Jatuh Bangun Chairul Tanjung Berbisnis, dari Jual Alat Kedokteran hingga Bisa Beli Bank
Namun tak banyak yang tahu, jika perjuangan Chairul Tanjung dalam meraih kesuksesan tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Namun tak banyak yang tahu, jika perjuangan Chairul Tanjung dalam meraih kesuksesan tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Jatuh Bangun Chairul Tanjung Berbisnis, dari Jual Alat Kedokteran hingga Bisa Beli Bank
Tak Disangka Chairul Tanjung Pernah Jual Alat Kedokteran di Awal Karier
Kesuksesan Chairul Tanjung sebagai pengusaha kondang telah dikenal seantero negeri.
Saat ini, Chairul Tanjung masih menjabat sebagai pemilik CT Corp yang bergerak dibidang keuangan, properti, dan multi media.
Di bawah kepemimpinannya, CT Corp berhasil melebarkan sayapnya di dunia bisnis retail modern.
Perusahaannya telah mengakuisi 40 persen saham PT Carrefour Indonesia senilai Rp 3 triliun melalui PT Trans Ritel.
- 47 Tahun Berdiri, Bank BTN Salurkan Rp470 Triliun untuk Perumahan Rakyat
- Buntut Pasutri di Banten Bobol Bank Pelat Merah Rp5,1 M, Pegawai Hingga Nasabah Diperiksa
- DPD Terima Aduan Soal Dugaan Rangkap Jabatan Jimly Asshiddiqie
- Bermodal 41 KTP, Pasutri di Banten Bobol Bank Pelat Merah Rp5,1 Miliar, Ini Modusnya
Dengan gurita bisnis yang dimiliki, Chairul Tanjung sempat menduduki posisi ke-13 dari total 40 orang terkaya di Indonesia menurut majalah Forbes pada 2009 lalu.
Namun tak banyak yang tahu, jika perjuangan Chairul Tanjung dalam meraih kesuksesan tidak semudah membalikkan telapak tangan.
Dalam buku biografinya, dia banyak menceritakan perjuangan orangtuanya meraih kesuksesan sehingga dijuluki si Anak Singkong.
Lantas apa makna julukan Si Anak Singkong?
Melansir dari berbagai sumber, julukan Si Anak Singkong bermakna sederhana.
Bos CT Grup ini disebut sebagai Anak Singkong karena tak lepas dari kehidupannya yang sangat sederhana di masa kecil.
Perjuangan Chairul Tanjung dalam meraih kesuksesan dimulai berbisnis kecil-kecilan dengan menjual buku kuliah stensilan, kaos, dan sebagainya.
Kemudian ia memiliki toko peralatan laboratorium dan kedokteran di bilangan Senen Raya, Jakarta Pusat, namun mengalami kebangkrutan.
Setelah itu ia mencoba membuka usaha kontraktor tetapi kurang berhasil sehingga ia bekerja di perusahaan baja. Lalu, ia pindah ke perusahaan rotan.
Di sana dia bertemu dengan tiga orang rekan dan mendirikan PT. Pariarti Shindutama.
Perusahaan tersebut memproduksi sepatu anak-anak untuk ekspor.
Beruntung usahanya kali ini menuai untung besar karena perusahaannya mendapat pesanan 160 ribu pasang sepatu anak-anak dari Italia.
Seiring berjalannya waktu, akhirnya CT memutuskan untuk berkarya sendiri karena terjadi perbedaan paham dengan rekan-rekannya.
Lepas dari bisnis sepatu ekspor, dia mengarahkan usahanya ke konglomerasi dengan tiga bisnis inti, yaitu keuangan, properti, dan multi media.
Di bidang keuangan, ia mengambil alih Bank Tugu yang sekarang menjadi Bank Mega. Bank berlogo huruf M ini telah merangkak naik menjadi bank kelas atas.
Ia juga merambah ke bisnis sekuritas, asuransi jiwa, dan asuransi kerugian.
Pada sektor sekuritas, dia memiliki perusahaan real estate dan membangun Bandung Supermall pada 1999 silam.
Saat ini, Chairul Tanjung masih berkecimpung di bisnis pertelevisian dengan mendirikan Trans Corp yang membawahi Trans TV dan Trans ditengah persaingan yang kian ketat.