Waspada, Lockdown Total di China Ganggu Kinerja Ekspor Indonesia
Sekarang ini, China sudah menerapkan kebijakan penguncian wilayah (lockdown) kembali karena kasus Covid-19 kembali meningkat. Kebijakan yang berlangsung selama 6 bulan ke depan dan bisa mengganggu rantai pasok.
Terkendalinya virus corona di dunia bukan berarti pandemi sudah berakhir. Meningkatkan kasus Covid-19 dalam beberapa waktu terakhir menunjukkan pandemi masih berlangsung.
"Walaupun sekarang masih ada 5.000-6.000 (kasus Covid-19), itu belum sepenuhnya hilang," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto di acara Kompas 100 CEO Forum 2022 di Istana Negara, Jakarta, Jumat (2/12).
-
Apa yang ditemukan di China selatan? Sebuah fosil buaya yang telah punah ditemukan dengan kondisi terpenggal di China selatan.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Apa yang ditemukan di China baru-baru ini? Spesies Baru Titanosaurus Ditemukan di China, Hidup di Zaman Kapur Ahli paleontologi di Tiongkok menemukan fragmen fosil dari genus dan spesies baru dinosaurus sauropoda titanosaurian yang hidup di Bumi selama periode Kapur.
-
Apa yang ditemukan di gurun pasir China yang membuat para ahli bingung? Para ahli telah mempersempit asal usul mumi misterius yang ditemukan di gurun pasir Tiongkok, dan hasilnya cukup mengejutkan.
-
Bagaimana pemerintah Cina mengatasi keberadaan rumah paku? Mengatasi hal tersebut, pemerintah Cina dan pengembang memilih memodifikasi desain konstruksi tanpa menggusur paksa rumah paku.
-
Bagaimana Pilkada 2020 diselenggarakan di tengah pandemi? Pemilihan ini dilakukan di tengah situasi pandemi COVID-19, sehingga dilaksanakan dengan berbagai protokol kesehatan untuk meminimalkan risiko penularan.
Sekarang ini, China sudah menerapkan kebijakan penguncian wilayah (lockdown) kembali karena kasus Covid-19 kembali meningkat. Kebijakan yang berlangsung selama 6 bulan ke depan dan bisa mengganggu rantai pasok.
"China menerapkan lockdown yang ketat dan ini dilakukan sampai pelabuhan sehingga terjadi disrupsi supply change," kata Airlangga.
Kondisi ini pun perlu diwaspadai Indonesia, sebab banyak komoditas unggulan Tanah Air yang tujuan utamanya di ekspor ke China. "Negara tujuan utama ekspor kita salah satunya China dan ini akan terganggu juga," kata doa.
Sebenarnya kebijakan yang dibuat Xi Jinping ini sudah tepat untuk mengendalikan penyebaran virus. Mengingat jumlah penduduk Republik Rakyat Tiongkok (RTT) ini sangat besar. Jika 5 persen penduduk China terpapar Covid-19, maka setidaknya ada 70 juta orang yang terinfeksi.
"Ini karena penduduk mereka besar. Kalau mereka 5 persen saja kena, itu lebih dari 70 juta. Angka itulah yang tidak mau muncul ke dunia," kata Airlangga.
Dampak Lain ke Masyarakat Dunia
Sehingga langkah yang diambil melakukan lockdown total. Hanya saja, kebijakan ini menimbulkan dampak lain bagi masyarakat dunia.
"Makanya mereka melakukan zero covid policy, tapi tentu kebijakan itu akan menimbulkan kesulitan bagi masyarakat," kata dia.
Mengetahui kondisi tersebut, sudah seharusnya Indonesia membuat strategi baru untuk bisnis ekspor. Komoditas Baja yang nilai ekspornya USD 20 miliar ini harus dicarikan negara tujuan baru. Sebab dari sebagian besar tujuan ekspornya China.
"Baja yang sudah mencapai di atas USD 20 miliar itu sepenuhnya negara tujuan ekspor terbesar hampir 40 persen itu ke China. Jadi kita harus berhati-hati ke sana," pungkasnya.
(mdk/idr)