dari news18.com, Senin (16/9).
Routh bersembunyi di semak-semak dan ketika agen Dinas Rahasia melepaskan tembakan. Dia pun dilaporkan keluar dari semak-semak dan melarikan diri dengan mobil hitam.
Pihak berwenang melacak mobil tersebut dengan bantuan para saksi. Sebuah senapan AK-47 berkekuatan tinggi dengan teropong dan kamera GoPro ditemukan di tempat kejadian.
"Kami menahan seseorang saat ini yang merupakan tersangka potensial," kantor berita AFP mengutip Sheriff Palm Beach County Ric Bradshaw.
Siapa Ryan Wesley Routh?
Menurut laporan New York Times, Routh adalah mantan pekerja konstruksi dari North Carolina Greensboro. Ia tidak memiliki latar belakang militer formal, tetapi pernah menyatakan keinginannya untuk berpartisipasi dalam konflik bersenjata di masa lalu. Khususnya di Ukraina setelah invasi Rusia tahun 2022.
Dalam sebuah posting X, Routh menyatakan kesediaannya untuk 'berjuang dan mati'di Ukraina.
"SAYA BERSEDIA TERBANG KE KRAKOW DAN PERGI KE PERBATASAN UKRAINA UNTUK MENJADI SUKARELAWAN DAN BERJUANG DAN MATI," tulisnya.
Ini bukan pertama kalinya Routh berurusan dengan hukum. Pada tahun 2002, ia ditangkap setelah membarikade dirinya di dalam sebuah gedung dengan senjata otomatis penuh di Greensboro. Tuduhan serius telah dijatuhkan kepadanya, namun, hasil dari kasus tersebut masih belum jelas.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden, dalam sebuah pernyataan resmi, memuji pekerjaan Dinas Rahasia dan mitra penegak hukum mereka atas "kewaspadaan dan upaya mereka untuk menjaga mantan Presiden dan orang-orang di sekitarnya tetap aman".