ESDM sebut Indonesia punya pengalaman bangun kilang apung
Beberkan keuntungan kilang apung di Blok Masela.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengatakan masih menunggu keputusan Presiden Joko Widodo terkait fasilitas pengelolaan blok Abadi Masela.
Sudirman menjelaskan pihaknya sudah memberikan kajian kepada Presiden keuntungan dan kekurangan alternatif pengembangan blok Masela.
-
Siapa Mbah Joget? Dilansir dari kanal YouTube Tri Anaera Vloger, Mbah Joget sendiri merupakan seorang penari atau ronggeng pada masa kolonial Belanda.
-
Di mana lokasi Misis? Pernah ada masanya Misis, sebuah kota kuno yang telah berdiri kokoh selama 7.000 tahun di wilayah selatan Adana, Turki, dikenal sebagai kota abadi.
-
Di mana desa miskin tersebut berada? Salah satu desa miskin berada di Desa Cipelem, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah.
-
Di mana lokasi Wisma Merapi Indah I? Secara administratif, penginapan itu berada di Padukuhan Kaliurang Barat, Kalurahan Hargobinangun, Kapanewon Pakem, Sleman.
-
Apa itu Miedes? Miedes merupakan makanan khas dari daerah Pundong, Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Kuliner ini banyak diburu wisatawan luar daerah karena cita rasanya yang pedas dan menggugah selera.
-
Dimana lokasi penemuan Batuan Sekis Mika di Karangsambung? Di daerah Karangsambung, Kebumen, terdapat sebuah batuan tua yang usianya mencapai 100 juta tahun. Batuan tersebut berlokasi di pinggir jalan penghubung antara Kecamatan Karangsambung dan Kecamatan Sadang, tepatnya di aliran Sungai Brengkok.
"Seluruh kajian itu akan didompleng karena memuat semua kajian, tidak penasaran sama keputusan apapun karena ada dasarnya," kata Sudirman kepada wartawan usai Rapat Kerja bersama komisi VII di Komplek Senayan, Jakarta, Rabu (3/2).
Sudirman mengklaim pihaknya mampu mengembangkan blok Masela melalui sistem offshore. Apalagi, menurut dia banyaknya tudingan tak punya pengalaman terkait pengembangan gas lepas pantai.
"Kalau dikatakan kita tidak punya pengalaman, ada pengalaman walaupun kecil-kecil. Kita memproses itu semua. Ini ada di Cepu," tuturnya.
Dari catatannya, Kementerian ESDM memberikan kajian kelebihan dan kekurangan masing-masing alternatif berbasis FLNG serta OLNG.
Pertama, dari segi pengadaan lahan, konsep FLNG pengadaan lahan terbatas hanya untuk basis pengadan logistik. Sedangkan konsep OLNG tidak ada keterbatasn lahan, karena wilayahnya sangat luas untuk pembangunan kilang Onshore LNG.
Kedua, dari segi konflik lahan, konsep FLNG sangat meminimalisir konflik lahan karena berada di laut. Sedangkan konsep OLNG sangat besar kemungkinannya terjadi konflik.
Ketiga, dari segi kontrak EPC, konsep FLNG menggunakan full lump sum. Sedangkan konsep OLNG menggunakan partial lump sum. Keempat, dari segi pengembangan derah, konsep FLNG jangkauannya lebih luas. Sedangkan OLNG sangat terbatas.
Kelima, dari segi sosial dan lingkungan, konsep FLNG pengaruhnya sangat minimal. Sedangkan OLNG pengaruhnya sangat besar karena langsung di darat.
Keenam, dari segi penyediaan infrastruktur gas, konsep FLNG dengan LNG lebih berkelanjutan. Sedangkan OLNG yakni melalui gas pipa, dirasa akan kurang berkelanjutan.
Ketujuh, dari segi fasilitas setelah kontrak berakhir, konsep FLNG dapat dialokasikan ke tempat lain. Sedangkan OLNG susah untuk dipindahkan.
Baca juga:
ESDM: Harga minyak Januari turun jadi USD 27,49
DPR: Listrik subsidi 450-900 VA harus tetap ada untuk rakyat miskin
Pemerintah Jokowi cari cara agar Chevron tak pecat ribuan karyawan
Pertamina akui distribusi BBM di Indonesia sangat rumit
Rizal Ramli: Perbedaan pendapat soal Blok Masela itu semakin bagus
ESDM belum terima surat Ahok soal penghapusan Premium di Jakarta