Hingga Agustus 2021, Pemerintah Tarik Utang Rp550 Triliun
Sebelumnya, pemerintah menargetkan penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) di tahun ini sebanyak Rp1.207,3 triliun. Namun sampai Agustus 2021 penerbitan SBN baru mencapai Rp567,4 triliun atau 47 persen.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mencatat, realisasi pembiayaan utang sampai Agustus 2021 baru mencapai Rp550,6 triliun. Penarikan utang ini baru 46,8 persen dari yang direncanakan sepanjang tahun 2021 yakni Rp1.177,4 triliun.
"Jadi kalau sekarang kita meng-issue Rp550 triliun, ini hanya 46,8 persen, ini sudah bulan Agustus. Jauh lebih kecil dari yang ditargetkan," kata Sri Mulyani di Jakarta, Kamis (23/9).
-
Di mana Sri Mulyani dilahirkan? Sri Mulyani lahir di Tanjung Karang, Lampung, 26 Agustus 1962.
-
Kenapa UMKM penting? UMKM tidak hanya menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia, tetapi juga di banyak negara lain karena kemampuannya dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
-
Kapan Alun-alun Puspa Wangi Indramayu diresmikan? Sebelumnya alun-alun ini diresmikan pada Jumat (9/2) lalu, setelah direnovasi sejak 19 Mei 2021.
-
Di mana Sri Mulyani dan Retno Marsudi bertemu? Kemarin (1/8), akhirnya kita bertemu saat rapat bersama di Istana Merdeka... Always glad to meet my bestie,",
-
Kapan Sri Mulyani dan Retno Marsudi bertemu? Kemarin (1/8), akhirnya kita bertemu saat rapat bersama di Istana Merdeka... Always glad to meet my bestie,",
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
Sebelumnya, pemerintah menargetkan penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) di tahun ini sebanyak Rp1.207,3 triliun. Namun sampai Agustus 2021 penerbitan SBN baru mencapai Rp567,4 triliun atau 47 persen.
Sri Mulyani mengakui penerbitan SBN saat ini tidak signifikan. Sebab pemerintah ingin memanfaatkan dana Sisa Lebih Anggaran (SAL) tahun lalu. Selain itu pemerintah juga telah menandatangani SKB III dengan Bank Indonesia untuk pembelian SBN di pasar perdana. Sehingga realisasi dari penerbitan utang turun hingga 20,5 persen.
"Ada SKB dengan BI yang menyebabkan urgensi untuk kebutuhan penerbitan surat utang negara bisa diturunkan, turunnya 20,5 persen," kata dia.
Sebagai informasi, adanya SKB III ini membuat pemerintah dan BI bisa menjaga tingkat imbal hasil (yield) di tengah kondisi ekonomi makro tingkat global masih terlingkup ketidakpastian. Kehadiran BI dalam kerja sama ini memiliki andil penting karena memberikan kontribusi.
"BI telah memberikan kontribusi, meski tidak menghasilkan surplus tapi BI peranannya sangat penting dalam melakukan SKB I sampai SKB III," kata Sri Mulyani.
Pembelian SBN oleh Bank Sentral
Sampai 15 September 2021, bank sentral telah membeli SBN sebanyak Rp139,8 triliun. Terdiri dari SUN Rp95,6 triliun dan SBSN sebanyak Rp44,25 triliun.
Di sisi lain, untuk mendiversifikasi, pemerintah tahun ini untuk pertama kalinya menerbitkan SDGs Bonds seri senilai RIEUR0334 senilai 500 euro. Pinjaman tersebut memiliki spread terhadap Mid-Swaps terendah untuk SUN denominasi Euro dengan tenor 12 bulan, dengan tingkat kupon 1,30 persen dan imbal hasil 1,351 persen.
"Namun, kami menjaga dari sisi pembiayaan, di satu sisi menjaga resiliensi diversifikasi source of funding. Jadi ada penurunan 20,5 persen dari pembiayaan utang," kata dia.
(mdk/idr)