Survei: Investasi Real Estate di Asia Pasifik naik 5 Persen di 2019
Konsultan Real Estate Global JLL mencatat, volume transaksi real estate Asia Pasifik di 2019 diperkirakan naik 5 persen, meskipun laju momentum pertumbuhan akan melambat. Urbanisasi dan demografi terus menciptakan peluang bagi investor di tengah lingkungan ekonomi yang berjalan lambat.
Konsultan Real Estate Global JLL mencatat, volume transaksi real estate Asia Pasifik di 2019 diperkirakan naik 5 persen, meskipun laju momentum pertumbuhan akan melambat. Urbanisasi dan demografi terus menciptakan peluang bagi investor di tengah lingkungan ekonomi yang berjalan lambat.
Head of Capital Markets, JLL Asia Pasifik Stuart Crow mengatakan, para investor masih terus berkutat dengan resiko-resiko makro dan ketidakpastian geopolitik seperti kenaikan suku bunga, berlanjutnya perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina, serta tekanan di Uni Eropa yang disebabkan oleh negosiasi Brexit.
-
Mengapa investasi properti di Lampung menjadi pilihan yang menjanjikan? Meskipun mengalami kenaikan, harga rumah di Bandar Lampung masih tergolong terjangkau dibandingkan dengan beberapa kota besar di Indonesia. Hal tersebut memberikan kesempatan bagi investor dan calon pembeli rumah untuk mendapatkan properti dengan harga yang kompetitif dan potensi untuk mendapatkan imbal hasil yang menguntungkan di masa depan.
-
Bagaimana cara Indonesia menarik investasi 'family office'? Dia harus datang kemari (Indonesia). Misalnya, dia taruh duitnya 10 atau 30 juta dolar AS, dia harus investasi berapa juta, dan kemudian dia juga harus memakai orang Indonesia untuk kerja di family office tadi. Jadi, itu nanti yang kita pajakin.
-
Kenapa harga tanah dan rumah di Indonesia semakin mahal? Jumlah penduduk di Indonesia terus meningkat, khususnya di kota-kota besar, mengakibatkan ketersediaan lahan atau tanah semakin terbatas. Dampaknya, harga rumah dan tanah yang naik setiap tahunnya.
-
Siapa yang mendorong penerapan skema investasi 'family office' di Indonesia? Presiden Joko Widodo mengumpulkan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju dan kepala lembaga negara untuk membahas potensi skema investasi 'family office' dalam rapat internal di Istana Negara Jakarta, Senin (1/7) lalu.
-
Kapan inflasi penting untuk investor? “Inflasi juga dapat memengaruhi nilai tukar. Negara-negara dengan tingkat inflasi rendah biasanya mengalami apresiasi nilai mata uang dibandingkan negara-negara dengan inflasi yang lebih tinggi,” ujar Kar Yong Ang.
-
Siapa yang bertemu dengan Airlangga Hartarto saat membahas investasi di Indonesia? Delegasi kongres Amerika Serikat yang terdiri Jonathan Jackson, Young Kim, Andy Barr, dan Jasmine Crockett, bertemu dengan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Jakarta di Jakarta, Senin (28/8).
"Meskipun terlihat adanya kemunduran, industri real estate tetap terlihat menarik sebagai tempat yang aman untuk berinvestasi, dengan manfaat diversifikasi portofolio-nya serta tingkat keuntungan yang relatif lebih tinggi dibanding dengan kelas aset lainnya. Tetapi, dalam situasi ekonomi yang melambat ini, investor menjadi lebih selektif dan ketat saat bergerak keluar dari suatu jenis investasi karena semakin sulit untuk menemukan alternatif investasi lain yang dapat menghasilkan pendapatan," kata Crow melalui keterangan resminya.
Di Asia Pasifik, permintaan real estate akan terus bergerak didorong oleh fundamental demografis yang kuat. Penduduk daerah perkotaan diperkirakan akan melampaui 400 juta orang pada tahun 2027, sedangkan penduduk berusia 65 tahun atau lebih akan meningkat sebanyak 146 juta orang dalam kurun waktu 10 tahun ke depan. Pada tahun 2021, pasar e-commerce Asia Pasifik diproyeksikan akan mengalami pertumbuhan sampai mencapai US$ 1,6 triliun.
Sementara itu, Head of Research JLL Indonesia, James Taylor mengatakan Minat investor kemungkinan akan tetap kuat di Indonesia pada tahun 2019. Pasar gedung perkantoran serta ritel akan semakin ketat dan titik masuk yang paling mungkin diambil oleh investor adalah pengembangan tapak dan/atau membentuk kemitraan dengan grup-grup perusahaan lokal.
"Pengembangan infrastruktur MRT dan LRT mendatang akan menghadirkan peluang baru bagi para investor sementara pasar pergudangan logistik modern kemungkinan akan terus menjadi fokus bagi grup-grup perusahaan lokal dan internasional," kata James.
JLL mencatat, ada 5 tren kunci yang akan membentuk industri di Asia Pasifik pada tahun 2019.
Properti fasilitas sosial akan tumbuh pesat
Penambahan jumlah penduduk perkotaan di wilayah ini menyebabkan meningkatnya permintaan akan perumahan alternatif, termasuk akomodasi bagi pelajar, hunian bersama, hunian multi-keluarga, panti jompo serta rumah perawatan bagi para lansia. Bagi para investor, sektor yang berkaitan dengan kehidupan ini menawarkan hasil yang menarik serta prospek pertumbuhan jangka panjang dan peluang diversifikasi portofolio.
"Sektor-sektor baru ini siap untuk mengalahkan investasi di bidang aset perumahan tradisional terkait dengan sifatnya dalam penggunaan ruang yang efisien, manajemen bangunan yang unggul, serta imbal hasil yang umumnya lebih tinggi. Panti jompo, misalnya, menawarkan keuntungan antara 11 hingga 14 persen di Tokyo, dan 8 hingga 12 persen di Singapura," kata Crow.
Skema co-working semakin berkembang
Head of Asia Pacific Research JLL, Megan Walters mengatakan pada tahun 2030, ruang kerja yang fleksibel akan mencapai 30 persen dari portofolio beberapa perusahaan-perusahaan properti komersial di seluruh dunia. Ini berarti konsolidasi pasar akan semakin sering terjadi.
Seperti misalnya pemilik properti serta pengembang akan mulai menawarkan ruang fleksibel milik mereka sendiri, hal lainnya yaitu membentuk usaha bersama dengan perusahaan co-working, atau dapat dilihat dari merger dan akuisisi yang terjadi antara perusahaan-perusahaan co-working.
Pusat Logistik dan data semakin banyak
Dengan semakin meningkatnya peran Asia Pasifik sebagai pemimpin dalam e-commerce global, tuntutan bagi organisasi-organisasi untuk mendirikan infrastruktur penyimpanan data serta memiliki fasilitas pergudangan untuk barang-barang fisik ritel mereka akan semakin meningkat.
James Taylor mengatakan, pasar gudang logistik modern telah berkembang selama beberapa tahun terakhir di Indonesia dan para investor akan terus menampung permintaan pengguna baik dari sektor e-commerce, grup perusahaan barang konsumen, perusahaan-perusahaan logistik pihak ketiga serta pabrikan.
Tingkat okupansi tetap tinggi namun pasar kekurangan pasokan, terutama di wilayah Jabodetabek dan Surabaya. Sementara itu, pasar pusat data masih belum matang di Indonesia namun ada kemungkinan pasar ini mengalami pertumbuhan yang cepat karena sudah ada beberapa grup perusahaan internasional yang mulai mengukur kemungkinan mereka untuk masuk ke pasar tersebut.
Perubahan terhadap eksposur utang
Crow menjelaskan, beberapa bank semakin memperketat persyaratan pinjaman mereka, hal ini akan menimbulkan celah bagi pemberi pinjaman non-bank dan asing untuk memasuki pasar, khususnya di Australia, India dan China. Akibatnya, akan semakin banyak investor yang beralih ke pemberi pinjaman luar negeri yang menawarkan bentuk-bentuk utang atau ekuitas yang lebih fleksibel untuk proyek-proyek tertentu.
"Investasi utang adalah salah satu cara untuk mengurangi resiko dalam portofolio dan semakin banyak investor yang mencari cara untuk menggunakan utang dalam melindungi mereka dari volatilitas pasar serta anjloknya pendapatan dari bidang properti," kata Crow.
Evolusi kota pintar
Dengan terus digaungkannya inisiatif kota pintar di Singapura, Jepang, Korea Selatan dan Australia, Asia Pasifik mulai merasakan semakin meningkatnya kebutuhan untuk membangun infrastruktur digital yang lebih baik untuk memaksimalkan efisiensi, keberlanjutan serta untuk meningkatkan kondisi kehidupan penduduk.
Baca juga:
Pollux Properti Gelar Topping Off Apartemen Meisterstadt Batam
Lippo Cikarang Serah Terima 408 Unit Apartemen Meikarta
Permintaan Apartemen Diprediksi Stagnan Tahun Ini
Synthesis Residence Kemang Tawarkan Unit Arkana, Ini Keunggulannya
Ini Alasan Pekerja Asing Tak Mau Tinggal di Cikarang