Waspada Ancaman Pemanasan Global, Menteri Jonan Bakal Genjot Pengembangan EBT
Dampak pemanasan global saat ini sudah dapat dirasakan. Hal itu itu bahkan dirasakan oleh dirinya sendiri saat tinggal di Bandung 10 tahun yang lalu. Di mana, pada saat itu suhunya masih sangat sejuk, berbeda dengan yang dirasakan saat ini.
Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan meminta kepada seluruh pegawai dan seluruh pemangku kepentingan untuk peduli dengan lingkungan dari ancaman pemanasan global atau global warming. Sebab menurut Jonan, dampak pemanasan global akan sangat terasa bagi Indonesia yang merupakan negara kepulauan.
"Pembangunan energi bersih yang berkelanjutan atau yang kita kenal dengan energi baru terbarukan (EBT) penting untuk dipikirkan. Sebagai Pembina sektor wajib melaksanakan pengembangan energi bersih. Kenapa? Pertama, masalah lingkungan hidup, seluruh dunia juga sudah mulai mengurangi apa yang disebut efek pemanasan global," kata Jonan dalam Apel Peringatan Hari Jadi Pertambangan Dan Energi Ke-74, dikutip dari laman resminya, Minggu (29/9).
-
Kapan Lembaga Eijkman diresmikan? Wacana tersebut akhirnya terealisasi pada tahun 1992 dan laboratorium mulai beroperasi setahun setelahnya lalu diresmikan langsung oleh Presiden Soeharto.
-
Kenapa mahasiswa UGM mengembangkan ESDS? Yogi mengatakan bahwa pengembangan ESDS tersebut berawal dari keprihatinan mereka terhadap tingginya kasus stunting di Tanah Air.
-
Kapan Janjang Saribu diresmikan? Tembok ini telah diresmikan oleh Bupati Agam pada tahun 2013.
-
Kapan Eliano bergabung dengan Timnas Indonesia? Eliano Reijnders baru saja mengambil langkah signifikan dalam kariernya dengan memilih untuk menjadi Warga Negara Indonesia (WNI).
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Apa yang diresmikan Jokowi di BEI? Presiden Jokowi mengatakan ingin mengurangi dampak perubahan iklim yang saat ini terjadi di beberapa negara termasuk Indonesia. ”Karena memang ancaman perubahan iklim sangat bisa kita rasakan dan sudah kita rasakan. Dan, kita tidak boleh main-main terhadap ini, kenaikan suhu bumi, kekeringan, banjir, polusi, sehingga dibutuhkan langkah-langkah konkret untuk mengatasinya,” kata Presiden Jokowi.
Jonan mengatakan, dampak pemanasan global saat ini sudah dapat dirasakan. Hal itu itu bahkan dirasakan oleh dirinya sendiri saat tinggal di Bandung 10 tahun yang lalu. Di mana, pada saat itu suhunya masih sangat sejuk, berbeda dengan yang dirasakan saat ini.
"10 tahun yang lalu waktu saya mulai bertugas di Bandung, jam 5 pagi atau jam 6 pagi itu masih sejuk sekali. 10 tahun yang lalu itu pendek sekali, bukan 30 tahun yang lalu. Sekarang saya ke Bandung jam 5 pagi terasa biasa saja, hampir sama seperti Jakarta," ungkap Jonan.
Jonan mengingatkan perubahan suhu akibat pemanasan global juga akan membuat permukaan air laut meningkat sehingga menjadi ancaman bagi negara-negara kepulauan atau daratan-daratan yang memiliki disparitas muka air laut dengan muka tanah tidak terlampau jauh.
"Kalau kita melihat Jakarta dan banyak kota-kota pesisir di Utara Pulau Jawa sudah banyak wilayah yang tergenang dan kalau ini dibiarkan dengan kenaikan 1-3 derajat setiap 30 tahun, mungkin akan banyak wilayah Indonesia yang akan tenggelam," jelas Jonan.
Selain mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan, dalam jangka pendek, pemanfaatan EBT juga dapat memperbaiki neraca perdagangan akibat impor Bahan Bakar Minyak (BBM). Sementara tujuan yang paling mulia adalah mempertahankan bumi agar tidak rusak, karena bumi ini adalah warisan bagi bangsa ke depan.
"Tujuan yang paling mulia adalah untuk mempertahankan bumi kita agar tetap sustainable untuk anak cucu kita, itu yang paling penting. Saya juga sungguh-sungguh mendorong Badan Geologi untuk melaksanakan perannya dengan besar, Balitbang ESDM juga, cari sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat, untuk bangsa untuk alam dan sebagainya," pungkas Jonan.
Baca juga:
ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Oktober 2019 Naik Menjadi Rp7.358 per Liter
Uji Coba Penerapan B30 Berjalan Mulus, Produsen Diklaim Tak Keberatan
Indonesia Disebut Bisa Hemat Rp210,46 Triliun Melalui B50
TUV Rheinland Indonesia Dukung Elektrifikasi di Acara Electric & Power Indonesia 2019
Dorong Industri Gunakan PLTS, Menteri Jonan Bakal Buat Aturan Baku
Menengok Inovasi Perusahaan Asal Bandung Ubah Sampah Jadi Listrik