Kemenkeu Akui Insentif Fiskal Saja Tak Cukup untuk Tarik Investor ke RI
Menurutnya, ada beberapa pertimbangan investor sebelum membawa modal ke suatu negara. Pertama, terkait kemudahan berbisnis dan juga elemen pendukung seperti ketersediaan infrastruktur.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Suahasil Nazara mengakui insentif fiskal tak cukup menarik investor untuk masuk ke Indonesia. Sebab, masih ada berbagai elemen lain yang menjadi pertimbangan untuk menanamkan modal.
"Jadi bukan hanya sekadar insentif pajak saja. Kalau kami di Kemenkeu kita bicara pajak dan insentif pajak kita kasih. Tetapi diingatkan, kasih itu sendirian saja belum tentu orang akan berduyun-duyun masuk," ujarnya di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (6/9).
-
Bagaimana Jakarta mendorong investor untuk menanamkan modal di proyek-proyek potensial? Pemprov DKI Jakarta mengundang para investor untuk datang menjajaki berbagai proyek potensial yang dikelola oleh badan usaha milik daerah (BUMD) serta badan layanan umum daerah (BLUD).
-
Siapa yang mendorong penerapan skema investasi 'family office' di Indonesia? Presiden Joko Widodo mengumpulkan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju dan kepala lembaga negara untuk membahas potensi skema investasi 'family office' dalam rapat internal di Istana Negara Jakarta, Senin (1/7) lalu.
-
Bagaimana cara Indonesia menarik investasi 'family office'? Dia harus datang kemari (Indonesia). Misalnya, dia taruh duitnya 10 atau 30 juta dolar AS, dia harus investasi berapa juta, dan kemudian dia juga harus memakai orang Indonesia untuk kerja di family office tadi. Jadi, itu nanti yang kita pajakin.
-
Siapa yang bertemu dengan Airlangga Hartarto saat membahas investasi di Indonesia? Delegasi kongres Amerika Serikat yang terdiri Jonathan Jackson, Young Kim, Andy Barr, dan Jasmine Crockett, bertemu dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Jakarta di Jakarta, Senin (28/8).
-
Apa yang dimaksud Jokowi dengan 'Membeli Masa Depan' ketika berbicara tentang investasi di IKN? "Investasi di IKN Nusantara ini adalah membeli masa depan," ujar Jokowi di IKN, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa (4/6).
-
Kapan orang kaya berinvestasi? Orang kaya berinvestasi untuk jangka panjang dan tidak panik saat pasar bergejolak.
Menurutnya, ada beberapa pertimbangan investor sebelum membawa modal ke suatu negara. Pertama, terkait kemudahan berbisnis dan juga elemen pendukung seperti ketersediaan infrastruktur.
"Ya apa saja yang dicari orang untuk mau investasi apa? easy of doing business, apa saja faktornya? Infrastruktur, kemudahan izin, lisensi, terus ada listrik atau enggak," jelasnya.
"Kemudian, ada komunikasi atau nggak. Kalau dia membutuhkan ekspor impor, dia butuh dwelling time nya gimana. Semua element di easy of doing business itu penting harus sekaligus," sambungnya.
Faktor lain kata Suahasil adalah, cara perpajakan di suatu negara serta aturan ketenagakerjaan. "Semua faktor itu, seperti ekosistem harus benar. Undang-undang tenaga kerja musti mendukung," jelasnya.
Dia menambahkan, selama ini insentif di Indonesia masih cukup kompetitif jika dibandingkan dengan negara lain. "Insentif kita sih kompetitif, tax holiday kita kompetitif. Nah tentu bukan berarti kita hanya memberikan insentif pajak, kita juga memperbaiki administrasi perpajakan kita," tandasnya.
Baca juga:
BI: Kenaikan Cadangan Devisa Tak Terlalu Besar
Agar Harga Murah, Esemka Disarankan Gandeng Investor
Bank Indonesia: Asing Tak Masuk RI karena Ketidakjelasan Perizinan
Pemerintah Diminta Segera Eksekusi Kebijakan Tingkatkan Investasi
Peraturan Pemerintah Pusat dan Pemda Tak Harmonis Buat Investor Ogah Masuk RI
Sri Mulyani: Kita Berupaya Hilangkan Aturan Mahal dan Bertele-tele