Tak Kuat Bayar Biaya Persalinan hingga Minta Bantuan, Pasangan Suami Istri Ini Dihujat
Biaya perawatan bayi kembar 4 itu mencapai Rp435 juta.
Sepasang suami istri di China selatan menuai kritik publik, karena meminta sumbangan biaya persalinan anak kembar mereka. Sang istri, yang bermarga Li, melahirkan empat bayi perempuan pada tanggal 23 Agustus di Rumah Sakit Bersalin dan Kesehatan Anak Shenzhen di provinsi Guangdong.
Dilansir dari South China Morning (SCMP) Li dan suaminya, yang bermarga Chen, sudah memiliki dua anak perempuan. Bayi kembar empat itu dikirim ke ruang perawatan intensif karena lahir sebulan lebih awal.
- Tak Mampu Bayar Utang Bangun Rumah Rp200 Juta, Seorang Pria Ajak Teman Bunuh Bos Toko Bangunan
- 18,8 Juta Keluarga Bakal Terima BLT Mitigasi Risiko Pangan Senilai Rp600.000, Ini Bocoran Waktu Pencairannya
- Pembunuh dan Pembuang Bayi di Sungai Jepara Ternyata Ibu Kandung Korban, Ini Alasan Pelaku
- Mengenal Salib Putih, Misi Penyelamatan Pasangan Suami Istri Asal Eropa Terhadap Korban Wabah Kelaparan di Semarang pada Awal Abad ke-20
Dokter mengatakan mereka perlu tinggal di sana setidaknya selama sebulan, yang biayanya sekitar 200.000 yuan atau setara Rp435 juta.
Menurut sang ayah, pasangan itu harus segera membayar, lalu setelah bayi-bayi itu keluar dari rumah sakit, ia dapat mengajukan penggantian biaya kepada badan jaminan sosial di kota kelahirannya. Diharapkan otoritas akan menanggung 80 persen tagihan medis.
"Tetapi saya tidak punya 200.000 yuan. Saya hanya karyawan biasa dengan penghasilan yang pas-pasan. Saya merasa tidak berdaya. Saya berharap masyarakat dapat membantu kami," kata Chen.
“Saya senang atas kelahiran bayi kembar empat saya, tetapi saya juga khawatir. Bagaimana kami bisa membesarkan mereka?”
Sang ibu mengatakan ia pulih dengan baik pasca persalinan.
"Saya gembira dengan kelahiran bayi-bayi saya. Satu-satunya masalah adalah beban keuangan di masa mendatang," katanya.
Mengandung 4 embrio di usia kandungan 2 bulan
Li mengatakan dia diberitahu bahwa dirinya mengandung empat embrio saat dia hamil dua bulan.
Ia mengatakan dokter telah menanyakan apakah mereka ingin mengurangi beberapa embrio, tetapi mereka mengatakan mereka ingin menyimpan semuanya dan telah mempertimbangkan keputusan tersebut dengan "sepenuhnya".
Chen mengatakan bahwa ia dan istrinya bekerja di perusahaan yang sama di Shenzhen, dan pendapatan gabungan mereka adalah 10.000 yuan (Rp21,7 juta) per bulan. Namun setelah melahirkan, istrinya harus berhenti bekerja untuk mengurus bayi-bayinya.
"Jadi akan ada banyak pengeluaran untuk perawatan anak. Ini akan menjadi tekanan besar bagi keluarga saya," kata Chen.
“Saya berharap orang-orang baik hati itu dapat membantu kami. Saya tidak punya pilihan lain.”
Seorang pejabat dari Federasi Wanita Shenzhen mengatakan mereka dapat mengajukan permohonan Dana Bantuan Wanita dan Anak yang akan menawarkan mereka 2.000 yuan (Rp4,3 juta) setahun.
Berita tentang dilema keluarga tersebut menjadi tren daring dan ditonton 10 juta kali di Douyin saja.
Hal itu segera menjadi perbincangan nasional, dan banyak orang tidak bersimpati terhadap pasangan itu.
"Mereka tidak bertanggung jawab. Jika mereka tahu mereka tidak mampu, mengapa mereka memilih melahirkan semua bayi kembar empat itu?" tanya pengguna netizen.
"Mereka pasti merasa terbebani hanya karena harus membesarkan dua anak dengan pendapatan kotor bulanan sebesar 10.000 yuan dan tinggal di Shenzhen. Apa yang membuat mereka berani punya anak lagi?" kata yang lain.
"Pihak berwenang dapat menawarkan dukungan besar kepada mereka. Ini adalah kesempatan yang bagus untuk mendorong orang-orang memiliki bayi, bukan?" tulis orang lain.
Beberapa orang berspekulasi bahwa pasangan itu bersikeras memiliki lebih banyak bayi karena mereka menginginkan anak laki-laki. Banyak keluarga di Tiongkok masih mengikuti tradisi lebih mengutamakan anak laki-laki daripada anak perempuan.
Pasangan itu tidak menanggapi tuduhan tersebut.