Waspada, Dunia Tengah Hadapi Neraka Iklim Bisa Berakibat Kelaparan Hebat
Jika tidak diantisipasi, tren gelombang panas ini dapat mendorong inflasi. Ini karena kelangkaan bahan pangan akibat turunnya produksi.
"Hati-hati tidak boleh lengah tantangan ke depan tidak mudah, saya kira bapak ibu semuanya sudah mendengar warning dari sekjen PBB bahwa dunia menuju pada neraka iklim, neraka iklim" kata Jokowi.
Waspada, Dunia Tengah Hadapi Neraka Iklim Bisa Berakibat Kelaparan Hebat
Waspada, Dunia Tengah Hadapi Neraka Iklim Bisa Berakibat Kelaparan Hebat
- Pemerintah Pede Swasembada Pangan 2025 Terealisasi, Ini Alasannya
- Waspada, Harga Pangan Global Naik di Tengah Pelemahan Nilai Tukar Rupiah
- Waspada, Produksi Beras Dalam Negeri Terus Menurun Hingga Akhir Tahun
- Perubahan Iklim Ancam Penduduk Dunia, Pemerintah Antisipasi dengan Menanam Pohon & Perbaiki Lingkungan
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut bahwa saat ini dunia menuju pada neraka iklim. Hal ini juga pernah disampaikan langsung oleh Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
"Hati-hati tidak boleh lengah tantangan ke depan tidak mudah, saya kira bapak ibu semuanya sudah mendengar warning dari sekjen PBB bahwa dunia menuju pada neraka iklim, neraka iklim" kata Jokowi dalam acara Rakornas Pengendalian Inflasi di Istana, Jakarta, Jumat (14/6).
Jokowi menyebut, ancaman neraka iklim ini ditandai dengan tren gelombang panas yang telah memecahkan rekor. Misalnya di India suhu telah mencapai 50 derajat celsius.
"Kemudian di Myanmar 45,8 derajat celcius, panas sekali," tegasnya
Jika tidak diantisipasi, tren gelombang panas ini dapat mendorong inflasi. Ini karena kelangkaan bahan pangan akibat turunnya produksi.
merdeka.com
"Hati-hati masalah ini, FAO mengatakan bahwa jika didiamkan seperti sekarang ini nggak ada pergerakan apa-apa 2050 dunia akan mengalami kelaparan berat," bebernya.
FAO memperkirakan sebanyak 50 juta penduduk bumi akan kelaparan jika persoalan suhu panas tidak segera diantisipasi.
Kepala negara ini meminta seluruh kementerian/lembaga hingga pemerintah daerah untuk berkolaborasi dalam meningkatkan produktivitas pertanian dalam negeri.
"Ini harus direncanakan, diantisipasi sejak mulai sekarang, karena diperkirakan 50 juta petani akan kekurangan air. Nanti suhu panas larinya bisa ke inflasi, begitu stok tidak ada, produksi berkurang, artinya harga pasti akan naik otomatis, itu hukum pasarnya emang seperti itu," tandasnya.