Sri Mulyani Bongkar Penyebab Pertumbuhan Ekonomi di Bawah Ekspektasi Pemerintah
Menurut asumsi pemerintah, Indeks Keyakinan Konsumen masih tumbuh positif untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi lebih tinggi lagi.
Sri Mulyani menyebut, capaian pertumbuhan ekonomi 4,94 persen di kuartal III-2023 dipengaruhi oleh kenaikan harga beras yang turut mempengaruhi daya beli masyarakat.
Sri Mulyani Bongkar Penyebab Pertumbuhan Ekonomi di Bawah Ekspektasi Pemerintah
Sri Mulyani Bongkar Penyebab Pertumbuhan Ekonomi di Bawah Ekspektasi Pemerintah
Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati buka suara terkait penyebab ekonomi Indonesia hanya tumbuh 4,94 persen secara year on year (yoy) pada kuartal III-2023. Diketahui, capaian pertumbuhan ekonomi ini mengalami perlambatan dibandingkan kuartal III-2022 yang mencapai 5,17 persen.
Dia mengakui, bahwa pertumbuhan ekonomi di bawah 5 persen pada kuartal III-2023 ini di bawah ekspektasi pemerintah. Padahal, menurut asumsi pemerintah Indeks Keyakinan Konsumen masih tumbuh positif untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi lebih tinggi lagi.
- Berkah Gaji PNS Naik, Ekonomi Indonesia Diprediksi Tetap Cerah di 2024
- Parpol Mulai Habiskan Uang untuk Kampanye, Sri Mulyani: Bagus untuk Ekonomi Indonesia
- Ditopang Daya Beli & Investasi, Ekonomi RI Diprediksi Capai 5,1 Persen di Kuartal II-2023
- Konsumsi Rumah Tangga Positif, Ekonomi RI Diprediksi Tumbuh Capai 5,2 Persen
"Kita melihat dari sisi 4,94 persen yang disampaikan untuk konsumsi yang dikeluarkan oleh BPS memang relatif rendah dari yang kita ekspektasi dan kita melihat consumer confidence tinggi, tapi translation kepada consumption itu ternyata tidak setinggi yang kita harapkan," ujarnya dalam konferensi pers di Kementerian Perekonomian, Jakarta Pusat, Senin (6/11).
Sri Mulyani menyebut, capaian pertumbuhan ekonomi 4,94 persen di kuartal III-2023 dipengaruhi oleh kenaikan harga beras yang turut mempengaruhi daya beli masyarakat. Menurutnya, permasalahan tersebut terjadi akibat dampak El-Nino yang mempengaruhi produktivitas pangan.
"Ini perlu kita lihat pengaruhnya apa, apakah psikologis dengan kondisi El Nino, harga beras naik, dan berbagai faktor lainnya," ungkap Bendahara Negara.
Selain itu, konsumsi pemerintah juga tumbuh negatif di kuartal III-2023. Namun, Sri Mulyani meyakini konsumsi pemerintah akan tumbuh positif setelah memasuki kuartal IV-2023.
Beruntung, industri pengolahan mampu membukukan kinerja positif hingga mengalahkan pertumbuhan ekonomi nasional. Tercatat, market share industri pengolahan mencapai 18,75 persen dan pertumbuhannya di atas ekonomi nasional yaitu 5,20 persen.