Kenali cara memilih investasi aman dan minim risiko
Semua investasi mempunyai risiko
Investasi merupakan salah satu cara untuk mendapatkan kekayaan. Tanpa keluar keringat, uang yang disimpan bisa bertambah banyak dalam jangka waktu tertentu. Namun demikian, investasi tetap mempunyai risiko, apalagi jika dikelola oleh perusahaan yang tidak profesional.
Director of Business Development Manulife, Putut Endro Andanawarih memberi bocoran untuk masyarakat memilih tempat investasi yang aman dan minim risiko. Bocoran ini bisa menjadi pertimbangan masyarakat sebelum menempatkan uang mereka untuk 'dilipatgandakan'.
-
Bagaimana cara membagi anggaran untuk investasi? Martua menyarankan adanya pembagian porsi alokasi anggaran untuk berinvestasi.“Untuk pemula, secara umum bisa dialokasikan dengan pembagian 40% - 30% - 20% dan 10%," rinci Martua.
-
Apa yang perlu dilakukan untuk menghindari jebakan investasi? Tak banyak yang tahu, jika investasi memang termasuk salah satu cara menjadi miliarder tanpa modal besar paling efektif. Akan tetapi, Anda perlu berhati-hati memilih instrumen investasi. Jangan mudah terjebak investasi spekulatif, yaitu jenis investasi dengan tawaran keuntungan terlalu besar dan cenderung tidak normal. Alih-alih untung, Anda justru berisiko terkena penipuan saat memilih instrumen investasi semacam ini.
-
Bagaimana cara meminimalisir risiko investasi saham? Risiko selalu ada, tapi investor pemula bisa meminimalisir risikonya dengan melakukan riset terlebih dulu.
-
Bagaimana cara memulai investasi bagi pemula? Untuk itu, kegiatan investasi harus dilakukan dengan dana khusus. Terlebih lagi bagi para pemula yang masih belum memahami cara kerja investasi.
-
Bagaimana Jakarta mendorong investor untuk menanamkan modal di proyek-proyek potensial? Pemprov DKI Jakarta mengundang para investor untuk datang menjajaki berbagai proyek potensial yang dikelola oleh badan usaha milik daerah (BUMD) serta badan layanan umum daerah (BLUD).
-
Bagaimana cara Indonesia menarik investasi 'family office'? Dia harus datang kemari (Indonesia). Misalnya, dia taruh duitnya 10 atau 30 juta dolar AS, dia harus investasi berapa juta, dan kemudian dia juga harus memakai orang Indonesia untuk kerja di family office tadi. Jadi, itu nanti yang kita pajakin.
Hal pertama yang harus dilihat masyarakat adalah jenis investasi dan perusahaan yang mengelola. Pastikan jenis investasi tersebut sudah terjamin dan diawasi oleh regulator, dalam hal ini Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
"Kalau kita berinvestasi menaruh investasi kita ke orang lain, jadi seharusnya kita jangan melihat return (timbal balik hasil) saja, yang dilihat siapa yang terima uang kita dan orang itu bisa mengembalikan uang kita saat dibutuhkan," ujarnya di Gedung Sampoerna Strategic Square, Jakarta, Kamis (5/3).
Putut menyadari, sering kali masyarakat yang ingin berinvestasi selalu melihat return atau imbas hasil yang menggiurkan. Padahal banyak yang harus dipertimbangkan selain hanya keuntungan.
"Jadi yang perlu dilihat penerbit, siapa dia. Jadi bukan hanya return, itu bisa dikatakan bodong. Ini perusahaan ada atau tidak," katanya.
Putut mengakui semua investasi mengandung risiko. Sayangnya, masyarakat Indonesia memiliki impian yang tinggi dengan menginginkan risiko rendah dengan return yang tinggi. "Return tinggi resiko pasti tinggi, kalau return rendah pasti risikonya rendah. Itu sudah hukum alam. Impian investor ingin instrumen yang return tinggi dengan risiko rendah."
Dalam pandangan Putut, investasi yang paling aman adalah dengan menanamkan uang di pasar modal. Memang keuntungan tidak langsung dirasakan dalam jangka pendek. "Pengalaman saya di pasar modal. Tetapi pada dasarnya tidak pernah menemukan risiko rendah return tinggi tapi itu impian masyarakat umum tapi tidak ada," tegas dia.
Untuk itu Putut menyarankan agar masyarakat lebih teliti dan detail dalam berinvestasi. Jangan mudah terkecoh dengan iming-iming tingkat pengembalian investasi yang menjanjikan "Harus dilihat penerbit (perusahaan investasi) tadi diawasi sama regulator dalam hal ini OJK, jadi perhatikan kalau instrumen diawasi tidak oleh OJK, pengelola tadi diawasi tidak oleh OJK. Cara paling gampang website, ada tanda-tanda diawasi, daftarkan oleh OJK, ini merupakan satu keamanan oleh investor," tutupnya.
Baca juga:
Tips terhindar dari investasi bodong
Untung mana main saham atau simpan uang di deposito?
Investasi paling cocok buat keluarga muda
Ini investasi paling cocok untuk gaji di bawah Rp 5 juta
Kapan waktu paling tepat mulai investasi?