Meski laba turun 37 persen, Bukit Asam tetap bagi dividen Rp 1 T
Dana yang disetor ke kas negara mencapai Rp 692 miliar.
PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mencatatkan laba bersih pada 2013 sebesar Rp 1,83 triliun, dari total penjualan Rp 15 triliun. Nominal ini anjlok 37 persen dibanding tahun sebelumnya, akibat turunnya harga batu bara di pasar internasional ke level USD 76 per ton.
Walau situasi sedang tidak menguntungkan, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) produsen batu bara ini tetap membagikan dividen dalam jumlah besar, mencapai 55 persen dari total laba bersih, atau setara Rp 1 triliun.
Direktur Utama PTBA Milawarma mengakui porsi dividen besar ini sekilas berisiko. Tapi perseroan mengaku sudah mempertimbangkan sumber-sumber lain untuk memenuhi belanja modal yang ditarget tahun ini Rp 3 triliun.
"Memang PTBA butuh dana belanja modal, tapi untuk dana in hand kita masih memiliki Rp 3,5 triliun. Selain itu kita masih punya treasury stock dari buyback saham sekitar Rp 1,9 triliun. Itu bisa kita gunakan mendanai ekspansi," ujarnya selepas Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Jakarta, Kamis (27/3).
Dari hasil pertemuan dengan pemegang saham, dividen dihitung Rp 461 per lembar saham. Sedangkan, yang disetor ke kas negara mencapai Rp 692 miliar. Khusus pemegang saham publik, dividen akan dibagikan pada 2 Mei mendatang, dan dicairkan 16 Mei 2014.
Di luar penurunan laba akibat harga komoditas yang tidak bagus, Milawarma mengklaim perseroan berhasil menggenjot ekspor batu bara kalori tinggi. Itu jadi salah satu alasan penjualan meningkat.
Direksi menyatakan margin laba PTBA 16,5 persen, tertinggi di Indonesia dari sisi profitabilitasnya. Sebagai perbandingan, emiten lain melantai di bursa hanya mencapai margin laba 10,5 persen.
"PTBA melakukan strategi maupun efisiensi operasi, sehingga dari kinerja laba bersih, kita masih lebih baik," kata Milawarma.
Total penjualan batu bara PTBA tahun lalu mencapai 17,7 juta ton, terdiri dari 9,5 juta ton berupa ekspor. Sedangkan 8,1 juta dipasok pasar domestik.
Selain mengandalkan tambang sendiri di Sumatera, PTBA kini memiliki anak usaha PT International Prima Coal (IPC) di Kalimantan Timur yang juga memasok 2,73 ton batu bara, serta pembelian dari pihak ketiga.
Baca juga:
Aksi ambil untung membayangi, IHSG dibuka merah
IHSG berpotensi menguat di tengah sentimen pelemahan
Lima pejabat ini gerah Freeport dua tahun tak setor dividen
IHSG ditutup menguat 25,15 poin
BRI bagi dividen Rp 6,3 triliun ke pemegang saham
-
Kapan PT Tera Data Indonusa Tbk melantai di bursa saham? Bahkan pada 2022, saat pandemi berlangsung, perusahaan ini berani mengambil langkah melantai di bursa saham.
-
Siapa saja yang memegang saham PT Berau Coal Energy Tbk? Saat ini, PT Berau Coal Energy Tbk menguasai 90 persen saham perusahaan dan 10 persen dimiliki oleh Sojitz Coorporation.
-
Kenapa harga saham bisa naik turun? Salah satu yang sering jadi dilema adalah harga saham yang begitu cepat naik turun bagaikan roller coaster. Jadi, sebenarnya apa sih penyebab harga saham bisa naik turun?
-
Kapan Bursa Berjangka Aset Kripto diluncurkan? Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan meluncurkan Bursa Berjangka Aset Kripto di Jakarta, Jumat (28/7).
-
Apa itu bursa karbon? Bursa karbon adalah pasar tempat perdagangan izin emisi karbon dan kredit karbon.
-
Apa yang dimaksud dengan Perseroan Terbatas? Perseroan Terbatas adalah suatu badan usaha atau unit yang telah berlandaskan hukum. Sering disebut sebagai PT, Perseroan Terbatas memiliki modal yang berasal dari saham-saham. Tanggung jawab pemegang saham tergantung nilai nominal saham yang dimilikinya.