Eropa tak lagi anggap Hamas organisasi teroris
Merdeka.com - Berulang tahun ke-27 kemarin, bisa jadi ini kado paling menggembirakan bagi penguasa Jalur Gaza, Palestina, Hamas. Pengadilan tinggi Uni Eropa akhirnya menerima banding militan ini menuntut penghapusan nama mereka dari daftar kelompok teroris sejagat. Permintaan mereka diterima lantaran tak ada bukti kuat mereka melakukan tindak terorisme.
Hamas kini tak lagi dicap sebagai organisasi teror oleh Uni Eropa setelah hari ini, Rabu (17/12) seperti dilaporkan situs ynetnews.com. Penantian empat tahun atas keputusan ini akhirnya tak sia-sia.
Pengadilan tinggi menyebutkan penudingan Hamas sebagai teroris tidak sesuai dengan prosedur ditetapkan oleh Uni Eropa. Para penuding yakni Israel dan Amerika Serikat juga tak mampu menggelar sejumlah bukti-bukti yang mengarah pada penyebaran ketakutan yang dilakukan Hamas.
-
Apa itu Hamas? Hamas merupakan sebuah organisasi yang kerap menjadi perhatian dalam konflik antara Israel dan Palestina. Gerakan yang berlandaskan nasionalisme dan agama ini memadukan dakwah Islam dengan metode perjuangan bersenjata.
-
Dimana Hamas bermarkas? Jalur Gaza menjadi pusat operasi Hamas karena statusnya sebagai otoritas de facto di wilayah itu sejak Israel menarik diri pada tahun 2005.
-
Mengapa Hamas terbentuk di Palestina? Pada saat itu tujuan Hamas adalah untuk melawan Jihad Islam Palestina (PIJ), organisasi lain yang komitmennya melawan Israel dengan kekerasan mengancam akan menarik dukungan Palestina dari Ikhwanul Muslimin.
-
Dimana Hamas berpusat di Palestina? Hamas adalah kelompok politik dan militan Palestina yang beroperasi di Jalur Gaza.
-
Mengapa Hamas memperingatkan Israel? Hamas sebelumnya memperingatkan serangan Israel di Rafah bisa membatalkan negosiasi pembebasan sandera di Gaza.
-
Bagaimana Hamas masih bisa bertahan? 'Terlepas dari serangan militer tentara Israel di seluruh Jalur Gaza, Hamas dan Jihad Islam tidak akan dikalahkan oleh aksi militer, dan para sandera tidak akan kembali di bawah tekanan militer tanpa adanya kesepakatan politik,' ujar Yatom, seperti dilansir MIddle East Monitor, Selasa (4/6).
Meski demikian Israel dan Uni Eropa sepakat mengatakan ketetapan ini tidak berefek pada posisi Hamas sebagai teroris di mata keduanya. Pengadilan masih memberikan waktu 10 bulan mencari bukti-bukti baru yang bisa memberatkan penguasa Gaza itu.
Namun banyak pihak enggan menyajikan materi intelijen rahasia ke pengadilan lantaran ada kekhawatiran informasi ini malah bakal jatuh ke tangan Hamas. Pihak Israel dan Eropa masih mengandalkan bahan tingkat rendah dan membangun dokumen melawan Hamas. "Kami harus menemukan bukti lebih solid," ujar juru bicara Uni Eropa tidak disebutkan namanya.
Sementara ketua partai buruh Isaaz Herzog mengatakan ini keputusan salah. Sementara mantan Menteri Kehakiman Israel Tzipi Livni mengakui Negeri Bintang Daud itu tak cukup kuat melawan Hamas secara langsung namun lebih ke operasi perencanaan.
Israel dan Amerika Serikat memasukkan nama Hamas sebagai teroris pada 2003 setelah serangkaian bom bunuh diri dilancarkan militan itu sepanjang intifada kedua. Empat tahun lalu Hamas mengajukan banding atas cap teroris lantaran mereka pemerintahan sah terpilih di Gaza. Hamas juga menyebut Barat tidak memahami prinsip non-intervensi dalam urusan internal bangsa.
(mdk/din)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pejabat tinggi Israel Akui Mustahil Lenyapkan Hamas, Bertentangan dengan Keinginan Netanyahu
Baca SelengkapnyaHamas menyebut berita itu hoaks dan menyebut New York Times sebagai biang kerok menyebarnya berita palsu tersebut.
Baca SelengkapnyaPresiden Turki, Recep Tayyip Erdogan kembali mengutuk Israel atas serangan brutalnya di Jalur Gaza, Palestina.
Baca SelengkapnyaHamas dan Jihad Islam Tolak Usulan Mesir Soal Gaza Demi Imbalan Gencatan Senjata Permanen
Baca SelengkapnyaMiliter Israel Akhirnya Akui Hamas Tak Bisa Dikalahkan, Alasannya Bukan Soal Kemampuan Perang
Baca SelengkapnyaAS Akhirnya Akui Hamas Tak Bisa Dihancurkan, Ini Alasannya
Baca Selengkapnya62 persen publik Israel tak yakin militer mereka bisa kalahkan Hamas.
Baca SelengkapnyaPernyataan ini disampaikan menjelang pertemuan menteri luar negeri Uni Eropa bersama perwakilan Israel, Otoritas Palestina, dan negara-negara Arab.
Baca SelengkapnyaIsrael mengebom Rumah Sakit Baptis Al-Ahli di Jalur Gaza pada Selasa (17/10) malam, menewaskan lebih dari 500 orang.
Baca SelengkapnyaSurvei diselenggarakan Palestinian Center for Policy and Survey Research (PCPSR) di Tepi Barat.
Baca SelengkapnyaSaudi Hapus Nama Palestina di Buku-Buku Sekolah, Citra Israel Justru Makin Bagus
Baca SelengkapnyaSementara itu, warga Israel dianggap sebagai teroris oleh sebagian besar dunia.
Baca Selengkapnya