Sektor Perumahan Jadi Tumpuan Penggerak Ekonomi di Tengah Pandemi
Pemerintah telah menyiapkan dan memperbaiki regulasi untuk memberikan kemudahan dalam hal investasi di sektor properti. Undang-Undang Cipta Kerja yang disahkan pada tahun lalu dan diikuti dengan beberapa peraturan turunannya, kata Sofyan, akan berdampak langsung bagi investasi sektor properti.
Menteri Agraria dan Tata Ruang atau Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Sofyan Djalil meyakini industri di sektor properti bisa kembali pulih pasca pandemi Covid-19 tertangani di Indonesia dan menjadi motor penggerak ekonomi.
"Investasi properti menjadi kunci pertumbuhan sekaligus pemulihan ekonomi nasional. Saya yakin sektor properti bisa bangkit kembali dan menjadi motor penggerak ekonomi," kata Sofyan dikutip dari Antara, Kamis (15/7).
-
Siapa yang memulai usaha peternakan di Jakarta Selatan? Hidup di perkotaan padat seperti Jakarta, hampir mustahil rasanya merintis usaha peternakan. Namun, hal yang tidak mungkin itu justru bisa dimentahkan oleh Abdul Latif.Dilansir dari akun youtube Naik Kelas, pria Betawi ini memilih usaha penggemukan atau peternakan sapi di Jalan Palem 2, Petukangan Utara, Jakarta Selatan.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Kapan harga bahan pangan di Jakarta terpantau naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Siapa yang menemukan pendatang yang menjadi pemulung di Jakarta? "Ada juga yang beberapa waktu lalu ketemu ya kita pemulung segala macam. Kita kembalikan,"
-
Siapa yang menyatakan kekagumannya terhadap kemajuan peternakan di Indonesia? Sementara itu, Wael W. M Halawa salah satu peserta pelatihan menyampaikan kekagumannya dengan kemajuan dunia peternakan di Indonesia.
Menurutnya, pemerintah telah menyiapkan dan memperbaiki regulasi untuk memberikan kemudahan dalam hal investasi di sektor properti. Undang-Undang Cipta Kerja yang disahkan pada tahun lalu dan diikuti dengan beberapa peraturan turunannya, kata Sofyan, akan berdampak langsung bagi investasi sektor properti.
"Iklim investasi di bidang properti dan berbagai hambatan yang ada selama ini telah diatasi oleh pemerintah,” kata Sofyan.
Direktur Utama Bank Tabungan Negara atau BTN, Haru Koesmahargyo mengatakan, ketangguhan sektor properti bisa dilihat dari pertumbuhan PDB sektoral pada kuartal I-2021 di mana sektor real estate masih dapat tumbuh positif 0,9 persen pada saat ekonomi nasional terkontraksi minus 0,74 persen.
"Artinya, sektor perumahan masih mampu menjadi penggerak perekonomian di tengah pandemi," ujar Haru dalam webinar dikutip di Jakarta, Kamis (15/7).
Meski pada kuartal I-2021 pertumbuhan ekonomi masih mengalami kontraksi minus 0,2 persen, namun mulai membaik dibandingkan kuartal IV-2020 yang mencapai minus 2,2 persen. Dengan makin membaiknya kondisi ekonomi tersebut, terdapat potensi pertumbuhan sektor perumahan yang cukup signifikan.
Menurut Haru, hal itu terlihat dari bertumbuhnya penyaluran KPR dibandingkan dengan kredit lainnya di perbankan nasional. Berdasarkan catatan Bank Indonesia (BI) per Juni 2021, pertumbuhan KPR nasional mencapai 4,2 persen. Angka tersebut jauh di atas angka pertumbuhan kredit nasional yang masih terkontraksi minus 4,0 persen.
Haru mengungkapkan, pertumbuhan sektor perumahan mempunyai peluang yang besar untuk mempercepat pemulihan ekonomi di tengah tantangan pandemi Covid-19. Sebab, secara universal pertumbuhan sektor perumahan berpotensi menumbuhkan ekonomi pada sektor lainnya.
Haru menuturkan, salah satu faktor yang membuat sektor properti bisa tangguh dalam menghadapi kontraksi pertumbuhan ekonomi dikarenakan sektor ini merupakan sektor yang padat modal dan padat karya, di mana 90 persen bahan baku dalam membangun rumah juga berasal dari dalam negeri.
Selain itu, dalam setiap pembangunan 100.000 unit rumah akan menyerap sekitar 500.000 tenaga kerja. Sektor perumahan juga mendukung pertumbuhan para pengembang perumahan. Saat ini di Indonesia terdapat 7.000 pengembang yang berperan dalam penyediaan supply perumahan. "Belum lagi kontribusi untuk negara dengan pembayaran pajak dalam bentuk PPN, PPH, BBN, PBB dan BPHTB," katanya.
Dukungan Pemerintah
Besarnya kontribusi terhadap pemulihan sektor ekonomi inilah yang membantu sektor properti mendapat banyak dukungan dari regulator seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI) dan Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Seperti diketahui, OJK telah memberikan keringanan restrukturisasi kredit hingga relaksasi ATMR melalui POJK 48/2020. BI memberikan kelonggaran LTV hingga 100 persen, artinya masyarakat bisa membeli rumah dengan DP 0 persen. Tak hanya itu, Kemenkeu pun melakukan pelonggaran PPN hingga 100% untuk harga rumah maksimal Rp2 miliar.
Sebagai sektor yang berkontribusi terhadap perekonomian nasional, Haru menegaskan, sektor perumahan memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan dalam beberapa tahun mendatang.
Dia menilai rasio mortgage to PDB Indonesia yang pada tahun 2020 dikisaran 2,94 persen jauh lebih rendah dibandingkan negara Asia Tenggara lainnya, seperti Singapura yang mencapai 44,8 persen, Malaysia 38,4 persen dan Thailand 22,3 persen, membuat potensi sektor perumahan untuk tumbuh masih sangat besar. "Belum lagi angka backlog rumah masih tinggi sekitar 11,4 juta unit dan keluarga yang menghuni rumah tidak layak huni sekitar 55,6 persen," jelasnya.
(mdk/idr)