Menteri Jonan Minta PLN Gunakan CPO Jadi Bahan Bakar Pembangkit, Ini Keuntungannya
Menurut Jonan, menggunakan CPO akan menekan biaya produksi listrik yang harus dikeluarkan. Selain itu, penggunaan CPO juga ramah lingkungan dan mengurangi impor bahan bakar minyak (BBM). Hal ini yang selalu menjadi isu yang ramai dibicarakan.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan mendorong PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk menggunakan minyak sawit (CPO) sebagai bahan bakar pembangkit listrik. Ada sejumlah keuntungan yang akan didapat dari penggunaan CPO ketimbang Solar.
"Tahun depan kita akan coba pembangkit listrik tenaga CPO. Ini saya sudah minta ke PLN," ujar dia di kawasan Kuningan, Jakarta, Senin (26/11).
-
Kapan Lembaga Eijkman diresmikan? Wacana tersebut akhirnya terealisasi pada tahun 1992 dan laboratorium mulai beroperasi setahun setelahnya lalu diresmikan langsung oleh Presiden Soeharto.
-
Kenapa Eliano Reijnders menarik perhatian PSSI? Dengan pengalaman bermain di klub-klub liga Eropa dan memiliki darah Indonesia dari ibunya, Angelina Lekatompessy, Eliano menarik perhatian PSSI untuk bergabung dengan Timnas Indonesia.
-
Kenapa mahasiswa UGM mengembangkan ESDS? Yogi mengatakan bahwa pengembangan ESDS tersebut berawal dari keprihatinan mereka terhadap tingginya kasus stunting di Tanah Air.
-
Apa yang dibangun oleh PLN di IKN Nusantara? PT PLN (Persero) siap memenuhi kebutuhan listrik hijau di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) berkapasitas 50 Megawatt (MW).
-
Bagaimana proses Evan Dimas bergabung ke PSIS Semarang? Dalam proses peminjaman itu, Evan Dimas telah melalui serangkaian tes seperti tes fisik dan tes kesehatan untuk memastikan kondisinya.
-
Siapa yang membangun PLTS di IKN Nusantara? PLTS ini dibangun melalui subholding PLN Nusantara Power (NP) bekerja sama dengan perusahaan energi asal Singapura, Sembcorp Utilities Pte. Ltd.
Menurut Jonan, menggunakan CPO akan menekan biaya produksi listrik yang harus dikeluarkan. "Biaya produksi PLN itu rata-rata USD 15-20 sen per kWh. Kalau pakai CPO USD 13 sen, ya tidak sampai USD 15 sen," kata dia.
Selain itu, penggunaan CPO juga ramah lingkungan dan mengurangi impor bahan bakar minyak (BBM). Hal ini yang selalu menjadi isu yang ramai dibicarakan.
"Selain ramah lingkungan juga kurangi impor BBM Karena orang bilang kok impor makin besar, iya orang kendaraannya makin lama makin besar. Tapi CPO ini akan kita coba," tandas dia.
Reporter: Septian Deny
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Manfaat B20 Tekan Defisit Transaksi Perdagangan Baru Terasa Tahun Depan
Bank Indonesia: Dampak Program B20 0,2 Persen terhadap PDB
Soal B20, Pertamina Diminta Kurangi Titik Penyaluran FAME dan Siapkan Terminal Apung
Pemerintah Pantau Perkembangan Penerapan Perluasan B20
ESDM: Penerapan B20 Hemat Impor Solar 4.000 Kl per Hari
Menko Darmin Tolak Permintaan Pengusaha Tunda Penerapan B20 pada Kapal Laut