Sri Mulyani Prediksi Pendapatan Pajak dari Ekspor Komoditas Rp279 Triliun di 2023
Hanya saja, tingginya pendapatan pajak negara dari penjualan komoditas tidak akan berlangsung terus menerus. Dari sisi pendapatan negara tahun depan, pemerintah sudah harus bersiap melepaskan diri dari tingginya harga komoditas ekspor unggulan tanah air.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati memperkirakan tahun depan Indonesia masih mendapatkan untung dari kenaikan harga komoditas ekspor. Setidaknya, tahun depan kas negara berpotensi mendapatkan Rp279 triliun dari pajak ekspor komoditas.
"Windfall profit yang berasal dari komoditas sangat tinggi. Kita memproyeksikan dari sisi pajak, kita mendapatkan Rp279 triliun penerimaan pajak yang berasal dari komoditas," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers usai Sidang Paripurna Kabinet di Istana Negara, Jakarta, Senin (8/8).
-
Kapan Alun-alun Puspa Wangi Indramayu diresmikan? Sebelumnya alun-alun ini diresmikan pada Jumat (9/2) lalu, setelah direnovasi sejak 19 Mei 2021.
-
Apa yang dibawa oleh mertua Indah Permatasari? Itu tadi deretan potret bahagia Indah Permatasari dibawakan oleh-oleh sama mertuanya.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Di mana Sri Mulyani dilahirkan? Sri Mulyani lahir di Tanjung Karang, Lampung, 26 Agustus 1962.
-
Kapan Ipda Febryanti Mulyadi lahir? Inilah salah satu potret Febryanti Mulyadi, wanita kelahiran 4 Februari 2004, saat tidak berdinas.
-
Kapan Taman Purbakala Sriwijaya diresmikan? Menghabiskan waktu pembangunan lebih kurang 4 tahun, TPKS telah diresmi beroperasi pada tahun 1990 dan diresmikan oleh Presiden Soeharto.
Hanya saja, tingginya pendapatan pajak negara dari penjualan komoditas tidak akan berlangsung terus menerus. Dari sisi pendapatan negara tahun depan, pemerintah sudah harus bersiap melepaskan diri dari tingginya harga komoditas ekspor unggulan tanah air.
"Ini mungkin tidak akan berulang atau tidak akan setinggi ini untuk tahun depan," kata dia.
Bea Cukai
Sementara itu, pendapatan negara tahun 2022 dari sisi bea cukai mendapatkan biaya keluar Rp48,9 triliun, terutama untuk komoditas yang membayar biaya keluar seperti CPO. Menurutnya pendapatan dari bea keluar ini mungkin juga tidak akan terulang pada level yang sama.
"Karena kalau kita lihat tahun ini harga-harga dari minyak dalam hal ini mencapai USD 95 atau bahkan di atas USD 100 per barel. Tetapi tahun depan diperkirakan akan melemah pada level USD 90," kata dia.
Selain itu, untuk harga batu bara yang tahun ini mencapai USD 244 per barel, tahun depan diperkirakan akan lebih lemah. Diperkirakan akan turun ke level USD 200 per barel. Sedangkan untuk CPO yang saat ini USD 1.350 diperkirakan juga akan menurun di bawah USD 1.000.
(mdk/idr)