Menko Airlangga: Inflasi Inti Agustus yang Meningkat Hal Positif
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menilai naiknya inflasi pada Agustus 2021 menunjukkan tanda-tanda positif. Walaupun tetap harus menjadi perhatian karena peningkatan konsumsi masyarakat yang masih belum begitu kuat.
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis inflasi di bulan Agustus sebesar 0,03 persen (mtm) atau 1,59 persen (yoy). Inflasi masih tetap terkendali ditengah kebijakan pemerintah yang masih menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berlevel. Inflasi ini utamanya disumbang komponen inflasi inti dengan andil sebesar 0,14 persen.
Perkembangan inflasi inti ini menunjukkan peningkatan dibandingkan bulan Juli 2021 sebesar 0,07 persen (mtm) menjadi sebesar 0,21 persen (mtm) pada Agustus 2021. Peningkatan inflasi inti terutama didorong dari kelompok Pendidikan yang mengalami inflasi sebesar 1,20 persen (mtm), sejalan dengan momentum dimulainya tahun ajaran baru 2021/2022.
-
Apa yang Airlangga Hartarto katakan tentang target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang diproyeksikan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22 persen hingga 2045," kata Airlangga di Jakarta, Kamis (4/7).
-
Apa yang dibahas dalam pertemuan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto dengan Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Gam Ki Yong? Pertemuan keduanya terkait implementasi Program Tech:X, peningkatan kemudahan mobilitas bagi investor dari Singapura, pengembangan Pelabuhan Kendal, penguatan konektivitas udara, kerja sama agribisnis, dan kerja sama pariwisata.
-
Kapan inflasi terjadi? Inflasi terjadi ketika harga barang dan jasa secara umum mengalami kenaikan yang terus-menerus dalam suatu periode waktu tertentu hingga mengurangi daya beli uang.
-
Bagaimana Menko Airlangga Hartarto berencana memperkuat kerja sama ekonomi di KTT G20? “Di KTT India nanti Indonesia akan terus berupaya menjalin kerja sama dengan negara-negara lainnya dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang ekonomi. Sehingga nantinya pembangunan akan terus terjadi dan masyarakat akan sejahtera," tutur Ketua Umum DPP Partai Golkar ini.
-
Apa itu inflasi? Sekadar informasi, inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa, yang berdampak pada biaya hidup.
-
Bagaimana inflasi mempengaruhi nilai investasi? “Inflasi juga dapat memengaruhi nilai tukar. Negara-negara dengan tingkat inflasi rendah biasanya mengalami apresiasi nilai mata uang dibandingkan negara-negara dengan inflasi yang lebih tinggi,” ujar Kar Yong Ang.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menilai naiknya inflasi pada Agustus 2021 menunjukkan tanda-tanda positif. Walaupun tetap harus menjadi perhatian karena peningkatan konsumsi masyarakat yang masih belum begitu kuat.
"Inflasi inti yang masih tetap meningkat pada Agustus 2021 merupakan suatu hal yang positif. Meskipun ini tetap perlu menjadi perhatian, melihat permintaan domestik yang belum kuat sepenuhnya", kata Menko Airlangga di Jakarta, Kamis (2/9).
Komponen Harga Diatur Pemerintah (Administered Prices/AP) mengalami inflasi sebesar 0,02 persen (mtm) atau 0,65 persen (yoy). Namun, ini tidak memberikan andil terhadap inflasi Agustus. Andil inflasi Rokok Kretek sebesar 0,01 persen telah di-offset oleh deflasi tarif angkutan udara dengan andil sebesar -0,01 persen yang disebabkan pembatasan aktivitas masyarakat.
Sementara itu, komponen Harga Bergejolak (Volatile Food/VF) mengalami deflasi sebesar -0,64 persen (mtm), dan 3,80 persen (yoy). Komoditas yang mengalami penurunan harga dan memberikan andil deflasi yakni Cabai Rawit (-0,05 persen), Daging Ayam Ras dan Cabai Merah (andil masing-masing sebesar -0,04 persen), Bayam, Buncis, Kacang Panjang, Kangkung, dan Sawi Hijau (andil masing-masing sebesar -0,01 persen). Sedangkan komoditas VF yang masih mengalami kenaikan harga dan menyumbang inflasi yakni Minyak Goreng (0,02 persen); Tomat, Ikan Segar, dan Pepaya (andil masing-masing sebesar 0,01 persen).
"Realisasi inflasi VF secara tahunan masih sesuai dengan target yang telah disepakati pada High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Pusat pada 11 Februari 2021 lalu, yakni sebesar 3 persen sampai 5 persen (yoy)," kata dia.
Selanjutnya
Ketua Umum Partai Golkar ini mengatakan ke depan, pasokan yang memadai dan kelancaran distribusi di tengah pembatasan aktivitas masyarakat akan terus dijaga. Caranya melalui sinergi yang erat antara Pemerintah Pusat dan Daerah, Bank Indonesia serta seluruh stakeholders untuk mendukung pencapaian inflasi tahun 2021.
Lebih lanjut, Airlangga menambahkan inflasi yang terkendali ini juga dibarengi dengan permintaan yang mulai meningkat. Tercermin dari PMI pada bulan Agustus juga meningkat.
Sebagai informasi, Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Agustus 2021 berada pada level 43,7. Level tersebut menunjukkan adanya kenaikan performa sektor manufaktur dari bulan sebelumnya yang berada pada level 40,1.
Level PMI Indonesia juga lebih baik dibandingkan dengan beberapa negara di ASEAN, seperti Myanmar (36,5), Vietnam (40,2), dan Malaysia (43,4). Level PMI Indonesia yang membaik menunjukkan adanya potensi peningkatan permintaan yang diiringi dengan naiknya kapasitas output dan penyerapan tenaga kerja.
Membaiknya level PMI Agustus 2021 sejalan dengan meningkatnya efektivitas PPKM, sehingga situasi Covid-19 terus menunjukkan tanda-tanda perbaikan. Kondisi ini mengangkat ekspektasi perusahaan manufaktur tentang perkiraan produksi dalam 12 bulan ke depan mampu mencapai level yang optimis.
Selain itu, berbagai program pengendalian Covid-19 dan pemulihan ekonomi yang terus dilakukan oleh Pemerintah diharapkan mampu mendorong tingkat permintaan ke level yang lebih baik dan menjadi insentif dalam mengakselerasi output di sektor manufaktur.
(mdk/bim)