CEK FAKTA: Hoaks CEO BioNTech Menolak Vaksin Covid-19
Merdeka.com - Kabar CEO BioNTech Ugur Sahin menolak vaksin Covid-19 beredar di media sosial. Penyebar kabar menyebutkan CEO Ugur Sahin menolak vaksin Covid-19 karena alasan keamanan.
"Dr Ugur Sahin CEO of BioNTech and inventor of the BIO N TECH Pfizer jab refuses to take the jab for safety reasons"
FacebookBerikut terjemahannya:
-
Siapa yang mengumumkan penemuan vaksin kanker? Presiden Vladimir Putin mengungkapkan bahwa mereka kini selangkah lebih dekat untuk penemuan vaksin kanker.
-
Kapan Bio Farma mulai meneliti vaksin? Pada 1902 lembaga tersebut mulai meneliti berbagai vaksin yang diperuntukkan bagi kesehatan masyarakat.
-
Apa itu vaksin HPV? Vaksin HPV merupakan vaksin untuk mencegah infeksi human papillomavirus (HPV). HPV adalah virus yang dapat menyebabkan kutil kelamin dan berbagai jenis kanker di organ kelamin dan reproduksi, seperti kanker serviks, kanker penis, kanker anus, dan kanker tenggorokan.
-
Bagaimana vaksin kanker ini bekerja? Putin menyatakan keyakinannya bahwa vaksin tersebut, bersama dengan obat imunomodulator generasi baru, akan segera menjadi bagian integral dari terapi individual yang efektif.
-
Siapa yang mengembangkan vaksin flu pertama? Para ilmuwan mulai mengisolasi virus flu pada tahun 1930-an, dan pada tahun 1940-an, Angkatan Darat AS membantu mensponsori pengembangan vaksin untuk melawan virus tersebut.AS menyetujui vaksin flu pertama untuk penggunaan militer pada tahun 1945 dan untuk penggunaan sipil pada tahun 1946.
-
Siapa yang terlibat dalam produksi vaksin dalam negeri? Salah satu proyek unggulannya adalah pengembangan Vaksin Merah Putih atau INAVAC yang bekerja sama dengan Universitas Airlangga (Unair).
"CEO BioNTech dan penemu vaksin BIO N TECH Pfizer Dr Ugur Sahin menolak mendapat vaksin Covid-19 karena alasan keamanan"
Penelusuran
Cek fakta menelusuri informasi tersebut. Hasilnya, CEO BioNTech sudah mendapat vaksin Covid-19.
Mengutip Reuters Fact Check berjudul "Fact Check-BioNTech CEO Ugur Sahin has been vaccinated against COVID-19" pada 7 Desember 2021, dijelaskan CEO BioNTech Dr Ugur Sahin sudah mendapat vaksin Covid-19, bahkan sudah mendapat vaskin booster sejak awal 2021.
"Ugur Sahin menerima vaksinasi pertamanya di awal tahun 2021 dan booster beberapa minggu yang lalu," kata Juru Bicara BioNTech.
Dr Ugur Sahin juga memberikan vaksin Covid-19 untuk semua karyawan perusahaan BioNTech, agar tidak terinfeksi virus dan tidak memperlambat kinerja karyawan. Dari penglihatannya, mereka tidak merasakan efek samping vaksin.
Kesimpulan
Kabar CEO BioNTech Dr Ugur Sahin menolak vaksin Covid-19 karena alasan keamanan adalah hoaks. Dr Ugur sudah mendapat vaksin dan vaksin booster pada awal 2021.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. (mdk/lia)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beredar klaim penerima vaksin Covid-19 mRNA akan meninggal dalam 3 atau 5 tahun
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaMenkes angkat bicara mengenai efek samping vaksin Covid-19 AstraZeneca
Baca SelengkapnyaBadan Pengawas Obat Eropa juga telah melarang peredaran vaksin ini.
Baca SelengkapnyaProduksi vaksin dalam negeri dianggap akan mampu mendorong ketahanan kesehatan nasional.
Baca SelengkapnyaViral di media sosial vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks bisa memicu kemandulan.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaJangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan.
Baca SelengkapnyaMengimbau kepada seluruh masyarakat untuk lebih berhati-hati
Baca SelengkapnyaBeberapa waktu terakhir terjadi lonjakan kasus Covid-19 yang cukup signifikan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaEpidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, ada kemungkinan kasus TTS dipicu vaksin AstraZeneca.
Baca SelengkapnyaPemerintah berupaya mencegah penyebaran Mpox dengan melakukan vaksinasi yang sudah disetujui WHO dan BPOM.
Baca Selengkapnya