Rp1.669 T Raib dari Kantong 500 Orang Terkaya dalam Sehari, Kok Bisa?
Senin 5 Agustus 2019 menjadi hari duka berjemaah para orang terkaya dunia. Sebab, 500 orang tajir sejagat ini kehilangan hingga ribuan triliun Rupiah akibat buruknya performa pasar saham Amerika Serikat (AS). Jajaran orang terkaya di dunia mulai Bill Gates hingga Mark Zuckerberg turut terkena getahnya.
Senin 5 Agustus 2019 menjadi hari duka berjemaah para orang terkaya dunia. Sebab, 500 orang tajir sejagat ini kehilangan hingga ribuan triliun Rupiah akibat buruknya performa pasar saham Amerika Serikat (AS). Jajaran orang terkaya di dunia mulai Bill Gates hingga Mark Zuckerberg turut terkena getahnya.
Dilaporkan Bloomberg, 500 orang terkaya dunia secara kolektif kehilangan hingga USD 100 miliar atau Rp1.669 triliun (USD 1 = Rp14.265). Sebagai gambaran, berikut daftar menurunnya kekayaan 10 orang terkaya:
-
Di mana sampah luar angkasa menghantam Stasiun Luar Angkasa China? “Modul inti Tianhe dari stasiun luar angkasa telah mengalami kehilangan sebagian pasokan daya akibat benturan dari sampah luar angkasa pada kabel daya di sayap panel surya,” ujar wakil direktur CMSA, Lin Xiqiang.
-
Kenapa ada makam orang Cina di Karimunjawa? Pada sebuah tegalan di Dusun Karimunjawa, terdapat peninggalan kuburan Cina. Masyarakat tidak mengenal lagi tokoh-tokoh yang dimakamkan di sana.
-
Bagaimana Tembok Besar China dibangun? Beras ketan digunakan untuk membuat adukan semen atau pengerat yang menyatukan batu bata Tembok Besar Tiongkok dalam masa Dinasti Ming. Dengan mencampurkan beras ketan dengan kapur yang diairkan (kalsium hidroksida), campuran pengerat ini memiliki keefektifan yang tinggi sehingga dapat menahan guncangan gempa bumi dan pertumbuhan lingkungan.
-
Di mana pemukiman orang Austronesia ditemukan di China? Arkeolog China baru-baru ini menemukan pemukiman orang Austronesia yang berasal dari 7.300 tahun yang lalu di Pulau Pingtan, Provinsi Fujian.
-
Di mana John A. Ruskamp Jr. menemukan ukiran batu yang diyakininya sebagai bukti kedatangan orang China? Peneliti epigraf, John A. Ruskamp Jr. mengidentifikasi adanya petroglif yang tidak biasa, ditemukan jauh di atas jalan setapak di Monumen Nasional Petroglif Albuquerque, Amerika Serikat (AS).
-
Bagaimana cara rudal China 'Panah Merah' bekerja? Senjata Red Arrow atau HJ-8 (Hongjian-8) merupakan sebuah rudal anti-tank generasi kedua yang menggunakan sistem yang dipandu kawat dan dilacak secara optik.
1. Jeff Bezos: USD 3,4 miliar ( Rp48,5 triliun)
2. Bill Gates: USD 2 miliar (Rp28,5 triliun)
3. Bernard Arnault: USD 3,25 miliar (Rp46,3 triliun)
4. Warren Buffett: USD 1,8 miliar (Rp25,6 triliun)
5. Mark Zuckerberg: USD 2,8 miliar (Rp39,9 triliun)
6. Amancio Ortega: USD 996 juta (Rp14,2 triliun)
7. David Koch: USD 1,23 miliar (Rp17,5 triliun)
8. Charles Koch: USD 1,23 miliar (Rp17,5 triliun)
9. Larry Ellison: USD 1,87 miliar (Rp26,6 triliun)
10. Larry Page: USD 1,81 miliar (Rp25,8 triliun)
Penyebab turunnya harta para orang terkaya karena China yang melemahkan mata uangnya hingga ke level sama seperti tahun 2008 lalu. Saham pun terdampak dan indeks Dow rontok 767 poin, terburuk pada tahun ini.
Menurut Market Watch, pada Senin malam, Kementerian Keuangan AS pun melabel China sebagai manipulator mata uang. Manipulasi dengan cara melemahkan mata uang ini dapat menunjang ekspor China, sebab Yuan semakin murah.
Sebelumnya, hanya Presiden Donald Trump saja yang sepihak menuduh China memanipulasi mata uang. Dengan tudingan resmi dari Kementerian Keuangan AS, maka ada potensi sanksi baru yang bisa memperkeruh perang dagang yang terjadi.
Reporter: Tommy Kurnia
Sumber: Liputan6
Baca juga:
Rayakan Ulang Tahun, Miliarder Termuda di Dunia Sewa Kapal Senilai Rp3,5 triliun
Demi Perusahaan Luar Angkasa, Jeff Bezos Jual Saham Amazon Rp25,5 Triliun
5 Influencer Termahal Dunia, Intip Cara Mereka Cetak Kekayaannya
7 Belanja Para Orang Terkaya yang Bikin Geleng-geleng Kepala
Mengupas Cerita 3 Miliuner yang Dulunya Gelandangan
Miris, 3 Pengusaha Ini Dikeluarkan dari Perusahaannya Sendiri
Indonesia Turut Terdampak
Pelemahan Yuan turut berdampak pada Indonesia. Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) merosot tajam pada perdagangan Selasa ini. Mengutip Bloomberg, Selasa (6/8), Rupiah dibuka di angka Rp14.330 per USD, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka Rp14.255 per USD.
Menteri Koordinator Perekonomian, Darmin Nasution, menyebutkan pelemahan Rupiah terjadi akibat ketegangan perdagangan antara AS dan China yang kembali meningkat dan direspons negatif oleh pasar.
"Namanya orang lagi perang dagang, yah masing masing bikin kebijakan sendiri. Amerika yah kebijakannya mengenakan tarif bea masuk sendiri. Ya China boleh saja tidak usah membalas dengan menaikkan lagi tingkat bunga, Yuannya saja dilemahkan oleh mereka," kata dia saat ditemui di Kantornya, Jakarta.
Menko Darmin menjelaskan hal tersebut memang tidak terlalu berpengaruh pada perekonomian Indonesia. Namun jika Yuan melemah, maka akan diikuti oleh negara berkembang lainnya.
"Masalahnya adalah, pada waktu Yuan melemah, itu banyak negara di dunia juga ikut melemah (mata uangnya)," ujarnya.
China Sengaja Lemahkan Yuan Hadapi Perang Dagang
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan dalam 2 bulan terakhir, pihaknya mencatat pelemahan mata uang China, Yuan hingga 5 persen. Menurutnya, hal ini sebagai salah satu strategi China untuk menghadapi perang dagang (trade war).
"China itu ternyata tadinya tidak terlalu melemah, tapi dua bulan terakhir pelemahannya 5 persen, dua bulan terakhir masuk periode trade war," ungkapnya saat ditemui di Kantornya, Jakarta.
Dia mengatakan, pelemahan Yuan ini merupakan bagian dari strategi China untuk menghadapi ancaman perang dagang dengan Amerika serikat. "Jadi kelihatannya China dalam menghadapi trade war itu mengambil langkah memang membiarkan mata uangnya melemah karena dia ingin supaya, saya kira supaya ekspornya lebih murah di mana-mana," jelas Darmin.
"Selain itu sebenarnya yang mereka lakukan adalah bank sentralnya menyalurkan dana ke dunia perbankan termasuk mengubah semacam giro wajib dalam jumlah yang cukup besar. Itu semua menunjukkan bahwa mereka memang secara sadar menginginkan mata uangnya melemah," imbuhnya.