Sektor Perdagangan Jadi Tumpuan Warga Bertahan Hidup di Jakarta, Begini Penjelasannya
Sektor perdagangan besar dan eceran mampu menyerap hampir seperempat masyarakat Jakarta bekerja.
Sektor perdagangan besar dan eceran mampu menyerap hampir seperempat masyarakat Jakarta bekerja.
Sektor Perdagangan Jadi Tumpuan Warga Bertahan Hidup di Jakarta, Begini Penjelasannya
Sektor Perdagangan Jadi Tumpuan Warga Bertahan Hidup di Jakarta
Badan Pusat Statistik (BPS) Jakarta menyampaikan lapangan usaha yang menjadi sandaran hidup paling utama bagi masyarakat Jakarta adalah perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan mobil.
Sebagai informasi, perdagangan besar yang dimaksud yakni distributor atau pihak penghubung antara industri dengan konsumen.
Mereka membeli barang dalam kuantitas besar yang dibeli langsung dari pabrik, untuk dijual kembali. Misalnya grosir, eksportir, dan importir.
Sementara pedagang eceran membeli dari pedagang besar dan menjualnya secara langsung ke konsumen secara eceran.
Semisal toko, retail hingga pedagang yang menjual barang ke konsumen.
Berdasarkan Publikasi Badan Pusat Statistik (BPS) berjudul Indikator Kesejahteraan Rakyat Provinsi DKI Jakarta tahun 2023,
sektor perdagangan besar dan eceran mampu menyerap hampir seperempat masyarakat Jakarta bekerja, yaitu sekitar 23,21 persen.
Selain itu, sektor perdagangan juga dinilai sebagai sektor yang mempunyai peluang terbesar bagi masyarakat Jakarta untuk bekerja. Baik sebagai pekerja formal maupun informal.
Sektor perdagangan juga mengakomodir masyarakat Jakarta bekerja yang mempunyai kualifikasi pendidikan rendah dan keterampilan yang kurang memadai.
Selain sektor perdagangan, lapangan usaha kedua yang menjadi sandaran hidup penduduk DKI Jakarta adalah penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum.
Di sektor ini mencakup masyarakat Jakarta yang bekerja atau memiliki usaha rumah-rumah makan baik dalam skala kecil atau menengah.
Pada Agustus 2023, sektor penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum juga mampu menyerap12,26 persen penduduk bekerja di DKI Jakarta.
"Semakin berkembangnya teknologi memicu berkembangnya sektor penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum. Pemesanan makan dan minum yang dapat dilakukan secara offline maupun online, yang tidak memerlukan persyaratan yang rumit untuk menjadi anggotanya menjadi peluang bagi penduduk yang memerlukan pekerjaan bergabung menjadi penyedia makan dan minum,"
demikian penjelasan publikasi, dikutip pada Rabu (10/1).
Lebih lanjut, dalam publikasi BPS Jakarta juga mengungkapkan pekerja formal pada Agustus 2023 mengalami peningkatan dibandingkan Agustus 2022 sebesar 0,65 persen poin.
Sebaliknya, pekerja informal pada Agustus 2023 turun sebesar 0,65 persen poin.
Pada Agustus 2022 pekerja formal masyarakat Jakarta sebesar 63,12 persen. Sementara Agustus 2023 pekerja formal 63,77 persen.
Untuk pekerja informal di tahun 2022 sebesar 36,88 persen dan pekerja informal pada Agustus 2023 sebesar 36,23 persen.