Kampus Luar Negeri Bakal Diundang untuk Didik Calon Tenaga Kerja Pembuatan Chip di Indonesia
Kemenperin saat ini telah memiliki peta jalan industri padat karya terkait dengan sektor tekstil, elektronik, hingga sektor manufaktur lainnya.
Rencananya, sejumlah kampus dalam dan luar negeri akan dilibatkan guna mendidik calon tenaga kerja di sektor tersebut.
Kampus Luar Negeri Bakal Diundang untuk Didik Calon Tenaga Kerja Pembuatan Chip di Indonesia
Kampus Luar Negeri Bakal Diundang untuk Didik Calon Tenaga Kerja Pembuatan Chip di Indonesia
- Wamenperin: Serap 12,3 Juta Tenaga Kerja, IKM Wujudkan Pemerataan dan Pengentasan Kemiskinan
- Tekan Angka Pengangguran, Kemendikbudristek Menciptakan Tenaga Kerja Terampil Siap Pakai
- Mengenal Tiga Zona Kawasan Inti Pusat Pemerintahan IKN
- Semen Indonesia Cetak Laba Rp503 Miliar di Semester I-2024 di Tengah Ketatnya Persaingan Industri
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menginisiasi penciptaan program padat karya yang berorientasi terhadap kemajuan teknologi. Salah satunya pembuatan chip.
Rencananya, sejumlah kampus dalam dan luar negeri akan dilibatkan guna mendidik calon tenaga kerja di sektor tersebut.
Menurut dia, pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) saat ini telah memiliki peta jalan industri padat karya terkait dengan sektor tekstil, elektronik, hingga sektor manufaktur lainnya.
"Tentu kalau kita bicara digitalisasi itu ada yang elektronik, pembuatan chip dan lain-lain. Itu juga bisa menjadi padat karya, tapi padat karya yang padat knowledge. Yang mikro elektronik dan mikrochip, dan itu hanya merekrut sarjana," jelasnya di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (20/6).
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian disebutnya telah mempersiapkan beberapa perguruan tinggi dalam dan luar negeri untuk memperkenalkan kembali industri semikonduktor di Tanah Air.
merdeka.com
"Salah satunya kita sudah bicara dengan chips academy di Jerman dan beberapa lagi, di mana mereka akan mempersiapkan semacam double program 2 tahun di Indonesia 2 tahun di sana," imbuhnya.
Menurut dia, negara ke depan akan membutuhkan sektor padat karya yang mengedepankan skill berorientasi pada pertumbuhan di masa depan. Dalam hal ini ia mencontohkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Nongsa Digital Park di Kota Batam, Kepulauan Riau.
"Misalnya kita sudah punya Nongsa itu cluster daripada digital ekonomi. Di situ ada data center, di situ ada IBM cloud academy, ada Apple academy dan ada juga dengan RMIT, khusus untuk keamanan data dan yang lain. Ini yang kita dorong," ungkapnya.
"Kemudian yang sekarang lagi besar juga untuk elektronik, termasuk pembuatan panel surya Jadi kalau dilihat di Batam banyak panel surya di manufaktur assembling, testing, packaging, dan ke depan ini akan menjadi besar juga," tutur dia.