Anak usia empat tahun di Gaza tewas akibat tembakan tank Israel
Merdeka.com - Tembakan dari tank Israel telah menewaskan seorang bocah berusia empat tahun di utara Jalur Gaza pada hari ini. Insiden itu merupakan korban tewas pertama sejak kedua pihak mulai meninjau gencatan tidak resmi.
"Anak itu tewas ketika sebuah tembakan menghantam sebuah rumah di sebelah timur Jabaliya di mana bentrokan baru-baru ini meletus antara pasukan Israel dan militan Hamas," kata Ashraf al-Qudra, juru bicara pelayanan darurat di Gaza, seperti dilansir stasiun televisi Al Arabiya, Senin (28/7).
Anak laki-laki itu bernama Samih Ijneid. Dia adalah orang pertama yang tewas di Gaza pada hari ini, meskipun tiga orang lainnya juga meninggal karena luka-luka mereka pada malam hari, kata Qudra.
-
Apa yang terjadi dengan anak di Gaza? Potret sedih seorang bocah Palestina saat kehabisan makanan di tempat distribusi bantuan, ramai jadi sorotan di media sosial. Ekspresi sedihnya ketika mengetahui jika dia tidak mendapat jatah makanan ramai disebut warganet sangat menyayat hati.
-
Di mana anak-anak di Gaza terbunuh? Korban jiwa massal dilaporkan terjadi setelah serangan terbaru oleh pasukan Israel di Rafah.
-
Siapa yang menghancurkan rumah warga Palestina? Pasukan penjajah Israel menghancurkan 17 rumah warga Palestina di Tepi Barat yang dijajah pada Rabu (26/6).
-
Dimana kejadian pembantaian satu keluarga oleh tentara Israel? 'Kami tinggal di Jalan Al-Nazaz di Al-Shuja'iya, Gaza timur, ketika sekitar pukul 10.00 pada Kamis kami kaget mendengar suara baku tembak dan ledakan.
-
Mengapa rumah warga Palestina dihancurkan? Di Yerikho, pembongkaran dilakukan atas dasar rumah-rumah tersebut dibangun tanpa izin dari Israel.
-
Siapa yang menjadi korban serangan di Palestina? Puluhan ribu warga Palestina telah menjadi korban, termasuk perempuan dan anak-anak sejak 7 Oktober 2023.
Kematian Samih meningkatkan jumlah korban tewas dari warga Palestina dalam operasi militer Israel di Gaza untuk menghancurkan roket dan terowongan lintas perbatasan yang dimulai pada tanggal 8 Juli lalu menjadi 1.036 orang.
Dewan Keamanan PBB hari ini telah menyerukan gencatan senjata kemanusiaan segera dan tanpa syarat di Gaza.
Dalam sidang darurat diselenggarakan pada Ahad malam di New York, dewan terdiri dari 15 anggota merilis sebuah pernyataan yang menyerukan gencatan senjata antara Hamas dan Israel.
Presiden Amerika Serikat Barack Obama, dalam sebuah percakapan telepon dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, kemarin menekankan perlunya untuk segera melakukan gencatan senjata kemanusiaan dan tanpa syarat di Gaza, kata Gedung Putih.
(mdk/ren)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ahmad Shabat, yang berusia 4 tahun, harus menderita karena kehilangan kedua orang tuanya dan kedua kakinya setelah terkena serangan Israel sebanyak dua kali.
Baca SelengkapnyaBocah laki-laki Palestina tewas di pelukan ibunda usai menjadi korban serangan tentara Israel.
Baca SelengkapnyaBocah 7 tahun asal Gaza tewas mengenaskan saat pergi ke toko roti untuk beli makanan keluarganya.
Baca SelengkapnyaDua bayi tersebut lahir pada Sabtu (10/8) di kota Deir al-Balah diberi nama Aysel dan Asser.
Baca SelengkapnyaTerekam Kamera, Israel Bom Sekolah di Gaza saat Anak-anak Sedang Main Sepak Bola
Baca SelengkapnyaSudah berapa banyak ibu yang kehilangan anak-anaknya dan sebaliknya. Salah satunya dialami oleh Alaa el-Qatrawi (33).
Baca SelengkapnyaAkibat serangan brutal tersebut, bayi berusia 18 bulan menjadi korban tewas dengan cara mengenaskan.
Baca SelengkapnyaInsiden penembakan warga sipil Palestina ini bukan pertama kali dilakukan pasukan penjajah Israel.
Baca SelengkapnyaPotret balita korban kekejaman israel sampai harus kehilangan tangan dan sebagian lidahnya.
Baca SelengkapnyaTentara Israel bunuh bayi berusia 8 bulan lewat serangan udara ke Khan Younis di Gaza.
Baca SelengkapnyaMiliter Israel tak memandang bulu dalam membunuh penduduk Gaza. Dari tua hingga bayi dihabisi oleh mereka.
Baca SelengkapnyaAnak-anak merupakan korban nomor satu dalam perang brutal Israel di Jalur Gaza.
Baca Selengkapnya