Ini Usulan Ketua Banggar DPR RI untuk Kebijakan Fiskal 2025
Ketua Banggar, Said Abdullah, berharap pemerintah setuju target pertumbuhan tahun depan minimal 5,4 persen.
Presiden Joko Widodo dalam pidatonya dalam di tahunan DPR RI, Jumat (16/8) kemarin menyampaikan Nota Keuangan RAPBN 2025 kepada DPR RI. Pemerintah mengusulkan asumsi ekonomi makro, target pertumbuhan ekonomi 5,2 persen, Inflasi 2,5 persen, suku bunga SBN 10 tahun 7,1 persen, nilai tukar rupiah Rp 16.100 /USD, harga minyak mentah Indonesia 82 USD/barel, lifting minyak bumi 6000 ribu barel/hari, dan lifting gas 1.005 ribu barel setara minyak/hari.
Pada pembahasan dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR nanti, Ketua Banggar, Said Abdullah, berharap pemerintah setuju target pertumbuhan tahun depan minimal 5,4 persen.
- Ketua Banggar Minta Pemerintah Tak Terlena Pertumbuhan Ekonomi Terus di 5 Persen
- Ketua Banggar Sebut Sejak 2015 Sampai 2023, Pertumbuhan Ekonomi Sulit Capai Target
- Banggar DPR Harap Target Pertumbuhan Ekonomi di Masa Prabowo-Gibran Lebih Tinggi
- DPR dan Pemerintah Sepakat Prabowo-Gibran Harus Kejar Target Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,6 Persen di 2025
"Sebab itu angka moderat, dan menjadi modal kita tahap setahap mengembalikan angka pertumbuhan tinggi seperti masa lalu, kita pernah tumbuh 6-7 persen, seperti yang diharapkan Presiden (terpilih) Prabowo Subianto." kata Said.
Diketahui sejak krisis moneter 1998, pertumbuhan ekonomi Indonesia tertahan di 5 persenan hingga kini.
Said memperkirakan, The Fed akan menurunkan suku bunga sehingga nilai tukar (kurs) rupiah bisa dipatok lebih rendah. Said menyebut bauran kebijakan pembayaran valas juga bisa lebih beragam, sehingga ketergantungan terhadap USD bisa dikurangi.
"Dengan demikian kurs bisa lebih rendah di level Rp. 15.900- 16.000/USD. Demikian halnya dengan suku bunga SBN bisa kita dorong lebih rendah, sebab kita sudah menghadapi beban bunga utang yang semakin tinggi, dan tertinggi di ASEAN. Idealnya suku bunga SBN bisa di level 6,7 persen," ucap Said.