Gagal Jadi Tentara, Pria Asal Depok Ini Beralih Jadi Petani Belimbing dan Raup Omzet Rp450 Juta Per Bulan
Pria asal Depok itu bercerita beberapa kali mencoba melamar ke beberapa Komando Resor Militer (Korem) di bawah naungan Kodam Jaya.
Karena tak ingin menerima hasil yang selalu sama yaitu kegagalan, Nanang merintis menjadi petani belimbing dewa. Kebetulan, dia memiliki lahan luas.
Gagal Jadi Tentara, Pria Asal Depok Ini Beralih Jadi Petani Belimbing dan Raup Omzet Rp450 Juta Per Bulan
Gagal Jadi Tentara, Pria Asal Depok Ini Beralih Jadi Petani Belimbing dan Raup Omzet Rp450 Juta Per Bulan
Jika ditanya mengenai cita-cita, menjadi tentara mungkin menjadi salah satu impian terbesar Nanang Yusuf.
Namun, nasib justru membawanya menjadi petani belimbing dewa, dengan omzet ratusan juta per bulan.
Dalam akun YouTube Kementerian Pertanian Republik Indonesia, pria asal Depok itu bercerita beberapa kali mencoba melamar ke beberapa Komando Resor Militer (Korem) di bawah naungan Kodam Jaya. Namun usaha Nanang tak menunjukan hasil.
- Bawa Daun Kelor Mendunia, Faperta Unej Hibahkan Alat Pengering ke Petani di Sumenep
- Jangan Dianggap Remeh, Begini Sederet Rumah Mewah Milik Petani Salak di Lereng Gunung
- Pertemuan Mendag dengan Petani Tembakau di Kudus
- Jenderal Polri Kaget Ranpur Anoa TNI Mendadak Geruduk Markasnya, Ini yang Terjadi
Karena tak ingin menerima hasil yang selalu sama yaitu kegagalan, Nanang merintis menjadi petani belimbing dewa. Kebetulan, dia memiliki lahan luas.
"Saya pernah daftar di beberapa Korem ternyata gagal dan Alhamdulillah saya ditunjukkan untuk mengembangkan pertanian," kata Nanang, dikutip pada Senin (20/11).
Ketertarikan Nanang menjadi petani setelah Kementerian Pertanian membuat gerakan sadar pangan dan gizi. Lagi pula, latarbelakang keluarga Nanang sebenarnya adalah petani.
Sekitar 2012, Nanang mulai menekuni aktivitasnya menjadi petani. Sebagaimana pada langkah awal di setiap usaha, kendala akan selalu datang. Nanang saat itu merasa lahan yang dia miliki terlalu luas jika hanya melibatkan dirinya saja.
Dia ingin lahannya bisa menjadi manfaat bagi warga sekitar. Akhirnya, dia membentuk kelompok petani belimbing dewa agar dapat berkontribusi dan saling bekerjasama membangun usaha tani belimbing di lahan milik Nanang.
Tantangan lainnya adalah pemahaman tentang menanam belimbing hingga sumber bibit. Beruntungnya, saat itu Kementerian Pertanian memberikan stimulan bibit belimbing dewa sebanyak 500 tanaman, sebagai wujud gerakan sadar pangan.
"Awalnya memang kita banyak kendala kita belum tahu ilmunya cara menanam belimbing dewa, karena ini kan sesuatu yang baru," ucapnya.
merdeka.com
Untuk mengembangkan kelompok taninya, Nanang melibatkan petani muda yang memiliki motivasi kuat dalam bertani sekaligus dapat menjadi rekan kerja yang dapat memberi masukan dalam pemasaran belimbing dewa.
Beberapa tahun berjalan, Nanang mendapatkan pesanan dengan partai besar. Per hari, dia mendistribusikan belimbing dewa sebanyak 1.000 Kg. Pada musim tertentu, dia bahkan mendistribusikan 2.000 Kg belimbing ke berbagai pasar dan toko ritel modern.
Gotong royong bersama warga sekitar pun menuai hasil yang baik. Nanang mengatakan, harga belimbing yang dijual berkisar Rp10.000 - Rp15.000 per Kg.
"Jadi kita bisa hitung 1 ton per hari itu kalau misalnya Rp15.000 itu bisa Rp15 juta per hari kalau kita kalikan sebulan, rata-rata omzet kita bisa Rp450 juta per bulan, itupun minimal kalau panen, bisa lebih," pungkasnya.
merdeka.com