Miliarder Ini Beri Pesan Jangan Minder Meski Tinggal Masih Mengontrak
Orang kaya sebenarnya bukan sekadar membeli barang mahal yang nilainya 100 persen melebihi kekayaan bersih.
Memiliki rumah atas nama sendiri menjadi impian sebagian besar masyarakat saat ini. Namun kepemilikan rumah impian sulit terealisasi karena berbagai faktor seperti biaya yang tinggi, jauh dari lokasi kerja, dan sebagainya.
-
Apa yang dilakukan para miliarder di rumah lelang? Umumnya bagi mereka yang gemar mengoleksi berbagai barang-barang antik.
-
Kenapa kampung miliarder di Tegal banyak rumah mewah yang kosong? Tapi setelah diamati lebih jauh, ternyata banyak rumah mewah itu kosong ditinggal penghuninya. Ternyata sebanyak 60 persen warga di Desa Sangkan Jaya merupakan perantau.
-
Bagaimana miliarder muda mengelola uang mereka? Bagi para miliarder, mereka akan lebih cermat dalam menentukan instrumen investasi. Umumnya mereka akan memprioritaskan investasi terhadap instrumen yang aman untuk mengamankan aset yang dimiliki.
-
Di mana letak kampung miliarder di Pati? Selain di Wonosobo, kampung miliarder juga ditemukan di Desa Bendar, Kecamatan Juwana, Pati.Di kampung itu terdapat banyak deretan rumah megah.
-
Kenapa orang kaya tetap punya utang? Utang tidak selamanya identik dengan ketidakmampuan. Utang produktif dalam bentuk permodalan usaha yang membutuhkan perputaran uang yang sangat cepat, memang dibutuhkan dalam berbagai bentuk usaha.
-
Siapa yang punya rumah mewah seperti rumah dinas menteri? Rumah mewah Iis Dahlia terletak di Cilandak dan sering disebut mirip dengan rumah dinas menteri.
Ramit Sethi, miliarder sekaligus pengisi acara ” How to Get Rich ” di Netflix, mengatakan bahwa masih banyak orang beranggapan mengontrak atau menyewa rumah dianggap sebagai pemborosan uang karena uang tersebut akan diberikan kepada pemilik tanah, daripada membangun kekayaan.
"Saat Anda membayar sewa, Anda tidak membuang-buang uang,” kata Sethi kepada CNBC Make It.
Sethi menuturkan orang yang mengontrak hanya melaksanakan kewajibannya dengan membayar untuk atap di atas kepala. Dengan mengontrak, sama saja membayar tuan tanah menjaga keamanan seseorang selama mengontrak.
Sethi mengatakan saat melihat rumah sebagai investasi, penyewa biasanya mengabaikan biaya tak terlihat seperti cicilan bulanan rumah, biaya susut, biaya pemeliharaan dan sebagainya. Termasuk biaya pajak properti, asuransi, utilitas, biaya asosiasi pemilik rumah, dan perbaikan. Pembayaran KPR juga dibebani bunga di awal.
“Orang bilang mereka tidak mau membuang uang untuk sewa. Saya tidak mau membuang uang untuk bunga," kata Sethi.
Sethi telah menyewa rumah di kota-kota mahal seperti Los Angeles dan New York hanya karena biaya kepemilikannya terlalu tinggi.
“Saya memperoleh lebih banyak uang dengan menyewa daripada jika saya memiliki,” katanya.
Namun, itu tidak berarti membeli rumah tidak bisa menjadi investasi yang baik, katanya. Mengingat nilai rumah telah meningkat sebesar 85 persen sejak 2010, banyak warga Amerika telah membangun kekayaan dengan memiliki rumah.
“Jika orang percaya bahwa kekurangan perumahan akan menyebabkan harga naik selama beberapa dekade, itu adalah taruhan yang sangat masuk akal,” katanya. “Namun, Anda juga perlu menghitung alternatif Anda. Berapa biaya sewa dan investasi yang berbeda? Berapa banyak modal yang akan terikat dalam pembayaran uang muka?”
Dalam pengalaman Sethi, pembeli rumah tidak selalu mempertimbangkan biaya peluang dalam memperoleh properti, terutama setelah mereka memutuskan ingin memiliki rumah sendiri.
Itu karena kepemilikan rumah dipandang sebagai pencapaian besar dan bagian penting dari impian Amerika, sesuatu yang “sangat tertanam dalam jiwa orang Amerika,” katanya. Hal ini dapat menyebabkan pandangan yang sempit tentang nilai sebenarnya dari sebuah properti dibandingkan dengan investasi lain, seperti rencana 401(k) atau dana indeks saham.
“Saya berbicara dengan pasangan yang sering mengatakan kepada saya bahwa uang di rekening pensiun mereka tidak terasa nyata. Mereka akan berkata, ’Maksud saya, uang itu ada di sana. Tetapi saya tidak dapat benar-benar menyentuhnya [seperti rumah],” kata Sethi. “Ada sesuatu yang memesona tentang sesuatu yang fisik yang dapat kita lihat dan sentuh.”
Karena membeli properti merupakan salah satu keputusan terbesar yang akan dibuat orang dalam hidup mereka, Sethi menyarankan pembeli untuk “mempertimbangkan angka-angka dengan cermat,” termasuk biaya semu, sebelum mereka membuat keputusan.
“Mimpi orang Amerika bukan sekadar membeli barang mahal yang nilainya melebihi 100% kekayaan bersih Anda dan menguras keuangan Anda karena biaya semu yang tidak Anda prediksi,” katanya.