Rupiah Nyaris Rp16.000 per USD, Sri Mulyani Nilai Pelemahan Mata Uang Negara Lain Lebih Parah
Pelemahan Rupiah terhadap mata uang Negara Paman Sam hanya 2,34 persen.
Pelemahan Rupiah terhadap mata uang Negara Paman Sam hanya 2,34 persen.
Rupiah Nyaris Rp16.000 per USD, Sri Mulyani Nilai Pelemahan Mata Uang Negara Lain Lebih Parah
Sri Mulyani Nilai Pelemahan Mata Uang Negara Lain Lebih Parah Dibandingkan RI
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengklaim tren pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) masih lebih baik dibandingkan mata uang negara-negara di kawasan Asia Tenggara (ASEAN).
Meskipun, Rupiah nyaris jeblok Rp16.000 per USD.
- Usut Aliran Uang Miliaran Rupiah dari SYL, KPK Buka Peluang Periksa Pengurus Nasdem
- Kurs Rupiah Melemah Menuju Rp16.000 per USD, Sri Mulyani Beri Penjelasan Begini
- KPK Sebut Aliran Uang Syahrul Yasin Limpo ke NasDem Miliaran Rupiah
- KPK Temukan Banyak Uang Rupiah & Asing di Rumah Dinas Mentan Syahrul Yasin, Penyidik Sampai Bawa Alat Penghitung
Sri Mulyani mencatat, indeks nilai tukar dolar AS terhadap mata uang utama (DXY) pada 18 Oktober 2023 tercatat tinggi di level 106,56 atau menguat 2,93 persen secara year to date (ytd).
"Sangat kuatnya indeks tukar dolar AS ini memberikan tekanan depresiasi terhadap mata uang hampir seluruh mata uang dunia," katanya dalam Konferensi Pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), di Gedung Bank Indonesia, Jakarta Pusat (3/11).
Sri Mulyani menyebut, mata uang Yen Jepang mengalami pelemahan hingga 12,61 persen terhadap USD.
Sementara Dolar Australia mengalami depresiasi atau perlemahan sebesar 6,72 persen.
Di kawasan ASEAN, tercatat mata uang Ringgit Malaysia mengalami pelemahan terbesar hingga 7,82 persen.
Lalu mata uang Bath Thailand melemah sebesar 4,39 persen.
Sedangkan pelemahan Rupiah terhadap mata uang Negara Paman Sam hanya 2,34 persen.
"Adapun, depresiasi nilai tukar Rupiah kita relatif baik yaitu sebesar 2,34 persen," ungkap Bendahara Negara.
Ke depan, pemerintah bersama Bank Indonesia terus memperkuat langkah stabilisasi nilai tukar Rupiah dengan nilai fundamentalnya.
Selain itu, pemerintah terus mendorong masuknya aliran portofolio asing dari luar negeri, serta meningkatkan dan memperluas koordinasi dalam rangka implementasi instrumen penempatan Devisa Hasil Ekspor Sumber Daya Alam (DHE SDA) sejalan dengan PP Nomor 36 Tahun 2023.
"Penguatan harmonisasi kebijakan fiskal, moneter dan sektor keuangan juga akan terus dilakukan untuk memperkuat efektivitas bauran kebijakan makro baik dalam rangka menjaga stabilitas sistem keuangan maupun untuk mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi, "
pungkas Sri Mulyani.
merdeka.com
Awas! Rupiah Bisa Tembus Rp16.000 per USD
Diketahui, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akhirnya mengalami penguatan pasca dihajar berhari-hari.
Kurs rupiah menguat 0,10 persen menjadi Rp15.618 per USD, naik 16 poin dari penutupan hari sebelumnya Rp15.634 per dolar AS.
Direktur PT Laba Forexindo berjangka Ibrahim Assuaibi melihat, penguatan rupiah ini merupakan imbas dari ekonomi dalam negeri yang bagus.
Bila tidak, kurs Garuda saat ini mungkin sudah berada di level Rp17.000 per dolar AS.
"Faktornya, perekonomian dalam negeri cukup bagus. Kalau ekonomi dalam negeri jelek, ini kemungkinan besar bisa terjadi Rp 17.000. Tapi saya tidak yakin bahwa rupiah ini akan ke Rp 17.000,"
kata Ibrahim dikutip dari Liputan6.com.
Menurut dia, kurs rupiah tidak mungkin akan terus naik hingga melampaui Rp16.000 per dolar AS.
Bertengger di level Rp15.800 pun disebutnya itu sudah cukup tinggi.
Pasalnya, Ibrahim meyakini Bank Indonesia akan terus melakukan berbagai intervensi besar agar rupiah tidak terus melemah.
Meskipun begitu, ia masih membuka kemungkinan nilai tukarnya tembus hingga angka Rp16.000.