Fenomena Baru, Banyak Pengusaha Indonesia Pilih Terjun ke Bisnis Kuliner Ketimbang Garap Sumber Daya Alam
Padahal, banyak jenis usaha atau bisnis yang bisa dikembangkan karena memiliki sumber daya yang luar biasa.
Padahal, banyak jenis usaha atau bisnis yang bisa dikembangkan karena memiliki sumber daya yang luar biasa.
- Ini Jumlah Pengusaha yang Pas Agar Indonesia Jadi Negara Maju
- Waspada, Penurunan Daya Beli Berpotensi Tambah Jumlah Pengangguran di Indonesia
- Jalankan Bisnis Bareng Sejak Kuliah, Pasutri Asal Malang Mengaku Rezekinya Mengalir Deras setelah Punya Anak
- Cara Cetak Wirausaha Unggul di Indonesia, Kini Sudah Terkumpul 29.780 Ide Bisnis
Fenomena Baru, Banyak Pengusaha Indonesia Pilih Terjun ke Bisnis Kuliner Ketimbang Garap Sumber Daya Alam
Banyak Pengusaha Indonesia Pilih Terjun ke Bisnis Kuliner Ketimbang Garap SDA
Kementerian Koperasi dan UKM menyoroti jenis usaha kuliner yang tengah digandrungi pengusaha.
Padahal, banyak jenis usaha atau bisnis yang bisa dikembangkan karena memiliki sumber daya yang luar biasa. Misalnya pertanian, perikanan, peternakan dan sebagainya.
"Kalau F&B itu sudah cukup banyak dari ujung barat sampai ujung timur. Padahal kita punya sumber daya yang luar biasa,"
kata Deputi Bidang Kewirausahaan Kementerian Koperasi dan UKM, Siti Azizah di Jakarta, Selasa (6/2).
Hanya saja, sejauh ini menurut Azizah, belum banyak pengusaha yang berani mengambil peluang dari sumber daya yang ada meskipun peluangnya besar.
"Cuma sayangnya belum banyak wirausaha yang ada disitu," kata Azizah.
Melihat hal itu, pihaknya menggenjot sektor teknologi, agrikultur, kesehatan hingga kecantikan untuk membawa para wirausaha tidak berfokus pada sektor kuliner saja.
"Sektor (kecantikan dan kesehatan) yang unggulan karena kita punya sumber dayanya," imbuhnya.
Di sisi lain, Azizah bilang, permasalahan yang sering terjadi didapatkan oleh pelaku wirausaha adalah pembiayaan. Oleh karena itu pemerintah memberikan subsidi Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Tetapi terkadang para pelaku usaha baru ataupun mapan pun asetnya belum cukup, karena selalu diminta agunan.
"Mereka berkali-kali mengajukan KUR lalu ditolak," katanya.
merdeka.com
Sebagai informasi, Kemenkop UKM tengah menggodok kebijakan sekaligus skema credit scoring untuk penyaluran KUR.
Melalui credit scoring, nantinya calon penerima KUR tidak lagi diwajibkan mengajukan agunan jika nilai pinjaman di bawah Rp500 juta.
Untuk menggenjot sektor lainnya, Kemenkop UKM pun menyelenggarakan program Entrepreneur Development 2024 untuk menciptakan pengusaha-pengusaha yang inovatif berbasis teknologi dan berkelanjutan. Apalagi program ini sudah ada sejak 2023.
"Dari 2023 yang lalu program ini memberikan impact (dampak) yang positif. Oleh karena itu kita lanjutkan, karena dari peserta sebelumnya, sebanyak 97 persen mereka menilai program ini untuk memajukan usaha dan perbaikan modal bisnis,"
kata Azizah.