Negara Kumpulkan Pajak Rp1.523,7 Triliun Per Oktober, Sudah 95,78 Persen dari Target
Angka ini sudah 88,69 persen dari target Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
Angka ini sudah 88,69 persen dari target Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
Negara Kumpulkan Pajak Rp1.523,7 Triliun Per Oktober, Sudah 95,78 Persen dari Target
Negara Kumpulkan Pajak Rp1.523,7 Triliun Per Oktober
Kementerian Keuangan melaporkan realiasasi penerimaan pajak hingga Oktober 2023 mencapai Rp1.523,7 triliun.
Angka ini sudah 88,69 persen dari target Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati optimis sampai dengan akhir tahun target sebesar Rp1.818 triliun akan tercapai.
Adapun rinciannya, PPh non migas tercatat mengalami pertumbuhan cukup baik 6,7 persen atau sudah Rp836,79 triliun.
Angka tersebut sudah 95,78 persen dari target.
"Jadi kita cukup optimis untuk non migas dalam waktu 2 bulan terakhir ini pasti akan terkejar mungkin Insya Allah mencapai 100 persen atau lebih," terang dia.
Kemudian PPN dan PPnBM mencapai Rp599,18 triliun. Dari sisi total target PPN dan PPnBM telah mencapai 80,65 persen dari target.
Pos pendapatan negara ini mengalami pertumbuham 5,4 persen (yoy).
"Dalam dua bulan terkahir November, Desemeber kita harapkan akan bisa mengejar untuk mencapai 100 persen dari PPN-nya,"
kata dia.
Pos penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) sudah 71,84 persen sebesar Rp28,74 triliun.
Mengalami mengalami pertumbuhan 10,72 persen.
Hanya saja, kata Bendahara Negara ini, terjadi penurunan penerimaan pajak dari PPh migas.
Sampai Oktober penerimaannya tercatat Rp58,99 triliun atau 96,01 persen dari target.
Sehingga, pertumbuhan penerimaan pajak periode Januari-Oktober 2023 sebesar 5,3 persen.
Angka pertumbuhannya masih jauh dibandingkan periode yang sama di tahun 2022 mencapai 51,7 persen.
"Secara YTD pertumbuhan penerimaan pajak 5,3 persen growtnya jauh dibandingkan tahun lalu yakni 51,7 persen tapi memang tidak mungkin penerimaan pajak akan tumbuh di atas 50 persen," jelas Sri Mulyani.
Ia menuturkan kinerja penerimaan melambat dibandingkan tahun sebelumnya.
Terutama disebabkan oleh penurunan signifikan harga komoditas, penurunan nilai impor.