Menkeu: Banyak yang takut terkait utang dan defisit anggaran
Menurut Bambang, banyak negara yang defisit anggarannya lebih parah dibanding Indonesia.
Menteri Keuangan, Bambang Brodjonegoro untuk tidak terlalu khawatir dengan defisit anggaran Indonesia yang mencapai Rp 298,7 triliun atau 2,35 persen dari PDB. Menurut Bambang, saat ini masih banyak negara yang setara dengan Indonesia tapi memiliki defisit anggaran yang jauh lebih tinggi.
"Banyak yang paranoid (takut) terkait utang dan sebagainya defisit berbahaya dan seterusnya. Saya ingin menjelaskan, kalau mau surplus budget itu enggak gampang dengan kondisi ekonomi yang sekarang," kata dia di kantornya, Jakarta, Rabu (22/6) malam.
-
Kenapa UMKM penting? UMKM tidak hanya menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia, tetapi juga di banyak negara lain karena kemampuannya dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
-
Kenapa Pemilu penting? Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Bagaimana AKBP Ichsan Nur menerima penghargaan? Melalui video singkat milik akun TikTok @pujiprayitno_21, AKBP Ichsan Nur berbagi momen bahagia. Dia baru saja mendapat piagam Bintang Nararya dari Presiden. Piagam tersebut nampak diberikan langsung oleh salah satu anak buah di lokasi tugas.
-
Kapan Tangkuban Perahu buka? TWA Gunung Tangkuban Parahu, dibuka setiap hari. TWA Gunung Tangkuban Perahu buka mulai pukul 07.00 pagi hingga 17.00 sore, dengan jam terakhir masuk pukul 16.00.
-
Kapan PPK Pemilu dibentuk? Menurut peraturan tersebut, PPK dibentuk paling lambat 60 hari sebelum hari pemungutan suara.
Dari data tahun 2015 banyak negara pengekspor minyak, negara maju, dan negara berkembang, termasuk Indonesia, mengalami defisit anggaran bahkan sampai minus. Defisit anggaran Indonesia sendiri mencapai 2,52 persen pada tahun lalu.
"Pertama negara emerging market, China, defisitnya 2,74 persen dari GDP, lebih besar. India, 7,1 persen dari GDP. Malaysia, 3,03 persen. Argentina 7,3 persen. Brasil 10 persen dari GDP. Chili 2,34 persen, Kolombia 2,84 persen, Meksiko lebih tinggi 4,07 persen, Peru 2,04 persen. Itu untuk negara emerging market," jelas Bambang.
Sementara itu negara pengekspor minyak. Aljazair defisit anggarannya mencapai 15 persen dari GDP, Mesir 11,7 persen, Iran 2,9 persen, kemudian Jordania 4 persen, Kuwait surplus 1,24 persen, kemudian Oman 20 persen dari GDP, Qatar surplus tapi surplus mereka turun dari 18 persen dari GDP menjadi 10 persen dari GDP karena mereka tak lagi mengandalkan pendapatan gas. Saudi Arabia mengalami defisit anggaran 16 persen dari GDP dan Venezuela 18 persen.
"Jadi kalau ada yang bilang Indonesia harusnya kayak Venzuela, saya sih berdoa saja enggak, buktinya kita juga enggak sampai 15 persen dari GDP. Pokoknya kita manage supaya tidak terlalu tinggi," tuturnya.
Kesimpulannya, kata Bambang, negara-negara berkembang seperti Indonesia sangat sedikit yang surplus. Sedangkan di negara maju, hanya beberapa mengalami surplus seperti Prancis 3,6 persen, Jerman surplus 0,64 persen, Italia 2,6 persen, Jepang 5,2 persen dari GDP, Inggris 4,40 persen, Amerika 3,7 persen dari GDP.
"Dan jangan lupa, ini kan dari GDP, GDP di Amerika itu berlipat-lipat dari GDP kita lho, jadi bisa dibayangin nominalnya," pungkasnya.
Sebelumnya, pemerintah dan Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI menyepakati defisit anggaran dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (R-APBN) Perubahan 2016 turun dari sebesar Rp 313,2 triliun atau 2,48 persen dari produk domestik bruto (PDB), menjadi Rp 298,7 triliun atau 2,35 persen dari PDB.
Wakil Ketua Badan Anggaran DPR RI, Said Abdullah mengatakan penurunan ini karena penerimaan pajak migas dan penerimaan bukan bukan pajak (PNBP) migas mengalami peningkatan dibandingkan dengan usulan pemerintah akibat kenaikan asumsi Indonesia crude price (ICP) dan lifting minyak. Sementara itu, anggaran subsidi berkurang dari yang diusulkan pemerintah.
"Dari hasil yang kita lakukan di asumsi makro penerimaan migas dan nonmigas, kami mempertajam dua hal. Yakni kebutuhan mendesak yang tidak bisa dilakukan pemerintah, dan kebutuhan prioritas bagian dari RKP (rencana kerja pemerintah)," kata Said di gedung DPR RI, Jakarta, Senin (20/6).
Dia menambahkan, setelah penurunan defisit tersebut, pihaknya mengharapkan pemerintah bisa lebih mendorong percepatan pembangunan infrastruktur, yang menjadi program prioritas pemerintah.
Baca juga:
Bangun kilang Tuban, Pertamina terkendala lahan
Tol Pekanbaru-Dumai diusul dapat pendanaan bank infrastruktur Asia
5 Alasan mudik pakai motor terus jadi pilihan saban tahun
Nilai tukar Rupiah ditutup melemah di Rp 13.283 per USD
Akhir Juni, proyek tol Serang-Panimbang bakal ditender
Bos Kadin ingatkan pemerintah: Arah paket kebijakan harus jelas
Rupiah terperosok, sentuh level Rp 13.303 per USD