KEK Sanur Dapat Suntikan Investasi Rp10,3 Triliun, Berpotensi Serap 43 Ribu Pekerja
Investasi tersebut berasal dari berbagai pihak mulai dari perusahaan BUMN, swasta hingga investor asing.
Investasi tersebut berasal dari berbagai pihak mulai dari perusahaan BUMN, swasta hingga investor asing.
KEK Sanur Dapat Suntikan Investasi Rp10,3 Triliun, Berpotensi Serap 43 Ribu Pekerja
KEK Sanur Dapat Suntikan Investasi Rp10,3 Triliun
Menteri BUMN, Erick Thohir mengatakan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur, Kota Denpasar, Bali mendapat suntikan investasi sebesar Rp10,3 triliun.
Investasi tersebut berasal dari berbagai pihak mulai dari perusahaan BUMN, swasta hingga investor asing. Masuknya investasi tersebut berpeluang membuka lapangan kerja untuk 43.000 orang.
"Total investasi yang ada di kawasan ekonomi khusus ini, sudah mencapai Rp 10 triliun lebih dan ini akan membuka lapangan pekerjaan sampai 43.000 lapangan pekerjaan,"
kata Erick di dalam Peresmian Bali Beach Convention dan Groundbreking Alster Lake Clinic di KEK Sanur, Denpasar, Bali, Selasa (30/1).
Erick menuturkan, membangun pariwisata di Indonesia tidak bisa bergantung dari kekayaan alam dan budaya saja.
Melainkan membutuhkan suntikan dana sebagai modal usaha.
Di sisi lain pengembangan bisnis pariwisata dilakukan di banyak negara. Apalagi di Indonesia, sumbangsih sekttor pariwisata baru sekitar Rp721 triliun atau 3 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Angka ini pun masih jauh dibandingkan negara-negara lain.
"Contohnya Thailand yang sudah mencapai 15 persen (kontribusi pariwisata). Kita juga compare sama Dubai yang saya rasa 20 tahun yang lalu belum ada apa-apa, sekarang sudah sampai lebih dari 9 persen," kata Erick.
Makanya, sejak awal ditunjuk menjadi Menteri BUMN, Erick mendapat tugas khusus meningkatkan pariwisata.
Targetnya sektor pariwisata harus naik 2 kali lipat di 6 persen.
"Dan di 2030 pariwisata Indonesia harus double mencapai angka enam persen. Karena itu, kami di BUMN terus mengkonsolidasi InJourney, sekarang menjadi solution untuk pembangunan ekosistem pariwisata di Indonesia," tutur Erik.
"Jadi bukan membangun mega infrastruktur. Tapi bagaimana, itu bisa menjadi tourism yang dekat dengan alam, hiking menjaga juga hutannya, seperti yang kita dorong nanti di kawasan Mori menjadi kawasan ekonomi khusus pariwisata yang bisa kita bangun,"
tutur Erick.
merdeka.com
Sejauh ini, Erick mengaku sudah melakukan pemetaan beberapa aset.
Dia mengaku meniru para pemimpin sebelumnya yang membangun Nusa Dua sebagai pariwisata unggulan di Bali pada era 1980-an.
Hal serupa juga digunakan untuk mengembangkan Mandalika sebagai lokasi wisata olahraga di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Begitu juba dengan membangun pariwisata di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Destinasi wisata kelas premium yang konsepnya menyatu dengan alam.
Terkait KEK Sanur, Erick bilang telah melibatkan para ahli kesehatan untuk terlibat dalam pengembangan kawasan wisata.
Tak hanya itu, dia juga melibatkan masyarakat dengan membangun UMKM Center.
"Karena, kita percaya kesinambungan sebuah pembangunan itu harus juga bersama-sama dengan masyarakat setempat. Dan kita bisa lihat bahwa investasi yang ada ini banyak sekali yang sudah melakukan komitmen," ujarnya.
Ke depan, pihaknya akan terus melakukan pembangunan sebuah ekosistem yang berkelanjutan dan Pulau Bali.
Salah satunya dengan menjadikan Bali sebagai superhub untuk pariwisata di Indonesia.
"Saya berharap, investasi yang dilakukan BUMN ini bisa terus menjadi kesinambungan membuat perbaikan, tidak hanya infrastruktur tapi juga melayani turis potensial yang bisa datang ke Bali," ujarnya.
Sejauh ini, realisasi investasi yang masuk KEK Sanur sudah mencapai Rp1,3 triliun.
Dana tersebut dipakai untuk membangun rumah sakit internasional, peremajaan Hotel Grand Inna Bali Beach Sanur hingga pembangunan gedung serba guna (convention center).
Dengan nilai investasi tersebut, Erick menyebut pemerintah sudah berhasil menghidupkan pariwisata Sanur, khususnya kawasan Grand Inna Bali Beach yang sebelumnya kurang dimanfaatkan secara optimal.
“Ketika BUMN dilibatkan dalam sistem pariwisata nasional, bisa kita lihat banyak yang bisa dioptimalkan, seperti kawasan KEK Sanur ini dulu aset terbengkalai, kemudian kami berpikir bagaimana untuk mengembangkan dengan membangun tidak hanya kawasan pariwisata tapi juga untuk wisata yang juga melibatkan industri kesehatan,”
jelasnya.
Sementara itu, Direktur Utama InJourney Donny Oskaria menjelaskan ada 16 komitmen investasi yang sudah masuk di KEK Sanur.
Komitmen investasi tersebut tertuang dalam 10 kerjasama yang dijajaki Bali International Hospital (BIH) dan 6 dari klinik independen yang siap membuka layanan di KEK Sanur.
“Investasi tersebut datang dari berbagai negara seperti Korea, Jepang, Turki dan Amerika Serikat,” ujar Donny.