Tak terbukti ucapan JK soal Rupiah melemah bisa tingkatkan ekspor
Peningkatan ekspor di tengah pelemahan Rupiah bergantung pada jenis komoditasnya.
Nilai tukar Rupiah terhadap dolar AMerika Serikat belum juga menunjukkan tanda-tanda penguatan. Rupiah sempat menyentuh angka Rp 13.200 per USD.
Belum lepas dari ingatan kita, berkali-kali Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, memburuknya kondisi Rupiah baik untuk meningkatkan kinerja ekspor. Pernyataan itu tak terbukti. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor Indonesia pada Februari 2015 turun 16,02 persen dibanding periode sama tahun lalu (year on year).
-
Kapan BPS dibentuk? Sejarah BPS dimulai pada tahun 1960, ketika Biro Pusat Statistik didirikan.
-
Apa yang membaik di Sulawesi Utara berdasarkan rilis BPS? Kepala BPS Sulawesi Utara, Asim Saputra menjelaskan, daya beli petani di Sulawesi Utara membaik di Bulan Oktober 2023.
-
Apa yang dihapus dari BPJS? Kepala Humas BPJS Kesehatan Rizzky Anugerah menjawab pertanyaan publik terkait naiknya iuran ketika Kelas Rawat Inap Standar (KRIS) berlaku.
-
Apa tugas utama dari BPS? Tugas BPS adalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang statistik sesuai peraturan perundang-undangan.
-
Kapan Pejuang Rupiah harus bersiap? "Jangan khawatir tentang menjadi sukses tetapi bekerjalah untuk menjadi signifikan dan kesuksesan akan mengikuti secara alami." – Oprah Winfrey
"Kalau penurunan Rupiah, tidak serta merta ekspor meningkat," ujar Kepala BPS Suryamin kepada wartawan di kantornya, Jakarta Pusat, Senin (16/3).
Peningkatan ekspor di tengah pelemahan Rupiah bergantung pada jenis komoditasnya. Sebab, ada beberapa komoditas yang merespon positif penurunan Rupiah, ada pula yang tidak.
Dari data BPS, Suryamin menyebut salah satu komoditas yang merespon positif pelemahan Rupiah adalah kendaraan serta sparepartnya.
"Kendaraan dan bagian-bagiannya ini responnya bagus, turunnya Rupiah, maka ekspor meningkat. Hampir 7 persen," tuturnya.
Selain itu, kata dia, sejumlah alat rumah tangga juga furnitur merespon ikut positif pelemahan Rupiah.
"Serat buatan itu juga meningkat (ekspornya) mungkin karena di luar negeri susah. Lalu besi dan baja masih merespon positif, meningkat ekspornya," ucapnya.
Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, secara umum Rupiah berada dalam posisi netral. Bahkan, ada pihak yang sumringah dan diuntungkan dengan pelemahan Rupiah yakni eksportir.
"Untuk importir tentu agak berat juga. Tapi secara umum justru kita perlu banyak ekspor, justru kita ingin kurangi defisit, sehingga dengan Rupiah 13.000 itu bagi ekonomi kita sebenarnya tidak menjadi soal," ucapnya.
Meski nilai tukar Rupiah anjlok, Indonesia harus bisa memanfaatkan kondisi kondisi ini. Dalam pandangannya, ini saatnya meningkatkan aktivitas dan kinerja ekspor Indonesia. Di sisi lain, aktivitas impor ditekan.
"Tentu kita juga harus perhatikan masalah-masalah kita juga, apa yang memperkuat ekspor kita lebih lanjut. Kalau Rupiah melemah artinya ekspor akan naik. Hal bagus. Pendapatan rakyat lebih banyak ekspor, impor akan lebih sulit," imbuh JK.
Baca juga:
Hari ini Jokowi beberkan paket kebijakan penyelamatan ekonomi
Mahasiswa Brawijaya sebut perekonomian di era Jokowi berantakan
Dollar meroket, perajin rotan di Sukoharjo raup keuntungan
Ini rencana jangka panjang Jokowi cegah pelemahan Rupiah
INDEF sayangkan sikap cuek pemerintah tanggapi pelemahan Rupiah
Hobi impor pemerintah jadi penyebab merosotnya nilai tukar Rupiah