Menkeu Sri Mulyani Beberkan Sederet Dampak Positif dari Penurunan Suku Bunga The Fed
Saat ini, nilai tukar rupiah berada di level Rp15.287 per USD, menunjukkan penguatan signifikan dibandingkan periode sebelumnya.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan penguatan nilai tukar rupiah yang terjadi sejak awal Agustus sangat dipengaruhi oleh meredanya tensi suku bunga The Fed.
Saat ini, nilai tukar rupiah berada di level Rp15.287 per USD, menunjukkan penguatan signifikan dibandingkan periode sebelumnya yang sempat menembus angka Rp16.000 per USD.
"Kita lihat kurs kita di Rp15.287 per USD itu penguatan rupiah sangat ketat kelihatan, kalau kita lihat periode akhir Juli dengan September awal itu stip decline artinya penguatan rupiah," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN KiTa, Jakarta, Senin (23/9).
Sri Mulyani menjelaskan dalam setahun, rupiah mengalami apresiasi sebesar 0,54 persen, mengimbangi depresiasi sebelumnya sekitar 5 persen.
"Untuk pegerakan kurs ini setahun dalam hal ini kita mengalami apresiasi sudah 0,54 persen itu hal yang mengkompensit kamren depresiasi sekitar 5 persen," jelas dia.
Dampak Terhadap Suku Bunga
Selain itu, dia bilang penurunan yield surat berharga negara (SBN) 10 tahun yang kini berada di 6,42 persen akan menguntungkan APBN dan mengurangi beban pembayaran utang.
"Pergerakan dari yield surat berharga kita 10 tahun, untuk yang local currency Indonesia 10 tahun di 6,42 persen ini menunjukkan tensi yang menurun ini berarti cukup positif untuk apbn karena berarti tensi dari pembayaran utang kita bisa diperkirakan bisa mengakami penurunan," jelasnya.
Sementara, penurunan yield US Treasury 10 tahun menjadi 3,74 persen juga diharapkan dapat menurunkan biaya pinjaman.
"Nah ini juga memberikan harapan terhadap cost off borrowing yang lebih rendah dan diharapakan ini juga bisa memacu kegiatan ekonomi secara positif," terang dia.
Wanita yang akrab disapa Ani juga mencatat adanya peningkatan aliran modal masuk ke Indonesia, baik dari pembelian saham maupun surat berharga negara.
"Bulan agustus melonjak lebih tinggi lagi dan pada september hingga tanggal 19 juga mengalami positif flow untuk SBN maupun dari sisi saham," pungkasnya.
Suku Bunga The Fed Turun
Komite Pasar Terbuka Federal Federal Reserve (FOMC) memangkas suku bunga pinjaman utamanya sebesar setengah poin persentase, atau 50 basis poin. Keputusan tersebut menurunkan suku bunga dana federal The Fed ke kisaran antara 4,75%-5%.
Sri Mulyani Indrawati, mengatakan penurunan suku bunga The Fed tersebut membawa sentimen positif terhadap pasar keuangan global.
"Ini menimbulkan dampak positif sentimen, karena sudah ditunggu," kata Sri Mulyani.
Menurut Sri Mulyani, meskipun pemangkasan suku bunga The Fed memberikan sentimen positif, namun di sisi lain ekonomi global masih diliputi dengan ketidakpastian.
Lantaran risiko geopolitik masih tinggi, seperti eskalasi perang antara Rusia dan Ukraina yang masih berlanjut. Kemudian melonjaknya tensi perang Israel dengan Hizbullah di Beirut dan di Sudan.
"Kalau dari sisi keputusan Fed Fund Rate memberikan positif sentimen, namun suasana geopolitik tidak. Dalam artian, perkembangan masih cukup menciptakan negatif sentimen," ujarnya.
Sebelumnya dalam RAPBN 2025, Sri Mulyani mengatakan, pemerintah tetap waspada terhadap berbagai risiko seperti tensi global, geopolitik, dan bahkan terjadinya perang.
Itu ditandai dengan perlambatan ekonomi China selaku mitra dagang terbesar Indonesia, kelesuan ekonomi Eropa serta dinamika, dan arah kebijakan ekonomi politik di Amerika Serikat pasca pemilu.