Nilai Tukar Rupiah Ditutup Menguat Di level Rp16.371 Per Dolar AS
Nilai tukar rupiah masih akan fluktuatif namun ditutup menguat.
Nilai tukar rupiah masih akan fluktuatif namun ditutup menguat.
- Revisi UU Pilkada Dibatalkan, Nilai Tukar Rupiah Langsung Menguat ke Level Rp15.492 per USD
- Nilai Tukar Rupiah Diprediksi Melemah ke Level Rp16.500 per USD di Perdagangan Hari Ini
- Ternyata, Ini Buat Kurs Rupiah Anjlok Hingga Sentuh Level Rp16.420 per USD
- Nilai Tukar Rupiah Sentuh Level Rp16.000, Gubernur BI: Nggak Usah Kaget, Nggak Usah Bingung
Nilai Tukar Rupiah Ditutup Menguat Di level Rp16.371 Per Dolar AS
Pada perdagangan sore ini, nilai tukar rupiah ditutup menguat 25 point dilevel Rp16.371 per dolar Amerika Serikat (AS) dari penutupan sebelumnya di level Rp.16.396 per dolar AS.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi menyebut Ketua Federal Reserve, Jerome Powell memberikan sebuah komentar yang agak dovish yang menunjukkan bahwa bank sentral AS kemungkinan besar akan memulai siklus pelonggaran pada akhir tahun ini.
Menurutnya komentar pejabat tinggi The Fed melebihi data yang menunjukkan lowongan pekerjaan di AS meningkat pada bulan Mei setelah mencatat penurunan yang sangat besar dalam dua bulan sebelumnya.
Berdasarkan laporan Survei Pembukaan Pekerjaan dan Perputaran Tenaga Kerja (JOLTS) lowongan pekerjaan, yang mengukur permintaan tenaga kerja, naik 221.000 menjadi 8,140 juta pada hari terakhir bulan Mei.
"Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan 7,910 juta lowongan pekerjaan di bulan Mei. Data untuk bulan April direvisi lebih rendah untuk menunjukkan 7,919 juta posisi yang tidak terisi dibandingkan dengan yang dilaporkan sebelumnya 8,059 juta," kata Ibrah dalam keterangannya yang diterima, Jakarta, Rabu (3/7).
Menyusul laporan JOLTS dan komentar Powell, Ibrahim menyebut suku bunga berjangka AS memperkirakan peluang penurunan suku bunga sebesar 69 persen pada bulan September, naik dari sekitar 63 persen. Pasar juga memperkirakan satu atau dua kali penurunan suku bunga pada tahun 2024.
Sedangkan dalam sisi internal, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat posisi utang pemerintah mencapai Rp8.353,02 triliun pada Mei 2024.
Di mana jumlah utang itu naik sebesar Rp14,59 triliun dibandingkan posisi bulan sebelumnya yang senilai Rp8.338,43 triliun.
Rasio utang pemerintah tersebut setara 38,71 persen terhadap Produk Domestik bruto (PDB) Indonesia. Ini artinya tetap konsisten terjaga di bawah batas aman 60 persen PDB sesuai UU Nomor 17/2003 tentang Keuangan Negara, serta lebih baik dari yang telah ditetapkan melalui Strategi Pengelolaan Utang Jangka Menengah 2024-2027 di kisaran 40 persen.
"Untuk asio utang per akhir Mei 2024, terus menunjukkan tren penurunan dari angka rasio utang terhadap PDB 2021 yang tercatat 40,74 persen, 2022 di 39,70 persen dan 2023 di 39,21 persen," jelas Ibrahim.
Lebih lanjut, Ibrahim memperkirakan untuk perdagangan besok, nilai tukar rupiah fluktuatif namun ditutup menguat direntang Rp16.320 - Rp16.440 per dolar AS.