Kemenangan Donald Trump Dongkrak Harga Bitcoin, Capai Rekor Tertinggi Rp1,2 Miliar
Fenomena tersebut mencerminkan betapa kuatnya pengaruh peristiwa politik AS terhadap harga Bitcoin.
Kemenangan Donald Trump pada Pilpres AS, serta meningkatnya minat dari kalangan institusional dinilai membawa sentimen positif terhadap pasar kripto. Ini terbukti dari naiknya harga Bitcoin (BTC) mencapai rekor tertinggi pada harga USD 76.000 atau sekitar Rp1,2 miliar.
CEO Indodax, Oscar Darmawan menilai fenomena tersebut mencerminkan betapa kuatnya pengaruh peristiwa politik AS terhadap harga Bitcoin.
- Harga Bitcoin Makin Mahal Dipicu Kemenangan Donald Trump, Transaksi Ajaib Kripto Naik 10 Kali Lipat
- Bitcoin Mengalami Lonjakan Besar Bahkan Saingi Emas, Adakah Kaitan dengan Kemenangan Trump?
- Harga Bitcoin Terus Naik dan Kini Tembus Rp1,57 Miliar, Ternyata Ini Faktor Pendorongnya
- Donald Trump Hampir Menang Pilpres, Dolar dan Bitcoin Makin Perkasa
"Ketika Bitcoin mencapai rekor harga tertingginya, ini menunjukkan kepercayaan dan harapan yang besar dari para investor. Faktor politik, seperti kemenangan Trump yang pro kripto pada Pilpres AS, memberikan dorongan psikologis yang signifikan di pasar," ujarnya dikutip dari Antara di Jakarta, Jumat (8/11).
Menurut dia, Trump dikenal memiliki sikap mendukung kebijakan yang pro terhadap aset digital dan sektor teknologi, sehingga memberikan pengaruh positif terhadap pasar kripto.
Selain itu, lanjutnya, Trump juga berencana untuk membentuk cadangan Bitcoin nasional dan menjadikan Amerika sebagai pemimpin global dalam hal aset Bitcoin.
Oscar menambahkan, selain faktor politik, pergerakan dana institusional di pasar juga menjadi salah satu pendorong utama kenaikan harga Bitcoin belakangan ini.
Data dari Farside Investors menunjukkan bahwa pada 6 November 2024, ETF Bitcoin mencatat arus masuk sebesar 621,9 juta dolar AS pasca kemenangan Trump meningkat.
Peran Institusi Besar
Dikatakannya, institusi besar juga berperan penting dalam adopsi Bitcoin. Adopsi Bitcoin bukan hanya didorong oleh para investor ritel, tetapi juga semakin kuat di kalangan institusi keuangan, terutama setelah adanya pengajuan ETF Spot Bitcoin dari perusahaan besar seperti BlackRock.
"Hal ini menunjukkan perubahan persepsi institusi terhadap aset kripto yang kini dilihat sebagai instrumen investasi jangka panjang," katanya.
Oscar menguraikan bahwa permintaan dari kalangan institusional, yang cenderung lebih stabil dan berjangka panjang, memberikan dampak terhadap keberlanjutan harga Bitcoin di level tinggi.
Ketika institusi mulai berinvestasi dalam Bitcoin, lanjutnya mereka membawa likuiditas yang lebih besar dan legitimasi ke pasar kripto. Ini menjadi bukti bahwa Bitcoin semakin diterima di kalangan mainstream dan bukan sekadar aset spekulatif semata.
Pada kesempatan itu Oscar mengingatkan para investor untuk tetap berhati-hati dalam berinvestasi dan mempertimbangkan risiko yang ada akibat volatilitas pasar kripto.
"Kami terus berkomitmen untuk menyediakan akses mudah ke aset digital serta memastikan keamanan dan transparansi dalam setiap transaksi bagi para pengguna," katanya.