Kisah Bos Dermawan Rela Bagi Kompensasi Rp17 Miliar ke 400 Karyawan Pabriknya yang Sudah Tutup 20 Tahun
Tindakan Guo dipuji secara luas oleh komunitas daring di China.
Seorang bos perusahaan di China bagi-bagi uang 8 juta yuan atau setara Rp17 miliar kepada lebih dari 400 mantan karyawan, meskipun pabriknya telah ditutup selama 20 tahun.
Dia bahkan membayar mereka yang telah mengundurkan diri dan keluarga orang lain yang telah meninggal.
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
-
Kenapa video tersebut viral? Video yang diunggahnya ini pun viral dan menuai perhatian warganet."YaAllah Kau bangunkan aku tengah malam, aku kira aku mimpi saat ku lihat suamiku sedang sujud," tulisnya di awal video yang diunggahnya.
-
Mengapa Ciwang Mak Oyah viral? Kabarnya, beberapa video yang memberi ulasan jajanan ciwang ini viral hingga FYP di media TikTok dan Instagram.
-
Kenapa Pantai Widodaren viral? Keberadaannya belum banyak yang tahu. Namun belakangan ini, pantai ini viral karena keindahannya.
-
Mengapa remaja ini viral? Dalam sebuah video TikTok yang diunggah oleh akun @reyvasky_, potret remaja yang disebut mirip dengan Arhan menjadi viral dengan cepat.
-
Apa yang terjadi di video yang viral? Video berdurasi 20 detik tersebut memperlihatkan seseorang yang diklaim sebagai Gibran yang sedang menggendong bayi sambil mengumandangkan takbir.
Melansir South China Morning Post, Guo Chongzhi, 70, dari Chongqing di Cina tengah, adalah mantan Direktur Pabrik Katup Umum Chongqing, yang didirikan pada tahun 1971 dengan tenaga kerja melebihi 400 orang.
Namun, situasi ekonomi memaksa pabrik tersebut tutup pada tahun 2000 dan bangunan tersebut dihancurkan pada tahun 2018 sebagai bagian dari rencana akuisisi lahan kota.
Pada bulan Maret tahun lalu, Guo menerima kompensasi sebesar 7,7 juta yuan atas pembongkaran gedung pabrik.
Uang tersebut menjadi "beban" bagi Guo. Dia percaya bahwa setiap mantan karyawan, baik yang pensiun, mengundurkan diri, atau meninggal, berhak mendapat bagian uang tersebut.
Setelah pertemuan ekstensif, keputusan diambil untuk membagi kompensasi menjadi dua bagian, 35 persen untuk mantan karyawan dan 65 persen untuk mereka yang masih bekerja sebelum pabrik ditutup.
Jumlahnya kemudian dibagi lagi berdasarkan waktu setiap orang di pabrik.
"Masa itu sangat menegangkan. Saya hampir mengalami insomnia setiap malam, terbangun setelah hanya tidur satu jam. Berat badan saya turun sekitar tiga kg dalam dua minggu," kata Guo kepada Chongqing Daily News Group.
- Karyawan Ini Tuntut Ganti Rugi ke Perusahaan Rp498 Juta karena Ketahuan Selingkuh
- Perusahaan di China Kasih Jatah Cuti Khusus untuk Karyawan yang Sedih hingga Patah Hati
- KPK Sita Uang Rp22 Miliar dari Kasus Gratifikasi Mantan Bupati Langkat
- Cerita Konglomerat China Gagal Melamar Kerja 30 Kali hingga Akhirnya Punya Kekayaan Ratusan Triliun
Saat tahu ada karyawan yang telah mengundurkan diri, pensiun, dan meninggal merupakan tugas yang berat, mengingat pabrik tersebut telah ditutup sejak lama.
Guo menggunakan berbagai strategi untuk melacak orang-orang tersebut, termasuk memasang pemberitahuan “orang hilang” di masyarakat dan meminta informasi kontak polisi.
Ia juga menghubungi sejumlah media, yang berhasil membantunya menemukan sekitar 20 orang. Salah satu karyawan yang mengundurkan diri, Wen Zhihong, sakit parah dan menerima uang tersebut sesaat sebelum ia meninggal.
“Ibu saya menderita kanker dan tidak dapat berbicara lagi. Ayah saya membawa uang tunai itu ke ranjang rumah sakitnya untuk menenangkan pikirannya. Ibu saya meninggal beberapa hari setelah melihat uang kompensasi itu. Keluarga kami sangat berterima kasih kepada Direktur Guo,” kata putranya.
Guo telah menyusun daftar distribusi 406 karyawan, dengan 371 telah berhasil menerima kompensasi mereka. Untuk 35 orang lainnya yang belum ditemukan, Guo meminta bantuan media.
“Semuanya sudah siap untuk para karyawan ini – kami hanya menunggu mereka maju, menandatangani, dan menerima uang mereka,” katanya.
Tindakan Guo dipuji secara luas oleh komunitas daring di China.
"Orang lain akan mencari cara untuk menghindari penyaluran uang, tetapi ia mencari bantuan dari media untuk menemukan karyawan dan menyalurkannya kepada mereka. Ia benar-benar orang yang terhormat," tulis seseorang.