OJK nilai perbankan nasional tak siap hadapi pasar bebas Asean
"Domestic oriented, lupa melihat opsi di luar, dengan alasan margin dalam negeri masih menggiurkan."
Otoritas Jasa Keuangan menyatakan perbankan dalam negeri belum siap menghadapi liberalisasi ekonomi di Asean. Sebab, perbankan dalam negeri terlihat masih ogah ekspansi ke luar negeri.
"Salah satu kekurangan kita domestic oriented, lupa untuk melihat opsi yang ada di luar, dengan alasan margin dalam negeri yang masih menggiurkan," ujar Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad, Jakarta, Senin (12/10).
-
Apa yang dikatakan OJK mengenai sektor jasa keuangan Indonesia saat ini? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Bagaimana OJK mendorong pengembangan perbankan syariah? Berbagai kebijakan dikeluarkan OJK untuk mendorong pengembangan perbankan syariah bersama stakeholders terkait beberapa inisiatif seperti: Mulai dari perbaikan struktur industri perbankan syariah yang dilakukan melalui konsolidasi maupun spin-off unit usaha syariah (UUS). Lalu penguatan karakteristik perbankan syariah yang dapat lebih menonjolkan inovasi model bisnis yang lebih rasional, serta pendekatan kepada nasabah yang lebih humanis; Pengembangan produk yang unik dan menonjolkan kekhasan bank Syariah, sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi masyarakat untuk meningkatkan competitiveness perbankan syariah. Lalu, peningkatan peran bank syariah sebagai katalisator ekosistem ekonomi syariah agar segala aktivitas ekonomi syariah, termasuk industri halal agar dapat dilayani dengan optimal oleh perbankan syariah; dan Kelima, peningkatan peran bank syariah pada dampak sosial melalui optimalisasi instrumen keuangan sosial Islam untuk meningkatkan social value bank syariah.
-
Bagaimana OJK menilai stabilitas sektor jasa keuangan Indonesia? Rapat Dewan Komisioner Bulanan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 Agustus 2023 menilai stabilitas sektor jasa keuangan nasional terjaga dan resilien dengan indikator prudensial. seperti permodalan maupun likuiditas yang memadai serta profil risiko yang terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian perekonomian global.
-
Apa yang ingin dicapai OJK dari pengembangan perbankan syariah? Bank syariah saat ini sedang kita coba arahkan untuk memberikan alternatif produkproduk perbankan syariah yang bukan merupakan bayangan dari produk-produk yang sudah ada di perbankan konvensional,” kata Dian.
-
Bagaimana OJK mendorong penguatan governansi di sektor jasa keuangan? OJK telah meminta agar Industri Jasa Keuangan terus memperkuat governansi antara lain dengan penerapan manajemen risiko dan manajemen anti-fraud serta penyuapan.
-
Kenapa OJK mengupayakan perluasan akses keuangan di Jawa Tengah? Otoritas Jasa Keuangan bersama seluruh pemangku kepentingan terus memperluas akses keuangan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendukung pertumbuhan ekonomi di daerah.
Sebaliknya, menurut Muliaman, ekspansi ke luar negeri justru menjadi keharusan bagi perbankan negara tetangga
"Ini menurut saya salah satu sentilan bagi kita semua," katanya. "Bagi beberapa negara Asean yang size market kecil, keluar dari wilayahnya menjadi suatu keharusan."
Padahal, kata Muliaman, perbankan Indonesia memiliki potensi untuk memasuki pasar negara lain.
"Perbankan biasanya masuk setelah bisnis lain masuk, ini menjadi saling terkait satu sama lain," katanya. "Ketika ingin mendorong perbankan masuk ke negara lain (Kamboja dan Vietnam) tapi sektor riil ke sana terbatas, jadi kurang optimal."
Baca juga:
Hindari kepemilikan asing, Misbakhun usulkan revisi UU Perbankan
Perubahan BI rate masih bergantung pada keputusan The Fed
Perluas akses KUR, BRI gandeng pegawai BUMN mati suri
BTN optimis penyaluran kredit Kuartal III 2015 tumbuh 19 persen
Turun 25 bps, suku bunga simpanan yang dijamin LPS jadi 7,5 persen
Ekonomi melambat, pendapatan pekerja elit Indonesia tetap melesat