Menteri Teten Beberkan Penyebab Produk UMKM Tak Laku di e-Katalog
Padahal sudah ada 87 persen pelaku UMKM telah terlibat dalam e-katalog.
Padahal sudah ada 87 persen pelaku UMKM telah terlibat dalam e-katalog.
Menteri Teten Beberkan Penyebab Produk UMKM Tak Laku di e-Katalog
Biang Kerok Produk UMKM Tak Laku di
e-Katalog
Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki mengatakan masih banyak produk UMKM di e-katalog yang belum terjual di tahun 2022. Padahal sudah ada 87 persen pelaku UMKM telah terlibat dalam e-katalog.
"Hal ini menunjukkan peluang besar yang belum kita manfaatkan, terutama dalam swakelola dan pengadaan langsung," kata Teten dalam acara Rakornas Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah 2023 di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Selasa (7/11).
Dia mencatat, realisasi pengadaan barang dan jasa (PBJ) UMKM mencapai Rp221,49 triliun hingga 1 November 2023.
Ini menunjukkan pemerintah harus memperkuat lagi mekanisme pengadaan barang dan jasa bagi UMKM.
merdeka.com
"Telah tercatat kemajuan dengan realisasi PBJ UMKM sebesar Rp221,49 triliun, angka yang memotivasi kita untuk terus memperkuat mekanisme pengadaan kita," kata Teten.
Permasalahan tersebut muncul disebabkan optimalisasi pasar untuk produk UMK bersertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang masih rendah.
Kemudian, sosialisasi Pengadaan Barang dan Jasa (PBJ) dan TKDN yang belum merata, hingga adaptasi terhadap inovasi yang cepat.
"Pengakuan atas tantangan ini akan mengarahkan kita dalam mencari solusi efektif, dan forum ini adalah tempat yang tepat untuk kolaborasi dalam meningkatkan sektor pengadaan kita," ujar Teten.
Untuk itu, Kementerian Koperasi dan UKM akan melakukan transformasi pengadaan barang dan jasa, dengan fokus pada pemberdayaan UMKM melalui sejumlah program.
Antara lain, program pelatihan dan pendampingan, memperluas akses pembiayaan, mempermudah perizinan usaha, menyediakan akses dan pendampingan untuk sertifikasi, meningkatkan kapasitas produksi UMKM, memfasilitasi business matching, mengelola katalog Koperasi dan UMKM, serta memperkuat regulasi.
"Kita juga akan menguatkan klaster UMKM dengan kerjasama bisnis yang solid, insentif fiskal yang kompetitif, dan infrastruktur yang memadai," imbuh Teten.
Selain itu, diperlukan optimalisasi database nasional penyedia untuk memastikan proses lelang berjalan lancar.
Hal ini bersamaan dengan perencanaan belanja yang efisien dan pelatihan berkualitas.
merdeka.com
"Pada akhirnya, kita akan meningkatkan skema pembiayaan dan inisiatif R&D untuk mendorong pertumbuhan dan inovasi UMKM, memungkinkan mereka untuk bersaing secara global,"
pungkas Teten.