Said Abdullah Dorong Pemerintah Berani Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 5,4 Persen
Strateginya menurut Said adalah konsumsi domestik harus dijaga dengan inflasi yang terjaga rendah.
Ketua Badan Anggaran DPR RI, Said Abdullah, mengatakan setelah mencermati RAPBN 2025 yang disampaikan, pemerintah mengusulkan target pertumbuhan ekonomi 2025 sebesar 5,2 persen. Said menilai target tersebut harus ditingkatkan, setidaknya di angka 5,4 persen. Sehingga pemerintah dapat meningkatkan kinerjanya dalam meningkatkan perekonomian.
"Pimpinan Banggar DPR mendorong agar pemerintah lebih progresif menyelesaikan berbagai persoalan struktural yang menghambat pertumbuhan ekonomi. Mengacu pada dokumen Visi Indonesia 2045, dibutuhkan tingkat pertumbuhan ekonomi 5,4 persen. Asumsi ini sesungguhnya di level moderat, kalaulah kita belum melangkah hingga 6 persen," kata Said Abdullah.
Ketua DPP PDIP itu menambahkan melihat persoalan perekonomian Indonesia saat ini, pemerintah membutuhkan sejumlah modal penting untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 5,4. Strateginya menurut Said adalah konsumsi domestik harus dijaga dengan inflasi yang terjaga rendah. Kemudian investasi yang menopang pembukaan lapangan kerja baru, serta memberikan nilai tambah atas produk ekspor.
Setidaknya kata dia pemerintah membutuhkan kontribusi investasi minimal 1,5 persen, dan ekspor 0,5 persen sebagai penyumbang pertumbuhan ekonomi tiap tahun.
"Dengan demikian tulang punggung permintaan bukan hanya konsumsi domestik," ucap Said.
Anggota DPR RI dari Madura itu juga menyinggung mengenai persoalan nilai tukar rupiah selama ini juga selalu membuat 'pening'. Grafik transaksi kurs rupiah kata dia dalam jangka panjang cenderung melemah. Pada tahun 2025 pemerintah mengusulkan kurs Rp. 16.100/USD.
"Pimpinan Banggar DPR mendorong agar kurs bisa lebih rendah di level 15.900/ USD. Kita yakin, dengan transformasi struktur ekspor yang lebih bernilai tinggi, dan menguat investasi, serta kebijakan bauran sistem pembayaran yang beragam dari sejumlah mata uang mitra dagang, akan membuat rupiah lebih kuat," katanya menambahkan.