Terungkap, Anak Usaha Kimia Farma Rekayasa Laporan Keuangan
Bentuk rekayasa keuangan yang diduga dilakukan oleh anak usaha Kimia Farma yaitu seakan-akan hasil penjualan atau distribusi berjalan baik.
"Kimia Farma juga demikian. Ada inilah, rekayasa keuangan," kata Arya usai meresmikan Vending Machine UMKM PT Pegadaian dikutip dari Antara, Kamis (6/6).
Terungkap, Anak Usaha Kimia Farma Rekayasa Laporan Keuangan
Terungkap, Anak Usaha Kimia Farma Rekayasa Laporan Keuangan
- Tanggapi Rencana Kenaikan UMP 2025, Pengusaha: Separuh Tenaga Kerja Kita Pendidikannya di Bawah SMP
- Tamatan SD dari Kampung, Pria Ini Sukses Usaha Kulit Lumpia Omzet Jutaan
- Dulu Jualan di Kaki Lima, Kini Eks Pegawai BUMN Ini Sukses Punya Pabrik Kerupuk Kulit, Omzet Rp700 Juta Perbulan
- Kisah Pengusaha UMKM Akar Jawi Raup Omzet Rp20 Juta per Bulan, Modal Awal Cuma Rp200.000
Staf Khusus III Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Arya Sinulingga menyebut bahwa pihaknya menemukan adanya dugaan rekayasa keuangan dari anak usaha Kimia Farma.
"Kimia Farma juga demikian. Ada inilah, rekayasa keuangan," kata Arya usai meresmikan Vending Machine UMKM PT Pegadaian dikutip dari Antara, Kamis (6/6).
Arya menyampaikan bahwa pihaknya sudah menemukan adanya dugaan rekayasa keuangan pada anak Kimia Farma. Namun, dia tidak menyebut secara rinci anak perusahaan tersebut.
“Temuannya udah ada, tinggal diproses aja,” ucap Arya.
Arya menjelaskan bahwa rekayasa keuangan yang diduga dilakukan anak usaha Kimia Farma itu berbeda dengan yang terjadi pada dugaan kasus fraud pada PT Indofarma.
merdeka.com
“Itu beda, dia (anak usaha Kimia Farma), rekayasa keuangan. Beda sama kalau Indo (Indofarma) itu kan uangnya hilang, diambil, kalau ini kan dia rekayasa, menggelembungkan,” jelas Arya.
Lebih lanjut, Arya menjelaskan, bentuk rekayasa keuangan yang diduga dilakukan oleh anak usaha Kimia Farma yaitu seakan-akan hasil penjualan atau distribusi berjalan baik. Tetapi pada kenyataannya hasil penjualan tidak berjalan baik.
“Misalnya di distribusi distribusi dan sebagainya, seakan-akan penjualan semua bagus padahal enggak. Anaknya si KF (Kimia Farma),” tutur Arya.
Arya mengungkapkan bahwa temuan dugaan rekayasa keuangan tersebut berdasarkan hasil audit internal PT Kimia Farma.
“Itu hasilnya kalau nggak ada audit dari internalnya KF (Kimia Farma) mana dapat itu, karena yang audit internal makanya didapat itu,” ungkap Arya.
Lebih lanjut area menambahkan bahwa permasalahan lain yang terjadi di kimia Farma yaitu banyaknya pabrik yang dibangun tetapi dinilai tidak efisien.
"Dan di samping itu juga KF (Kimia Farma) ada juga problem di pabriknya. Yaitu kebanyakan pabrik, enggak efisien. Makanya dari 10 pabrik bakal tinggal lima pabrik yang dikelola. Iya, jadi enggak efisien lah pokoknya, dulu itu terlalu banyak bangun pabrik. Padahal enggak butuh,” demikian Arya menjelaskan.
Sebelumnya, PT Kimia Farma Tbk (KAEF) mencatatkan kerugian mencapai Rp1,82 triliun dalam laporan keuangan 2023.
Direktur Utama KAEF David Utama menyebutkan, kerugian disebabkan oleh dugaan pelanggaran integritas penyediaan data laporan keuangan yang terjadi di anak usaha yaitu, PT Kimia Farma Apotek (KFA) pada periode tahun 2021 sampai 2022 lalu.
Manajemen KAEF menemukan dugaan pelanggaran integritas penyediaan data laporan keuangan yang terjadi di anak usaha yaitu KFA pada periode tahun 2021-2022," kata David dalam keterangannya dikutip Rabu (5/6).