Hadapi pasar bebas Asean 2015, RI hanya modal bonus demografi
salah satu kelemahan signifikan Indonesia adalah keterampilan rendah sumber daya manusia.
Indonesia boleh dibilang harap-harap cemas menyambut pemberlakuan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2015. Bagaimana tidak, hingga tersisa kurang dari dua tahun lagi, banyak pengusaha dan pengamat ekonomi menilai Indonesia minim persiapan menghadapi momentum pasar bebas tersebut.
Menteri PPN/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana mengakui salah satu kelemahan signifikan Indonesia adalah keterampilan rendah sumber daya manusia. "Yang jelas kita local skill-nya kurang. Artinya kita harus cepat mengisi," ujar Armida, Jakarta, kemarin.
-
Bagaimana cara ASEAN dan Tiongkok memperdalam kerja sama perdagangan dan ekonomi? Para menteri juga mencatat implementasi Program Kerja 2022-2026 untuk memperdalam kerja sama Perdagangan dan Ekonomi ASEAN China FTA, termasuk kerja sama finansial dan dukungan untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) ASEAN dan dukungan Tiongkok untuk promosi ekspor produk ASEAN.
-
Apa yang diusulkan oleh Kementan untuk memperkuat sektor pertanian di negara Asean? Indonesia sendiri mendorong semua negara Asean untuk meningkatkan teknologi pertanian digital, ekonomi sirkular, energi biomassa, pengurangan emisi gas rumah kaca dan pengendalian hama terpadu,
-
Apa yang disampaikan Menteri Perdagangan tentang peran Tiongkok dalam perdagangan ASEAN? Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengatakan, Tiongkok merupakan mitra dagang terbesar bagi ASEAN sejak 2009. Tidak hanya itu, mereka juga sumber investasi asing terbesar keempat di antara mitra-mitra dialog ASEAN.
-
Bagaimana produk UMKM Cianjur bisa tembus pasar ASEAN? Makanan, minuman dan produk barang elektronik buatan anak bangsa di Cianjur ini dikenal memiliki kualitas yang baik di mata dunia. Berikut selengkapnya. Perputaran ekonomi capai ratusan juta rupiah Disampaikan Kabid UMKM Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Cianjur, Epra Haryono, Sabtu (1/7), pengiriman produk UMKM lokal ini membantu perputaran ekonomi hingga ratusan juta rupiah.
-
Apa yang menjadi isu utama pembahasan tingkat ASEAN maupun tingkat global? Memang ini justru menjadi kekuatan kita, karena kita sudah memiliki ketua parlemen perempuan yang memang isu kesetaraan gender ini menjadi isu utama pembahasan baik tingkat asean maupun tingkat global,” pungkasnya.
-
Bagaimana Indonesia dan ASEAN mengimplementasikan pemanfaatan AI? “Dengan tren pemanfaatan AI dan penciptaan tata kelolanya, interaksi negara-negara anggota ASEAN juga tidak luput dari diskusi tentang AI,” ujarnya.
Padahal, era pasar bebas Asean menuntut keharusan sertifikasi pekerja. Dari 12 sektor usaha yang diliberalisasi, lima diantaranya terkait jasa yang memungkinkan terjadinya pergerakan bebas tenaga kerja di Asean. Tujuh sektor lainnya yang diliberalisasi terkait perdagangan ekspor impor.
Adapun lima sektor jasa itu adalah transportasi udara, e-ASEAN, pelayanan kesehatan, turisme, dan jasa logistik. Kemudian, tujuh sektor perdagangan dan industri adalah produk berbasis pertanian, elektronik, perikanan, karet, tekstil, otomotif, dan kayu.
Lebih jauh, Indonesia juga tertinggal dalam standardisasi produk. Padahal, standardisasi merupakan instrumen penting untuk memperjuangkan kepentingan nasional dan menjaga keadilan perdagangan internasional.
Dari 12 sektor usaha yang telah disepakati diintegrasikan, ada enam kelompok produk yang telah selesai dibahas aspek standardisasi dan penilaian kesesuaiannya di forum Asean Consultative Committee on Standards and Quality (ACCSQ). Keenam kelompok produk itu adalah otomotif, kesehatan, karet, elektronik, kayu dan produk agrikultur.
Namun, Badan Standardisasi Nasional (BSN) baru memfokuskan standardisasi pada empat produk, yakni, elektronik, kesehatan, kayu, dan karet. Sayangnya, dari keempat kelompok itu, hanya standardisasi produk elektronik saja yang dinilai cukup kuat untuk membentengi pasar domestik dari serbuan barang impor.
Dari catatan yang ada, (kemungkinan) modal Indonesia menghadapi pasar bebas Asean hanyalah bonus demografi.Berupa penduduk usia produktif melimpah sejak 1990-an.
Sekedar informasi, penduduk produktif memiliki rentang usia 15 tahun-64 tahun. Dengan demikian, penduduk tak produktif itu di bawah 15 tahun dan di atas 64 tahun.
Berdasarkan studi Bank Dunia, menurut Armida, bonus demografi berkontribusi sekitar 30 persen terhadap pesatnya pertumbuhan ekonomi Asia, termasuk Indonesia.
Diperkirakan, jumlah penduduk Indonesia bakal mencapai 255,5 juta jiwa pada 2015. Itu sekitar 43 persen dari total penduduk Asean. Lebih jauh dari itu, Indonesia menguasai 38 persen dari seratus penduduk usia produktif di Asean.
"Artinya Indonesia mempunyai potensi pemasok tenaga kerja, terutama di negara-negara yang usia produktif kecil seperti Singapura dan Thailand," ujar Armida.
Baca juga:
Menperin: Produsen mobil Jepang janji pakai aluminium Indonesia
Garuda Indonesia target punya 131 rute Indonesia Timur pada 2020
Kenaikan tarif listrik ganggu target inflasi 2014
DBS nilai BI Rate sulit turun tahun ini
Perbankan prediksi investasi Indonesia meningkat di semester II