Pemerintah Bakal Pungut Rp150.000 ke Turis Asing Masuk Bali, Wisatawan: Uangnya untuk Apa?
Turis asing tidak keberatan membayar sebesar Rp150.000, tetapi mereka mempertanyakan apa yang akan dilakukan pemerintah dengan uang pungutan itu.
Turis Asing Tak Masalah Pemerintah Pungut Rp150.000, Asal Penggunaannya Jelas
Seorang turis asal Belanda bernama Theo, tidak mempermasalahkan rencana Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali yang akan memungut Rp150.000 kepada setiap wisatawan asing atau turis asing yang masuk ke Bali.
Theo mengaku telah mengetahui informasi itu dari media. Dia menilai kalau pungutan itu memang untuk kemajuan infrastruktur atau kebudayaan Bali tidak jadi masalah. Tapi dia juga mempertanyakan membayar Rp500.000 untuk Visa on Arrival (VoA), dan uang itu untuk apa sebenarnya.
- Petugas Pungli Turis Masuk Bali, Imigrasi Ngurah Rai Bali Ajukan Penangguhan Penahanan Kasi Pemeriksa
- Menimbang Untung Rugi Pungutan Rp150 Ribu untuk Turis di Pulau Dewata
- Turis Asing Masuk Bali Kena Rp150.000, Total Ada 3 Pungutan, Berikut Rinciannya
- Siap-Siap, Turis Asing Masuk Bali Bakal Wajib Bayar Rp150.000
"Kalau itu memang untuk melindungi alam dan budaya iya tidak apa-apa, itu juga bukan jumlah uang yang banyak. Tapi saya membayar visa Rp500.000, itu uangnya untuk apa?," kata Theo, saat ditemui di Kuta, Bali, Kamis (13/2).
Theo juga merasa tidak keberatan membayar sebesar Rp150.000, tetapi dia juga kembali mempertanyakan apa yang akan dilakukan pemerintah dengan uang pungutan itu.
"Tidak apa-apa kalau saya datang lagi ke Bali saya akan bayar dengan penuh cinta. Tapi saya hanya membayangkan, apa yang benar-benar akan mereka lakukan dengan uang itu," ujarnya.
"Bagi saya USD 20 pun tidak apa-apa buat saya. Jadi saya pikir tidak apa-apa, tapi tunjukkan apa yang dilakukan dengan uang itu," jelasnya.
Ditemui di tempat berbeda, Karina turis asal Rusia juga mengatakan bahwa soal kebijakan itu juga harus ada persetujuan warga lokal, apakah keputusan berdampak baik kepada warga lokal.
"Saya tidak tahu, karena saya tidak lahir di negara ini. Saya rasa seharusnya keputusan itu juga harus ada persetujuan dari penduduk lokal," kata Karina, saat ditemui di Pantai Jerman, Kuta.
"Kalau kami orang Rusia tetap akan datang ke Bali. Tapi yang lebih penting bagaimana supaya membuat penduduk lokal lebih nyaman, itu yang lebih penting. Turis akan datang dengan membawa uang. Tapi yang penting soal (dampak baik) ke penduduk lokal," ujarnya.
Sebelumnya, Gubernur Bali, Wayan Koster akan mengenakan pungutan kepada wisatawan asing yang masuk ke Pulau Dewata.
Wwisatawan asing yang masuk ke Bali secara langsung dari luar negeri ataupun secara tidak langsung melalui wilayah lainnya di Indonesia akan dipungut Rp150.000 atau USD 10.