Kenaikan Tarif Angkutan Udara dan Telur Ayam Penyebab Inflasi Desember
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, inflasi pada Desember 2018 sebesar 0,62 persen, sebagian besar dipengaruhi kenaikan tarif angkutan udara dan harga telur ayam.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, inflasi pada Desember 2018 sebesar 0,62 persen, sebagian besar dipengaruhi kenaikan tarif angkutan udara dan harga telur ayam.
"Secara umum dipengaruhi oleh tarif kenaikan udara, harga telur ayam ras, dan daging ayam ras. Itu tiga komponen utama," ujarnya di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Rabu (2/1).
-
Kapan BPS dibentuk? Sejarah BPS dimulai pada tahun 1960, ketika Biro Pusat Statistik didirikan.
-
Apa yang membaik di Sulawesi Utara berdasarkan rilis BPS? Kepala BPS Sulawesi Utara, Asim Saputra menjelaskan, daya beli petani di Sulawesi Utara membaik di Bulan Oktober 2023.
-
Apa yang dimaksud dengan PBI BPJS? PBI BPJS merupakan bagian dari program pemerintah yang bertujuan untuk menanggung biaya iuran BPJS Kesehatan bagi individu atau kelompok yang memenuhi kriteria sebagai penerima bantuan.
-
Apa yang dihapus dari BPJS? Kepala Humas BPJS Kesehatan Rizzky Anugerah menjawab pertanyaan publik terkait naiknya iuran ketika Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) berlaku.
-
Apa tugas utama dari BPS? Tugas BPS adalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang statistik sesuai peraturan perundang-undangan.
Suhariyanto merinci, pada Desember bahan makanan memberi sumbangsih inflasi sebesar 1,45 persen. Dari 11 subkelompok pada kelompok ini, 10 subkelompok mengalami inflasi dan 1 subkelompok mengalami deflasi.
Subkelompok yang mengalami inflasi tertinggi, yaitu telur, susu, dan hasil-hasilnya sebesar 3,97 persen dan terendah subkelompok kacang-kacangan sebesar 0,16 persen. Sementara subkelompok yang mengalami deflasi, yaitu subkelompok Iemak dan minyak sebesar 0,20 persen.
"Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau pada Desember 2018 mengalami inflasi sebesar 0,22 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil atau sumbangan inflasi, yaitu air kemasan dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01 persen," kata Suhariyanto.
Sementara itu, kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan pada Desember 2018 mengalami inflasi sebesar 1,28 persen. Dari 4 subkelompok pada kelompok ini, 2 subkelompok mengalami inflasi dan 2 subkelompok tidak mengalami perubahan.
"Kelompok ini pada Desember 2018 memberikan andiI sumbangan inflasi sebesar 0,24 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi, yaitu tarif angkutan udara sebesar 0,19 persen, tarif kereta api sebesar 0,03 persen dan tarif angkutan antar kota sebesar 0,01 persen," tandasnya.
Baca juga:
Ini Penyumbang Inflasi 2018 Versi Menko Darmin
BPS: Inflasi Selama 2018 Sebesar 3,13 Persen
Inflasi Minggu Ke-IV Desember Tercatat Sebesar 0,56 Persen
Atasi Dampak Perang Dagang, LIPI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi 2019 Bisa 5,4 Persen
Menko Darmin: Saya Khawatir Kalau Harga Telur Naik, Inflasinya Tinggi
ISEI: Perekonomian Indonesia 2018 Sudah On The Track