Tanpa Batu Bara Indonesia, China dan India Bakal Gelap
Ekonom Center of Economics and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira mengatakan, ketergantungan negara tersebut kepada Indonesia sangat besar. Mereka membutuhkan produk unggulan nasional untuk menggerakkan industri pengolahannya.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengaku kaget mengetahui fakta bahwa banyak negara yang tergantung dengan produk dari Indonesia. Jokowi banyak menerima telepon, mulai dari perdana menteri hingga kepala negara ketika menghentikan impor batu bara selama 2 minggu beberapa waktu lalu.
Berdasarkan data Trade Map tahun 2021, China, India, Amerika Serikat hingga Uni Eropa memiliki ketergantungan terhadap produk-produk komoditas unggulan Indonesia.
-
Di mana Tari Baris China ditampilkan? Dalam upacara ulang tahun Pura Khayangan Tiga di Desa Adat Renon, akan dipentaskan sebuah kesenian tari bernama Tari Baris China.
-
Mengapa China mengirim batu bata ke stasiun luar angkasa? Penelitian ini bertujuan untuk menguji ketahanan batu bata dalam kondisi ekstrem serta mengeksplorasi potensi penggunaannya dalam pembangunan pangkalan di Bulan.
-
Apa yang ditemukan di China selatan? Sebuah fosil buaya yang telah punah ditemukan dengan kondisi terpenggal di China selatan.
-
Bagaimana China berhasil mengambil sampel batu dari sisi jauh Bulan? Wahana ini menggunakan bor dan lengan robotik untuk mengambil tanah dan bebatuan, mengambil beberapa foto permukaan Bulan, dan menancapkan bendera China.
-
Di mana letak situs batu China di Cirebon? Di Desa Ciawi Japura, Kecamatan Susukan Lebak, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, ditemukan sebuah situs batu tulis berusia ratusan tahun.
-
Apa yang terjadi di bawah permukaan Bumi India? Sebuah studi mengungkapkan bahwa India mulai mengalami perubahan drastis di bawah permukaan Bumi. Para ilmuwan mengklaim bahwa perubahan terjadi secara horizontal dan lempeng tersebut terbelah menjadi lapisan-lapisan terpisah.
Ekonom Center of Economics and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira mengatakan, ketergantungan negara tersebut kepada Indonesia sangat besar. Mereka membutuhkan produk unggulan nasional untuk menggerakkan industri pengolahannya.
Bila Indonesia mengeluarkan kebijakan moratorium atau menghentikan ekspor produk-produk, maka ketiga negara itu bisa kelabakan.
"Jika Indonesia setop melakukan ekspor, industri pengolahan di tiga negara bisa berhenti total," kata Bhima kepada merdeka.com, Jakarta, Sabtu (3/12).
Bahkan, jika ekspor batu bara dihentikan Indonesia, China dan India bisa gelap. Sebab pembangkit listrik mereka membutuhkan batubara sebagai penghasil listriknya.
"Untuk pasokan listrik di India dan China yang masih andalkan batu bara akan blackout alias padam," ungkap Bhima.
Bukti Ketergantungan China dan India dengan Indonesia
Sepanjang tahun 2021, ketergantungan China terhadap produk batu bara Indonesia mencapai USD 22,7 miliar. Impor produk bijih besi China dari Indonesia juga mencapai USD 13,1 miliar.
Selain itu, China juga mengimpor CPO senilai USD 6,7 miliar, tembaga senilai USD 972 juta dan produk nikel sebesar USD 240,3 juta.
Begitu juga dengan India yang sangat bergantung pada produk batu bara, CPO, karet dan Timah asal Indonesia. Masing-masing nilai impor India dari Tanah Air yakni USD 6,3 miliar (batu bara), USD 4 miliar (CPO), USD 323 juta (karet) dan USD 247 juta (timah).
Sementara itu produk Indonesia yang menjadi andalan Amerika Serikat yakni produk karet, CPO, produk perikanan dan produk kayu. Negeri Paman Sam ini tahun 2021 mengimpor produk karet senilai USD 2,4 miliar, CPO sebesar USD 2,1 miliar, produk perikanan USD 1,4 juta dan USD 1 miliar produk kayu.
Kondisi Uni Eropa Tergantung Indonesia
Kondisi serupa juga bisa dialami Uni Eropa. Masih dari sumber yang sama, Uni Eropa memiliki ketergantungan yang sama dengan Indonesia. "Apalagi Eropa yang sekarang sedang krisis energi," kata Bhima.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) nilai ekspor migas Indonesia pada September 2022 ke Eropa Barat senilai USD 61,1 juta. Sedangkan ekspor non migasnya untuk Eropa Barat senilai USD 1,68 miliar dan ke Eropa Timur senilai USD 430 miliar.
Sementara itu berdasarkan data Trade Map di tahun 2021, Uni Eropa mengimpor CPO senilai USD 2,5 miliar. Mereka juga mengimpor produk karet Indonesia hingga USD 1 miliar.
Selain itu, Uni Eropa juga mengimpor produk besi dan baja senilai USD 477 juta, produk kayu olahan senilai USD 414 juta, dan timah senilai USD 173 juta.
(mdk/idr)