Janji Manajemen Sepatu Bata, Alihkan Pegawai Kena PHK ke Pabrik Lain
Janji Manajemen Sepatu Bata, Alihkan Pegawai Kena PHK ke Pabrik Lain
Penutupan pabrik itu berimbas terhadap 233 pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).
Janji Manajemen Sepatu Bata, Alihkan Pegawai Kena PHK ke Pabrik Lain
Janji Manajemen Sepatu Bata, Alihkan Pegawai Kena PHK ke Pabrik Lain
- Gawat, 6.000 Buruh di Pabrik Baja dan Minyak Terancam Kena PHK
- Pegawai Kena PHK, Menteri Ida Ingatkan Perusahaan untuk Penuhi Hak-Hak Karyawan Ini
- Direksi Sepatu Bata Temui Pejabat Kemenperin, Ungkap Alasan di Balik Tutupnya Pabrik Berusia 30 Tahun
- Pabrik Sepatu Bata Tutup, Segini Pesangon Diterima Karyawan yang Di-PHK
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah bertemu dan menggelar diskusi bersama manajemen PT Sepatu Bata Tbk (BATA) terkait dengan isu penutupan pabrik Sepatu Bata di Purwakarta, Jawa Barat.
Penutupan pabrik itu berimbas terhadap 233 pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).
Dari hasil diskusi tersebut, Direktur Industri Tekstil, Kulit, dan Alas Kaki (ITKAK) Kemenperin, Adie Rochmanto Pandiangan mengatakan, manajemen Bata berjanji tidak akan meninggalkan pegawai yang terkena PHK begitu saja.
"Pekerja di usia produktif yang terdampak Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) akan dialihkan ke pabrik sepatu lain di sekitar Purwakarta," ujar Adie dalam pertemuan dengan manajemen PT Sepatu Bata Tbk yang berlangsung Rabu (8/5).
Dia menyampaikan, dari hasil dialog terungkap keputusan penutupan lini manufaktur atau produksi oleh manajemen Sepatu Bata berkaitan dengan strategi bisnis yang dilakukan dalam rangka refocusing pada lini penjualannya (store).
Hal ini merupakan langkah perusahaan guna menghadapi persaingan industri sepatu di dalam negeri.
"Direksi menyampaikan, dalam rangka efisiensi dan memperhatikan trend pasar yang cepat dan bervariasi, maka PT Sepatu Bata Tbk fokus pada pengembangan produk dan desain yang memenuhi selera pasar," kata Adie.
Berdasarkan pernyataan PT Sepatu Bata Tbk, pabrik Purwakarta sebenarnya hanya bagian kecil dari keseluruhan bisnis perusahaan. Demikian juga dari sisi produksi, masih sangat kecil jika dibandingkan dengan produsen sepatu lainnya.
*Karenanya, menurut manajemen, penutupan pabrik Purwakarta merupakan langkah paling realistis," ungkap Adie.
Perusahaan berpendapat, fokus pada bisnis ritel penting untuk dilakukan dalam rangka mengembalikan kinerja bisnis dan penjualan yang dalam beberapa tahun terakhir mengalami penurunan.
Adie menyampaikan, PT Sepatu Bata Tbk berjanji strategi bisnis ini tetap menjamin produk yang dijual masih bersumber dari produsen dalam negeri yang selama ini bekerja sama dengan mereka, seperti PT Prestasi Ide Jaya dan enam pabrik lainnya.
"Diharapkan, strategi ini dapat meningkatkan penjualan, yang pada gilirannya akan meningkatkan juga produksi di tujuh pabrik tersebut," imbuh dia.